Jumat, 06 Januari 2023 15:33 WIB

Terapi Menggambar Menurunkan Depresi pada Lansia

Responsive image
1653
Rizky Fajar Bahtiar, Amd. Kep. - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Pada kehidupan manusia umumnya suatu kondisi menua akan terjadi pada seluruh mnusia. Pross menua ini merpakan proses sepajang hidup tiak hanya dimlai pada satu wktu tertentu, tetapi dimlai sejak permulaan kehidupan (Dewi, 2014). Proses menua merupakan suatu kejadian yang alami sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan kondisi dan disertai keadaan sosial. Keadaan tersebut bisa terjadi dan menyebabkan penurunan suatu keadaan tubuh dan pola berfikir pada lanjut usia (Thong, 2011).

Usia harapan hidup yang meningkat berdampak pada jumlah lansia. Di Indonesia jumlah lansia mengalami peningkatan mencpai 20,24 juta jiwa, diasumsikan menjadi 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar dari jumlah laki-laki, yakni 10,77 juta lansia perempuan sedngkan 9,47 juta lansia laki-laki (BPS, 2015). Prevalensi yang terjadi depresi berumur lebih dari 65 tahun adalah 40% dari komuntas umum, 25% pada pasien dokter umum, dan juga dari 35% di perumahan (Davies & Craig, 2009).

Menurut Hawari, (2013) depresi merupakan sekumpulan gejala mental berdampak stresor psikososial yang berkaitan dengan hilangnya pekerjaan dan kedudukan. Bekerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu hal tidak menyenangkan dapat menimbulkan depresi, cemas dan perasaan tertekan. Individu menjadi orang yang sangat sensitif dan subyektif, sehingga kurang persiapan dalam menghadapi kegiatan saat pensiun. Dampak yang sering muncul pada masa pensiun adalah sebagai akibat ketidak siapan seseorang menghadapi pensiun, misalnya adanya gangguan psikologis dan ketidaksehatan dalam bentuk kecemasan, stres, bahkan mungkin depresi. Depresi merupakan keadaan masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi pada lansia (Kurniasari, 2014). masalah kesehatan kesehatan fisik yang terkait dengan penuaan menyebabkan depresi pada lansia ysng terkait oleh faktor psikologis, sifat kepribadian serta pengalaman hidup yang penuh tekanan (Fitri, 2011).

Adapun berbagai faktor yang menyebabkan lansia mengalami dapresi yakni usia, jenis kelamin, status perkawnan, pekerjaan, dan fungsi kognitif (Kurniasari, 2014). Apabila penanganan depresi terlalu lama diabaikan dapat menyebabkan dampak yang berkelanjutan, sehingga membuat kualitas hidup yang buruk, susah untuk berinteraksi dan menunda dalam terapi serta penyebab lainnya merupakan akibat dari depresi yang tidak tertangani (Blazer, 2009). Penyakit medis sering menyebabkan depresi tidak terdeteksi pada lansia, gejala nyata yang ditunjukkan pada lansia hanya 13,5%.

Di negara berkembang depresi pada lansia meningkat sebesar 15,9%, dan diperkirakan kejadian teesebut akan terus meningkat (Marchira, 2007). Adapun cara yang pengarahan untuk penanganan depresi yaitu pengobatan antidepresan, penyembuhan kognitif, perilaku, dan psikoterapi interpersonal. Tindakan ini terbukti efektif dalam menangani depresi. The American Art Therapy Association menyatakan bahwa penlitian menggunakan terapi seni sebagai proses penyembuhn dengan cara mengekspresikan diri dan merefleksikn diri.

Menggambar adalah salah satu jenis terapi yang sering diterapkan. Terapi seni menggambar merupakan terapi seni yang paling umum untuk melakukan asesmen dan treatmen. Karena terapi seni menggambar merupakan terapi komplementer yang sering diterpkan untuk menangani depresi dan menurunkan stres (Khaira, 2016). Terapi seni yang menggunakan media menggambar dapat mengurangi dampak kecemasan, depresi, serta perasaan tertekan atau stres pada lansia karena mereka mampu mengekspresikan perasaan negatifnya melalui menggambar.

Hal ini membuat lnasia mampu berfikir secara positif serta kulitas hidupnya menjadi lebih baik dibandingkan sebelum pemberian terapi (Gussak, 2009). Menggambar mampu memperbaiki mood karena orang dapat bermain garis dan bentuk lain. Kreatifitas dalam menggambar berperan dalam penyembuhan karena adanya proses mengekspresikan diri sehingga dapat menimbulkan efek terapeutik. Menggmbar juga terbukti dapat meningkatkan konsep diri. Konsep diri yang negatif akan menyebabkan depresi dan sebaliknya konsep diri yang positif maka peluang menderita depresi akan berkurang (Hidayah, 2014).

Terapi seni menggambar pada penelitian yang di lakukan yaitu akan dilakukan 6 sesi dalam waktu 2 minggu, sepekan terdapat 3 sesi dengan pengarahan waktu selama 60 menit setiap sesinya. Menggambar termsuk dalam terapi seni yang dalam prakteknya melibatkan proses dan hasil dari pembuatan gambar hingga adanya proses penyembuhan. Proses penyembuhan ini terjadi karena adanya hubungan antara terapis, lansia dengan gambar yang dibuatnya , kemudian lansia menggambar dan menceritakan apa yang digambarnya.

 

Referensi :

Aizah, S., & Wati, S. E. (2014). Upaya Menurunkan Tingkat Stress dengan Aktifitas Mewarnai Gambar. Ejornal Kedokteran Universitas Airlangga, 25(1), 6-10.

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chairani, Z. (2013). Efektivitas terapi menggambar untuk meningkatkan kebermaknaan hidup warga binaan di Panti Wredha Yayasan Pelkris Semarang. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Hawari. (2011). Psikiatri Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI