Jumat, 06 Januari 2023 12:11 WIB

Benarkah Penyandang Diabetes Harus Berhati-hati dengan Kaki Mereka?

Responsive image
880
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pada tahun 2014, sekitar 422 juta orang dengan usia lebih dari 18 tahun telah menderita DM, dimana prevalensi tertingginya diduduki oleh negara bagian Asia Tenggara dan Pasifik Barat. International Diabetes Federation (IDF) mengestimasikan bahwa Indonesia akan mengalami peningkatan dalam jumlah penyandang DM sebesar 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2007, prevalensi nasional DM di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun mencapai 5,7%. Hal ini membuat Indonesia menempati peringkat kelima dalam jumlah penyandang DM terbanyak di dunia.

Komplikasi akut dapat berupa krisis hiperglikemia dan hipoglikemia, komplikasi kronik meliputi makroangiopati, mikroangiopati, dan neuropati. Salah satu contoh dari komplikasi kronik adalah kaki diabetes, dimana proses terjadinya kaki diabetes diawali oleh angiopati, neuropati, dan infeksi. Kaki diabetes sering berakhir dengan kecacatan dan bahkan kematian.

Kaki diabetes adalah suatu komplikasi kronik DM yang proses terjadinya diawali oleh angiopati, neuropati, dan infeksi. Penyandang DM yang menderita kaki diabetes biasanya adalah penyandang DM yang sudah lebih dari 10 tahun, laki-laki, kontrol gula darah buruk, memiliki komplikasi kardiovaskular, retina, dan ginjal.

Masalah kaki diabetes ini disebabkan oleh komplikasi dari penyakit diabetes itu sendiri, dimana penyebab yang paling umum diketahui adalah akibat neuropati dan juga gangguan vaskular perifer. Neuropati baik berupa neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, hal tersebut kemudian menyebabkan perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi juga menyebabkan infeksi mudah mernyebar menjadi infeksi yang lebih luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes.

Penyandang diabetes harus waspada dan berhati-hati dengan kaki mereka, hal ini disebabkan karena sirkulasi darah di tungkai dan kaki dapat menjadi buruk dan menyebabkan :

1.      Jaringan syaraf di kaki rusak, sensasi rasa sakit berkurang sehingga kaki dapat terluka tanpa penyandang menyadarinya.

2.      Nutrisi ke jaringan kaki berkurang sehingga luka sulit sembuh.

Penyandang diabetes yang lebih sering berisiko untuk menjadi masalah kaki :

1.      Usia lebih dari 40 tahun,

2.      Menggunakan beberapa bentuk tembakau (merokok atau tembakau kunyah),

3.      Mengalami penurunan sensasi dan aliran darah ke tungkai dan telapak kaki,

4.      Cacat anatomis,

5.      Riwayat ulkus kaki, dan

6.      Amputasi sebelumnya

Luka kecil yang tersembunyi di bawah kaki dapat cepat berkembang menjadi luka besar yang parah. luka dan infeksi yang terlanjur parah dapat menyebabkan dilakukan amputasi kaki.

Terdapat 2 (dua) potensi ancaman untuk kaki penyandang diabetes yang dapat menyebabkan amputasi kaki :

1.      Kerusakan saraf (neuropati diabetik).

Ketika jaringan saraf di kaki rusak, sensasi rasa sakit menjadi berkurang. Itu sebabnya, kaki dapat terluka atau terpotong tanpa penyandang menyadarinya.

2.      Mengurangi aliran darah.

Diabetes juga dapat mempersempit pembuluh arteri, sehingga dapat mengurangi aliran darah ke kaki. Dengan kurangnya darah untuk memberi nutrisi pada jaringan kaki, maka luka menjadi sulit untuk disembuhkan.

Pemeriksaan dan perawatan kaki pada penyandang kaki Diabetes Mellitus bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. Pemeriksaan tersebut sangatlah penting karena untuk mencegah kerusakan syaraf kaki yang bisa mengakibatkan kaki penyandang tidak bisa merasakan nyeri sama sekali. Bagian yang diperiksa adalah pungggung kaki, telapak kaki, sisi-sisi kaki, dan sela-sela jari.

Selain pemeriksaan dan perawatan kaki, penyandang diabetes juga dapat melakukan kegiatan olahraga untuk mencegah komplikasi penyakit diabetes.

Salah satu olahraga yang penting dan bisa dilakukan penyandang diabetes adalah senam kaki. Apa manfaat senam kaki bagi penyandang diabetes? Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).

Dan, bagaimana cara melakukannya?

1.      Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk, dan tidur.

2.      Senam kaki dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki.

3.      Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat memutar keluar atau kedalam. Selain itu gerakan mencengkram dan meluruskan jari-jari kaki juga menjadi bagian dari senam kaki diabetes.

Latihan senam kaki diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan senam kaki diabetes.

Ayo periksa, rawat kaki, dan olahraga untuk mencegah komplikasi penyakit diabetes!

 

Referensi :

Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB Perkeni.

Kemenkes RI. 2014. Infodatin Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Sudoyo A. W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.

Kartika RW. 2017. Pengelolaan Gangren Kaki Diabetik. CDK-248. 2017; 44(1).

https://p2ptm.kemkes.go.id/