Kamis, 05 Januari 2023 14:23 WIB

Menurunkan Stress Keluarga yang Merawat Pasien Gangguan Jiwa dengan Relaksasi Otot Progresif

Responsive image
496
Ns. Frediana Pegia Hartanti, S.Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Gangguan jiwa adalah penyakit yang tidak menular yang menimbulkan masalah di masyarakat,  baik di dunia maupun di Indonesia. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia tiap tahun meningkat. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Gangguan jiwa dapat terjadi tanpa mengenal usia, karena tingkat stress yang berlebihan akibat dari sesuatu yang menggangu fisik dan psikis. Gangguan jiwa umumnya mengalami gangguan psikologis sebagai keluhan utama, sehingga berdampak terganggunya kebutuhan fisiologis (Kusumawati & Hartono, 2010). Penyebab gangguan jiwa merupakan proses interaksi yang kompleks antara faktor organo-biologik, psikoedukatif, dan sosiokultural. Faktor organobiologik merupakan keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan individu, seperti kelainan gen, kurang gizi, dan penyakit, sehingga dapat memengaruhi seluruh aspek tingkah laku mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stres. Faktor psikoedukatif meliputi aspek psikologis dan pendidikan seperti adanya trauma psikis pada masa kanak-kanak atau pola asuh yang salah. Faktor sosiokultural merupakan keadaan obyektif dari masyarakat yang berupa tuntutan sehingga menimbulkan tekanan pada individu (Bahar & Syaify, 2013).

Hasil penelitian Andriani, Mubin, dan PH (2012) menunjukkan mayoritas keluarga yang memiliki anggota keluarga gangguan jiwa mengalami tingkat stres sedang sebesar 66,7%. Cara untuk menunjang penyembuhan pasien gangguan jiwa, yaitu dengan mengurangi stres dan menambah kemampuan keluarga untuk menghindari dampak negatif stres dengan relaksasi otot progresif (Ramdhani & Putra, 2008).  Relaksasi Otot progresif adalah suatu metode relaksasi yang paling sederhana dan mudah dipelajari dengan menegangkan dan merilekskan otot-otot tubuh (Richmond, 2013). Pada keluarga pasien gangguan jiwa yang mengalami stres dapat ditemukan satu atau lebih diagnosis keperawatan yang berkaitan dengan stres sehingga perlu intervensi yang berupa intervensi keperawatan generalis ataupun spesialis yang ditujukan untuk pasien sebagai individu, keluarga, dan kelompok (Stuart, 2009).  Hasil penelitian Hikmawati, Mubin, dan PH (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh hipnotis lima jari terhadap tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga gangguan jiwa sebesar 60%. Gambaran tingkat stres yang dialami keluarga karena memikirkan bahwa pasien gangguan jiwa tidak ada perubahan, dan selalu ketergantungan dengan obat sehingga banyak dari keluarga yang merawat pasien gangguan jiwa mengalami gangguan tidur dan merasakan otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang.

Hamarno, Nurachmah, dan Widyastuti (2010) yang menyatakan bahwa terapi relaksasi otot progresif secara bermakna mampu menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik. Chen, et al. (2009) menyatakan bahwa latihan relaksasi otot progresif secara rutin mampu menurunkan berbagai situasi stres. Shinde, Shinde, Khatri, dan Hande (2013) menyatakan bahwa latihan relaksasi otot progresif mampu mengurangi efek psikologis seperti stres dan ketegangan mental. Wilk dan Turkoski (2012) menyatakan bahwa latihan relaksasi otot progresif mampu menurunkan tingkat stres, tekanan darah, dan denyut jantung pada pasien rehabilitasi jantung. Supriati, Keliat, dan Nuraini (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan terapi relaksasi otot progresif yang dilakukan selama 4 hari pada pasien gangguan fisik menunjukkan ada penurunan tingkat ansietas setelah pemberian terapi relaksasi otot progresif. Hashim dan Hanafi (2011) menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif menginduksi respons suasana hati dalam mengatasi kebingungan, depresi, dan kelelahan. Oktavianis (2010) menyatakan bahwa relaksasi otot progresif juga dapat menurunkan tingkat stres biologis pada pengasuh lanjut usia.

 

Referensi:

Bahar, A., & Syaify, A. (2013). Sehat & Bugar selama berhaji. Depok: Penebar Swadaya.

Kusumawati, Farad, Hartono, Y. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Hikmawati, R., Mubin, F., & PH, L. (2013). Pengaruh pemberian hipnotis 5 jari terhadap tingkat stress pada keluarga dalam merawat anggota keluarga gangguan jiwa berat di RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Skripsi,. STIKes Kendal, Jawa Tengah.

Ramdhani, N & Putra, A.A. (2009). Pengembangan Multimedia Relaksasi. Jurnal Psikologi Vol. 34 No. 2. Diakses 10 Mei 2022. https://www.pzikologizone.com/langkah-langkah-relaksasi-otot-progresif

Wilk, C., & Turkoski, B. (2012). Progressive muscle relaxation in cardiac rehabilitation: A pilot study. Rehabilitation Nursing, 26 (6), 238–242.