Kamis, 05 Januari 2023 09:20 WIB

Haemarthrosis, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Responsive image
3476
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sendi merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghubung antara dua tulang atau lebih untuk memungkinkan gerakan. Di antara tulang-tulang tersebut, terdapat cairan yang bekerja untuk melumasi sendi-sendi tubuh sehingga mudah bergerak. Cairan ini disebut cairan sinovial. Sendi juga membantu manusia dapat menggerakkan tubuhnya untuk melakukan berbagai aktivitas. Sendi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia sehingga ketika muncul masalah pada persendian akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman. Lutut, siku, pergelangan tangan, dan kaki merupakan bagian tubuh yang cukup sering mengalami nyeri sendi. Namun, nyeri sendi yang terjadi berulang bukanlah hal yang wajar sebab kondisi ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada persendian. Salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan nyeri pada persendian adalah haemarthrosis, yaitu perdarahan di dalam rongga sendi. Haemarthrosis paling sering terjadi pada sendi sinovial, yaitu : lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul, bahu, dan pergelangan tangan. Perdarahan sendi ini dapat terjadi ketika mengalami cedera, tetapi juga dapat terjadi akibat komplikasi dari hemofilia. Tidak seperti cairan sinovial, darah yang masuk ke dalam sendi dapat menyebabkan kerusakan sendi. Bersama dengan darah, lemak juga dapat masuk ke dalam sendi. Kondisi ini disebut lipohemarthrosis. Haemarthrosis menyebabkan rasa sakit yang parah dan pembengkakan pada sendi, bahkan menyebabkan kelainan bentuk.

Penyebab Haemarthrosis

Haemarthrosis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Penyebabnya dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu :

1.      Hemarthrosis akibat cedera.

Penyebab utama dari haemarthrosis adalah cedera, baik ringan maupun berat. Cedera dapat menyebabkan haemarthrosis pada satu sendi atau lebih.

Cedera pada sendi yang dapat menyebabkan haemarthrosis antara lain robekan ligamen, regangan otot, dan keseleo.

2.      Haemarthrosis akibat kondisi selain cedera.

Ada beberapa kondisi selain cedera yang dapat menyebabkan haemarthrosis, yaitu :

a.      Gangguan darah, seperti hemophilia.

b.      Obat pengencer darah.

c.      Defisiensi vitamin C parah (skorbut).

d.      Infeksi

e.      Peradangan pada sendi (osteoarthritis).

f.       Kanker

g.      Komplikasi tindakan operasi, seperti artroskopi.

Gejala Haemarthrosis

Gejala haemarthrosis dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Jika jumlah darah yang masuk ke dalam banyak, dapat muncul gejala berat pada sendi, seperti :

1.      Pembengkakan yang teraba hangat

2.      Nyeri

3.      Kemerahan

4.      Memar

5.      Kaku

Selain gejala di atas, penderita juga dapat mengalami keterbatasan gerak.

Pemeriksaan Haemarthrosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada area yang mengalami keluhan. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan menggerakkan sendi di area tersebut untuk mengukur kemampuan pasien dalam bergerak. Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti :

1.      Foto Rontgen, untuk mendeteksi adanya kerusakan di sendi.

2.      MRI atau CT scan, untuk melihat lebih jelas kondisi sendi, tendon, dan otot, serta mendeteksi adanya kelainan di sendi.

3.      Tes darah, untuk memeriksa fungsi pembekuan darah.

4.      Pemeriksaan sampel cairan sendi (arthrocentesis), untuk mendeteksi penyebab peradangan sendi.

Penanganan Haemarthrosis

Penanganan haemarthrosis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi yang dialami pasien. Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala, menghilangkan darah dalam sendi, serta mencegah perdarahan yang lebih banyak pada sendi.

1.      Perawatan di rumah

Dengan metode Rest, Ice, Compression, dan Elevation (RICE). Langkahnya adalah sebagai berikut :

a.      Rest : mengistirahatkan sendi yang bermasalah (rest).

b.      Ice : mengompres dingin area sendi yang bermasalah selama 15 - 20 menit setiap 2 - 3 jam.

c.      Compression : membebat area sendi yang bermasalah dengan perban elastis, tetapi jangan terlalu ketat.

d.      Elevation : memposisikan area sendi yang bermasalah lebih tinggi daripada dada ketika berbaring.

2.      Obat-obatan

Pasien yang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah (antikoagulan) dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi obat tersebut. Pasien bisa diberikan obat anti nyeri dan anti radang.

3.      Tindakan medik

Jika haemarthrosis menimbulkan gejala yang parah, dokter dapat melakukan beberapa metode pengobatan lain, yaitu :

a.      Arthrocentesis, untuk menyedot darah dan cairan yang berlebihan di dalam sendi.

b.      Operasi sinovektomi, untuk mengangkat lapisan sendi yang mengalami peradangan.

c.      Pemberian suntikan faktor VIII, untuk menghentikan perdarahan pada pasien yang menderita hemofilia.

d.      Terapi fisik (fisioterapi), untuk melatih fungsi pergerakan pada sendi setelah pasien menjalani pengobatan.

Pencegahan Haemarthrosis

Haemarthrosis dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut ini :

1.      Meningkatkan kekuatan sendi dan area sekitarnya dengan olahraga teratur.

2.      Menjaga berat badan agar tetap ideal.

3.      Mencukupi asupan kalsium dan vitamin D untuk menjaga tulang dan sendi.

4.      Berhati-hati dalam beraktivitas fisik dan berkendara agar terhindar dari cedera dan kecelakaan.

5.      Sedangkan pada penderita hemofilia, haemarthrosis dapat dicegah dengan melakukan kontrol rutin dan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter.

 

Referensi :

Djajadiman Gatot. 2020. Hemartrosis pada Hemofilia. Jurnal Kedokteran Universitas Mataram.

Potpally, N., et al. 2021. A Review of Current Management of Knee Hemarthrosis in the Non-Hemophilic Population. Cartilage, 13(1), pp. 116S-121S.

Ravi, B., et al. 2019. Recurrent Hemarthrosis After Total Knee Arthroplasty : Evaluation and Treatment. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 27(17), pp. 652-8.

National Institutes of Health. 2021. National Library of Medicine. Hemarthrosis.

Verywell Health. 2021. Overview of Hemarthrosis.

WebMD. 2021. What is the RICE Method for Injuries?