Rabu, 04 Januari 2023 11:35 WIB

Pentingnya Dukungan Keluarga untuk Kontrol Berobat pada Pasien Skizofrenia

Responsive image
1636
Febria Savitry Arum Melati, S.Kep., Ns - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa psikotik dan dapat menetap seumur hidup. Skizofrenia secara biologis bisa disebabkan karena alasan genetik, hal tersebut dipicu oleh kemunculan virus atau infeksi selama masa kehamilan yang mengganggu perkembangan otak janin, menurunnya autoimun, dan komplikasi pada kandungan. Hal yang menyedihkan, pada kondisi saat ini dukungan masyarakat untuk pasien Skizofrenia sangatlah kurang, terlebih stigma negatif yang ditunjukkan masyarakat membuat penderitanya menjadi makhluk yang asing.

Dukungan masyarakat sangatlah penting terhadap pengobatan dan kesembuhan pada pasien gangguan jiwa. Jika masyarakat tidak menunjukkan dukungan pada penderitanya, maka tidak ada pula dukungan sosial pada penderita untuk dapat berperan sesuai harapan lingkungannya. Sehingga banyak kejadian, pasien yang dinyatakan sembuh dan mampu kembali ke lingkungannya, namun dirawat kembali dengan alasan perilakunya tidak dapat diterima keluarga dan lingkungannya. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pandangan masyarakat yang tidak menguntungkan terhadap gangguan jiwa, takut, tidak peduli, tidak mau mengerti bahkan mengasingkan penderita. Padahal kurangnya dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan pada pasien dengan gangguan jiwa.

Keteraturan berobat merupakan perilaku yang mendukung untuk menyelesaikan pengobatan sesuai dengan jadwal dan waktu yang tepat. Dampak dari ketidakteraturan pengobatan mengakibatkan masalah baru pada pasien skizofrenia, yaitu pasien lebih mudah jatuh ke dalam kondisi kekambuhan fase psikosis yang lebih buruk, keluar masuk rumah sakit secara berulang, serta peningkatan beban sosial dan ekonomi bagi keluarga. Dampak skizofrenia bagi pasien adalah kurang semangat, suka mengasingkan diri dari lingkungan, berkata tidak wajar (kotor), mengamuk, serta berpotensi untuk bunuh diri.

Penyebab utama kekambuhan pada pasien Skiozofrenia adalah kepatuhan kontrol ke dokter. Manfaat kepatuhan kontrol adalah untuk mengukur, mengetahui perkembangan kesehatan dan melanjutkan terapi pengobatan. Sehingga pengobatan harus terus dilanjukan untuk mendapatkan evaluasi dari hasil pengobatan. Dukungan keluarga untuk patuh terhadap kontrol sangatlah penting. Keluarga merupakan orang terdekat dengan penderita, sehingga peran keluarga untuk menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita sangat diperlukan. Dukungan keluarga meliputi sikap dan tindakan keluarga terhadap anggotanya untuk memberikan arahan yang positif/baik, anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu bersedia memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Dukungan instrumental keluarga diperlukan dalam kepatuhan pengobatan kontrol pasien gangguan jiwa, meliputi:

1.    Keluarga mampu membiayai pengobatan

2.    Keluarga mampu mengantar kontrol berobat ke Rumah Sakit Jiwa sesuai waktu yang ditentukan

3.    Keluarga mampu menyiapkan dan membantu minum obat pada pasien bila telah tiba waktunya

4.  Keluarga mampu menyiapkan dokumen atau kebutuhan administrasi yang diperlukan untuk kontrol berobat

Sesuai dengan penelitian Friedmann (2010), bahwa dukungan keluarga maupun masyarakat pada pasien dengan gangguan jiwa adalah mampu membuat pasien merasa dicintai dan dihargai. Dibuktikan dengan adanya dukungan pengobatan oleh keluarga, membuktikan bahwa keluarga mampu berupaya untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dengan gangguan jiwa agar lebih semangat dalam menjalani pengobatannya.

 

Referensi:

Ernia, N., Indriastuti, D., & Risnawati, R. (2020). Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Jurnal Ilmiah Karya Kesehatan, 1(1), 01-07.

Giena, V. P., Sari, A. F., & Effendi, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Jarak Tempat Tinggal Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Khusus Jiwa (Rskj) Soeprapto Provinsi Bengkulu Tahun 2018. Chmk Nursing Scientific Journal, 3(2), 69-79.

Gusdiansyah, E. (2018). Hubungan Perilaku Keluarga Dengan Keteraturan Berobat Klien Skizofrenia di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. JIK (JURNAL ILMU KESEHATAN), 2(2), 1-10.

Saputra, B. B. W., Kandar, K., & Melin, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Kontrol Ulang pada Pasien Skizofrenia Paranoid. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa, 1(1), 21-26.