Jumat, 23 Desember 2022 16:06 WIB

Mengenal Bronchiektasis

Responsive image
6133
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Bronkiektasis adalah kerusakan dan pelebaran permanen pada bronkus dan saluran pernapasan. Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir di dalam paru-paru. Gejala yang paling sering muncul adalah batuk berdahak terus-menerus dan sesak napas.

Sistem pernapasan memiliki mekanisme perlindungan untuk menangkap bakteri dari udara yang kita hirup dengan memproduksi mukus atau lendir. Normalnya, mukus ini akan dialirkan keluar dari saluran pernapasan dan paru-paru. Namun, pada penderita bronkiektasis, kerusakan yang terjadi menyebabkan fungsi tersebut tidak berjalan baik sehingga lendir menumpuk di dalam paru-paru.

Gejala Bronkiektasis

Gejala bronkiektasis sering kali baru muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah penderita mengalami infeksi saluran pernapasan yang kambuhan. Gejala yang paling sering muncul adalah :

1.      Batuk disertai dahak berwarna bening, kuning pucat, atau kuning kehijauan, yang terjadi setiap hari.

2.      Batuk berdarah

3.      Infeksi saluran pernapasan yang kambuhan.

4.      Sesak napas

5.      Mengi atau bengek.

6.      Nyeri dada

7.      Berat badan turun.

8.      Perubahan bentuk pada ujung kuku jari (clubbing fingers).

Penyebab Bronkiektasis

Bronkiektasis disebabkan oleh kerusakan dinding bronkus dan saluran pernapasan. Terkadang, tidak diketahui apa yang menyebabkan kerusakan ini. Namun, pada sebagian besar kasus, kerusakan bronkus dipicu oleh sejumlah kondisi berikut :

1.      Pneumonia atau paru basah

2.      TBC (Tuberkulosis)

3.      Batuk rejan

4.      Cystic fibrosis

5.      Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis

6.      Primary Ciliary Dyskinesia (kelainan pada silia yaitu rambut-rambut halus di saluran pernapasan)

7.      Kekebalan tubuh lemah, misalnya akibat HIV

8.      Aspirasi

9.      Penyakit paru obstruktif kronis

10.   Penyakit autoimun

11.   Gangguan perkembangan paru sejak di dalam kandungan

12.   Gangguan jaringan ikat, seperti Crohn’s disease, sindrom Sjögren, rheumatoid arthritis.

13.   Penyumbatan saluran pernapasan, misalnya akibat tumor

14.   Campak

Kapan Harus ke Dokter

Periksakan ke dokter bila Anda mengalami batuk berdahak yang terus-menerus dan disertai gejala yang telah disebutkan di atas. Anda juga dianjurkan untuk segera ke dokter bila keluhan semakin memburuk dan menunjukkan gejala berupa :

1.      Batuk berdahak makin parah, disertai dahak kehijauan dan bau tidak sedap.

2.      Nyeri dada parah yang menyebabkan sakit saat batuk dan sulit bernapas.

3.      Tubuh terasa sangat lelah.

4.      Kulit dan bibir kebiruan.

5.      Napas terlalu cepat.

6.      Demam

7.      Pemeriksaan Bronkiektasis

Pada awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan gejala yang dialami oleh pasien, misalnya seberapa sering batuk dan apakah batuk disertai dahak. Dokter juga akan menanyakan obat yang sedang dikonsumsi dan apakah ada penyakit lain yang sedang atau pernah diderita.

Selanjutnya, dokter akan mendengarkan suara di paru pasien menggunakan stetoskop. Suara napas yang dihasilkan oleh saluran pernapasan penderita bronkiektasis biasanya tidak normal.

Guna mengetahui penyebab bronkiektasis dan menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi :

1.      Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi kemungkinan infeksi.

2.      Pemeriksaan dahak, untuk mengetahui ada tidaknya bakteri atau jamur dalam dahak.

3.      Pemeriksaan fungsi paru, menggunakan spirometri.

4.      Pemeriksaan skrining autoimun, untuk memastikan apakah bronkiektasis disebabkan oleh penyakit autoimun.

5.      Pemeriksaan sampel keringat, untuk mengetahui kemungkinanan bronkiektasis disebabkan oleh cystic fibrosis.

6.      Rontgen atau CT scan pada paru, untuk melihat kondisi paru dan saluran pernapasan.

7.      Bronkoskopi, untuk melihat apakah terdapat sumbatan atau perdarahan pada saluran pernapasan.

Komplikasi Bronkiektasis

Bronkiektasis parah dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan perlu diberikan tindakan darurat. Kondisi serius tersebut meliputi :

1.      Batuk darah (hemoptisis) dalam jumlah banyak

2.      Atelektasis, yaitu kondisi di mana sebagian paru-paru mengempis dan tidak berfungsi

3.      Abses paru

4.      Gagal napas

5.      Gagal jantung

Pencegahan Bronkiektasis

Bronkiektasis yang disebabkan oleh kelainan lahir tidak bisa dicegah. Akan tetapi, bronkiektasis yang terjadi akibat infeksi saluran pernapasan dapat dicegah dengan menghindari faktor pemicunya, yaitu dengan melakukan langkah-langkah berikut :

1.      Menghindari polusi udara, termasuk asap pabrik dan asap kendaraan.

2.      Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.

3.      Menjalani vaksinasi untuk mencegah batuk rejan, TBC, dan campak.

4.      Menjaga agar anak tidak menghirup benda yang dapat menyumbat saluran pernapasan.

5.      Menjalani pengobatan dan pemeriksaan secara berkala jika bronkiektasis terdiagnosis sejak dini, sehingga penyakit ini tidak menjadi lebih parah.

 

Referensi :

Rosihan Anwar. 2012. Bronchiektasis. Jurnal Penyakit Paru, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Febri Aridiyansah. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Bronchiektasis di Rumah Sakit Paru Dr. Ariowirawan Salatiga. Jurnal Kesehatan, Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sapru, K., & Hill, T. 2017. Bronchiectasis : Diagnosis, Treatment and Management. Clinical Pharmacist, 9 (11). 

Chalmers, J., Aliberti, S., & Blasi, F. 2015. Management of Bronchiectasis in Adults. European Respiratory Journal, 2015 (45).

American Thoracic Society. 2017. Treating Bronchiectasis.

National Institute of Health. 2019. National Heart, Lung, and Blood Institute. Bronchiectasis.

National Health Service. 2018. Health A-Z. Bronchiectasis.

Cleveland Clinic. 2019. Disease & Conditions. Bronchiectasis.