Kamis, 15 Desember 2022 08:46 WIB

GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium): Sebuah Endemi yang Terabaikan

Responsive image
20244
Hilda Prasanti Nugraheni, AMG - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Yodium adalah unsur anionik esensial yang ditemukan di air laut dan tanah. Yodium merupakan bahan baku esensial sintesis hormon tiroid yang berperan dalam stabilitas metabolisme dan fungsi organ tubuh. Yodium juga penting untuk replikasi sel khususnya sel otak sejak dalam uterus hingga 2 tahun pertama kehidupan. Ketidakcukupan yodium berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang akan menghasilkan masalah kesehatan masyarakat yang dikenal dengan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan penyebab retardasi mental terbesar di seluruh dunia yang dapat dicegah.

Saat ini masalah gizi masyarakat sedikit terpinggirkan karena dunia tengah disibukkan oleh penyakit infeksi baru seperti COVID 19, cacar monyet, HIV/AIDS, serta ancaman penyakit degeneratif (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung koroner, dan kanker). Beban ganda infeksi dan penyakit degeneratif tetap perlu mendapat perhatian serius, tetapi pengabaian berbagai masalah gizi masyarakat telah menimbulkan kerugian yang besar dan mencemaskan. Tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dan menghambat roda perekonomian dan pembangunan bangsa.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan spektrum luas dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental dengan gambaran yang sangat bervariasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang manusia akibat kekurangan yodium. Spektrum GAKY meluas pada semua kelompok umur, mulai dari janin dalam kandungan, bayi neonatal, anak dan remaja, kelompok dewasa termasuk Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan menyusui, serta kelompok lanjut usia. Spektrum GAKY dapat dilihat di bawah ini:

1.    Semua kelompok usia: Gondok, termasuk gondok nodular toksik
Peningkatan hipotiroidisme pada defisiensi yodium sedang hingga berat; penurunan kejadian hipotiroidisme pada defisiensi yodium ringan sampai sedang. Peningkatan kerentanan kanker tiroid dari radio isotop yodium (misalnya, radioaktif).

2.    Janin: Abortus, Kelahiran mati, Kelainan bawaan, Kematian perinatal, Cacat psikomotor.

3.  Neonatus: Kematian bayi, Kretinisme endemik, Pertumbuhan fisik terganggu, Hipotiroidisme neonatal.

4.    Anak dan remaja: Gangguan fungsi mental, Perkembangan fisik yang terlambat.

5.  Dewasa: Gangguan fungsi mental, rendahnya indeks kognitif dan IQ, Hipertiroidisme yang diinduksi yodium, gondok. Secara keseluruhan, kekurangan yodium sedang hingga berat menyebabkan efek samping akibat hipotiroidisme, termasuk penurunan pendidikan, apatis, dan berkurangnya produktivitas kerja, yang berdampak pada gangguan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

6.    Ibu hamil: Hipotiroidisme subklinis, Hasil kehamilan yang buruk, Kelahiran prematur.

Defisiensi yodium berkaitan erat dengan faktor geografis. Dataran tinggi atau pegunungan biasanya miskin yodium karena lapisan paling atas dari tanah yang mengandung yodium terkikis. Sebaliknya tanah di dataran rendah kemungkinan terkikis lebih kecil sehingga diduga kandungan yodium masih normal. Suatu wilayah dengan karakteristik menyebabkan berkurangnya kandungan yodium dalam tanah disebut sebagai daerah endemis Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Selain karena faktor geografis, masalah GAKY juga disebabkan oleh beberapa faktor seperti konsumsi bahan pangan yang mengganggu penyerapan yodium atau goitrogen, cemaran limbah pabrik seperti Pb dan Hg, dan faktor Gizi (KEP dan KVA).2

Diperkirakan 140 juta IQ point hilang akibat kekurangan yodium karena 42 juta penduduk hidup di daerah endemik. Masih saja ada kasus bayi lahir kretin, hal tersebut menunjukkan bahwa GAKY penting untuk tetap dikaji secara kontinyu. Masalah GAKY tentu tidak bisa diremehkan, karena seperti halnya stunting, kekurangan yodium berhubungan dengan perkembangan otak dan kematian bayi.

Dalam menyelesaikan masalah GAKY, selama ini pemerintah telah melaksanakan berbagai program penanggulangan. Pemerintah mendistribusikan kapsul yodium bagi wanita usia subur dan anak sekolah di daerah endemik GAKY sebagai wujud implementasi program jangka pendek. Program penanggulangan GAKY jangka panjang ditempuh dengan fortifikasi garam konsumsi, dimana program ini disebut program iodisasi garam dan garam yang sudah difortifikasi disebut garam beryodium. Garam merupakan media paling baik untuk mengikat yodium dan garam merupakan bahan makanan yang dikonsumsi semua orang setiap hari sehingga menjamin masukan yodium sesuai dengan yang diharapkan.

Garam beryodium merupakan salah satu bentuk pencegahan defisiensi yodium yang mudah diterapkan. Namun perlu diperhatikan penggunaannya untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari garam beryodium. Penggunaan yang dianjurkan yaitu untuk menambahkan garam meja beryodium setelah memasak untuk mencegah kehilangan akibat suhu panas, serta menyimpan dalam ruangan tertutup, suhu ruangan, dan jauh dari sinar matahari. Perhatikan juga konsumsi seimbang makanan beryodium dan bahan pangan penghambat penyerapan Yodium seperti singkong. Penggunaan dan konsumsi yang baik dan benar diharapkan dapat mencegah terjadinya defisiensi yodium.

Hal terpenting dalam penanggulangan GAKY adalah kesadaran masyarakat akan GAKY serta kesadaran arti penting yodium bagi pertumbuhan fisik dan intelektual. Sosialisasi tentang GAKY juga masih belum memadai karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tokoh masyarakat serta petugas kesehatan tentang permasalahan GAKY. Sehingga program penanggulangannya ternyata harus menggunakan pendekatan multidisipliner, kerja sama dan dukungan pemerintah pusat dan daerah agar masalah GAKY dapat segera teratasi.

 

Referensi:

Hairil Akbar, dkk. Pengetahuan Ibu Berkaitan Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Tingkat Rumah Tangga Di Desa Muntoi Kecamatan Passi Barat. Infokes : Info Kesehatan P-ISSN : 2087-877X, E-ISSN : 2655-2213. Vol. 11, No 2, Juli 2021

Hadisaputra S, dkk, Aspek Sosial Kultural Pada Program Penanggulangan GAKY, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Vol. 1, No. 1, April 2002. Jurnal GAKY Indonesia (Indonesian Journal of IDD).

Surveilans untuk Mengatasi Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Cetakan I, Desember 2016, Edisi Revisi, September 2017. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB)

Rencana Aksi Kegiatan Balai Litbang GAKI Magelang 2015-2019. Kapling Jayan, Borobudur, Magelang.

WHO. (2014). Guideline: fortification of Food-Grade Salt with Iodine for the Prevention and Control of Iodine Deficiency Disorders. Geneva: World Health Organization.

Sumber Foto: https://www.indozone.id/health/vWs79j/gejala-mirip-kenali-perbedaan-penyakit-gondok-dan-gondongan