Tarsal tunnel syndrome atau sindrom terowongan tarsal merupakan kelainan distributive saraf tibialis atau neuralgia saraf tibialis posterior atau salah satu dari dua cabangnya, saraf plantar lateral atau medial akibat adanya kompresi pada struktur terowongan tarasal yang merupakan ruangan fibroosseous yang sempit berjalan di belakang dan inferior malleolus medial. Terdapat struktur penting didalamnya yaitu terdapat tendon tibialis posterior, fleksor digitorum longus (flexor digitorum longus/FDL) dan otot fleksor hallucis longus (flexor hallucis longus/FHL), arteri dan vena tibialis posterior, serta saraf tibialis posterior (L4-S3). Adapun struktus dari medial ke lateral yaitu tendon tibialis posterior, tendon FDL, arteri dan vena tibialis posterior, saraf tibialis posterior, dan tendon FHL.
43% pasien memiliki riwayat trauma termasuk kejadian seperti keseleo pergelangan kaki. Sindrom terowongan tarsal dibagi menjadi etiologi intrinsik dan ekstrinsik. Penyebab ekstrinsik termasuk sepatu yang tidak pas, trauma, kelainan anatomis-biomekanik (koalisi tarsal, valgus atau varus hindfoot), jaringan parut pasca bedah, penyakit sistemik, edema ekstremitas bawah umum, artropati inflamasi sistemik, diabetes, dan jaringan parut pasca bedah. Penyebab intrinsik termasuk tendinopati, tenosinovitis, fibrosis perineural, osteofit, retinakulum hipertrofik, dan lesi efek massa atau ruang-okupasi (pembesaran atau varises, kista ganglion, lipoma, neoplasma, dan neuroma). Insufisiensi arteri dapat menyebabkan iskemia saraf.
Pada lini pertama yaitu dengan mengistirahatkan atau dengan imobilisasi selama beberapa minggu. Pendinginan dengan menggunakan es atau NSAID oral/topical juga dapat digunakan dalam mengatasi nyeri seperti pemberian Na diklofenak 75-150 mg/hari, meloksikam 7,5-15 mg/hari, asetaminofen 2-4 gr/hari, ketoprofen 75 mg/hari, Terapi fisik modalitas jaringan lunak yang dapat membantu termasuk ultrasound, iontophoresis, phonophoresis, dan E-stim. Peregangan betis dan mobilitas saraf atau saraf meluncur juga dapat membantu mengatasi gejala. Penguatan tibialis posterior dapat membantu. Modifikasi aktivitas juga berperan dalam mengelola gejala. Sepatu orthotic dapat digunakan untuk memperbaiki kelainan biomekanik.
Referensi:
Kiel J, Kaiser K. Tarsal Tunnel Syndrome. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513273/
Thomson, Jon C. 2010. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. 2nd Edition. Philadephia : Saunders Elsevier
Sumber Gambar :