Late language emergence (LLE) adalah keterlambatan dalam onset bahasa tanpa cacat lain yang didiagnosis atau keterlambatan perkembangan di domain kognitif atau motorik lainnya. LLE didiagnosis ketika berada di bawah usia perkembangan.
Seperangkat kriteria yang banyak digunakan untuk LLE adalah kosakata ekspresif kurang dari 50 kata dan tidak ada kombinasi dua kata pada usia 24 bulan (Paul, 1991; Rescorla, 1989).
A. Penyebab
Penyebab Late language emergence (LLE) pada anak-anak yang sehat tidak diketahui. Namun, beberapa variabel dianggap memberikan pengaruh. Diantaranya:
1. Faktor Anak
- Jenis kelamin— Anak laki-laki berisiko lebih tinggi untuk LLE daripada anak perempuan (Collison et al., 2016; Horowitz et al., 2003; Klee et al., 1998; Rescorla, 1989; Rescorla & Achenbach, 2002; Rescorla & Alley, 2001).
- Anak-anak yang lahir kurang dari 85% dari berat lahir optimal mereka atau lebih awal dari 37 minggu kehamilan ditemukan berisiko lebih tinggi untuk LLE (Zubrick et al., 2007).
2. Faktor Keluarga
- Riwayat keluarga—Anak-anak dengan LLE lebih cenderung memiliki orang tua dengan riwayat LLE (Collison et al., 2016; Ellis Weismer et al., 1994; Paulus, 1991; Rescorla dan Schwartz, 1990).
- Pendidikan ibu dan status sosial ekonomi keluarga — Pendidikan ibu yang lebih rendah dan status sosial ekonomi keluarga yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko LLE yang lebih tinggi (Fisher, 2017; Zubrick et al., 2007); pendidikan ibu dan status sosial ekonomi keluarga dianggap terkait dengan jumlah dukungan (sumber daya) yang tersedia bagi anak untuk pembelajaran bahasa (Hoff-Ginsberg, 1994; Sumur, 1985).
- Untuk anak-anak di bawah 18 bulan, penggunaan layar media (selain obrolan video) tidak dianjurkan (American Academy of Pediatrics, 2016.
- paparan kosakata, sintaksis, dan pola wacana yang kaya dan beragam;
B. Intervensi
Gaya interaksi yang merangsang kompetensi bahasa dan meningkatkan komunikasi pada anak-anak termasuk
Referensi :