Rabu, 14 Desember 2022 14:08 WIB

Varises Tungkai Bawah

Responsive image
2291
dr. Wiraga Adi Nugraha - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Varises tungkai bawah umumnya ditandai dengan vena permukaan kulit yang bengkok dan menonjol pada tungkai bawah. Varises adalah masalah umum, dengan perkiraan kejadian yang sangat bervariasi. Secara umum, mereka ditemukan pada 10 hingga 20 persen pria dan 25 hingga 33 persen wanita.

Varises disebabkan oleh banyak faktor mencakup: peningkatan tekanan dalam vena karena berdiri terlalu lama; peningkatan tekanan di dalam perut yang timbul dari tumor, kehamilan, obesitas, atau sembelit berkepanjangan; faktor keluarga dan bawaan; adanya sumbatan pada vena dalam. Varises diakibatkan katup dari vena tidak baik sehingga terjadi refluks (aliran balik) darah yang tidak bisa kembali ke bagian tubuh atas dan membendung darah pada vena tersebut.

Gejala dan tanda varises bervariasi di antara pasien. Beberapa pasien tidak menunjukkan gejala. Jika bergejalanya biasanya terlihat secara lokal di area varises; Namun, dapat meluas ke daerah ekstremitas bawah (seluruh kaki). Gejala lokal termasuk rasa sakit, terbakar, atau gatal. Gejala umum terdiri dari sakit kaki, kelelahan, atau bengkak. Gejala sering memburuk di penghujung hari, terutama setelah periode berdiri lama, dan biasanya hilang saat pasien duduk dan mengangkat kaki. Wanita secara signifikan cenderung memiliki varises dibandingkan pria dengan gejala ekstremitas bawah, seperti berat atau tegang, bengkak, sakit, kaki gelisah, kram, atau gatal.1

Varises dapat menyebabkan berbagai tingkat ketidaknyamanan dan masalah kosmetik. Perubahan warna kulit, eksim, infeksi, radang pembuluh darah, luka pada vena (ulserasi), hilangnya jaringan kulit, dan pengecilan lingkaran kaki merupakan komplikasi yang mungkin terjadi. Perdarahan akibat bocornya varises dapat terjadi.

Untuk membantu penegakan diagnostik dapat melalui pencitraan (Imaging) utama melalui Ultrasound (USG), venography konvensional, CT (Computed Tomographic) dan MR (Magentic Resonance) venography. Saat ini USG Dupplex Doppler masih dipilih menjadi modalitas yang lebih sederhana, tidak invasif, dan tanpa nyeri. Pemeriksaan venography konvensional adalah pemeriksaan dengan medium kontras dimasukkan ke dalam vena dan kemudian dilakukan X-ray evaluasi melalui vena terkait. Pemeriksaan venografi merupakan pemeriksaan baku emas namun saat ini sudah jarang dilakukan. Pemeriksaan CT dan MRI venography digunakan dalam keadaan kecurigaan gejala tumor panggul, ketika studi USG Dupplex Doppler menunjukkan hasil yang tidak jelas dimana tidak sesuai dengan kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik oleh dokter. Pemeriksaan lain dapat berupa melalui pemeriksaan fisologi (Photoplethysmography dan Air plethysmography).2

Terapi dari varises bervariasi dari konservatif, dan pembedahan. Pada pasien dengan varises perlu dijelaskan pada pasien bahwa terapi hanya bersifat mengurangi keluhan, pelebaran vena, dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Sehingga penting edukasi terhadap apabila diperlukan tindakan pembedahan. Pada terapi varises kecil dan dini terapi konservaif dan skleloterapi dapat dilakukan pada tatalaksana awal.2

Terapi konservatif pada vena meliputi olahraga 5-7 hari dalam seminggu degan durasi 30 menit, meninggikan kaki 2 kali sehari selama 10 menit, menggerakkan pergelangan (ankle pumping) selama 10 menit dalam posisi berjalan atau duduk, berjalan selama 2 menit setiap 30 menit, hindari menggunakan sepatu hak tinggi, menurunkan berat badan, dan menggunakan stoking sesuai dengan pentunjuk dokter.2

Terapi pembedahan dapat berupa skleroterapi, minimal invasif maupun pembedahan terbuka. Tujuan utama pembedahan adalah untuk menghilangkan refluks (aliran balik) vena dan memperbaiki kondisi vena yang terganggu sehingga dapat mengurangi keluhan dan mempercepat penyembuhan luka.

Skleroterapi merupakan penyuntikan sclerosing agent ke dalam pembuluh darah vena yang melebar biasanya pada ukuran 3-5 mm.5

Terapi minimal invasif dan pembedahan perlu dipertimbangkan pada pasien dengan diameter lebih dari 4 mm dapat disertai dengan ulkus (luka) atau perubahan kulit. Terapi minimal invasif pada vena dapat menggunakan ablasi radiofrekuensi dan Endovenous Laser Ablation (EVLA). Pada terapi ablasi radiofrekuensi kateter dimasukan ke dalam vena kemudian dipanaskan sehingga vena mengecil atau menyempit. Pada EVLA dimasukkan serat laser pada vena kemudian menggunakan energi laser untuk menyempitkan vena.

Terapi pembedahan terbuka pada varises adalah dengan teknis ligasi (pengikatan vena), vena stripping, dan atau pengangkatan varises (flebektomi).

 

Referensi:

Jones R. H. 2008. Management of Varicose Veins. Virginia. American Family Physician.

Fronek H. S et al. 2008. The Fundamentals of Phlebology : Venous Disease For Clinicians Second Edition. London. Royal Society of Medicine Press Ltd.

Vein Care. What Leg Vein Ultrasound Can Uncover About Your Veins. Tersedia pada URL : https://lajollaveincare.com/services/what-leg-vein-ultrasound-can-uncover-about-your-vein

Vega J. Understanding Magnetic Resonance Venography (MRV). Tersedia pada URL : https://www.verywellhealth.com/magnetic-resonance-venography-mrv-3146152 (diakses 18 Agustus 2021)

Vitale-Lewis V. A. Aesthetic Treatment of Leg Veins. Aesthetic Surgery Journal 2008;28;573-583

Sidawy A. N. et al. 2019. Rutherford's Vascular Surgery and Endovascular Therapy. Philadelphia. Elsevier, Inc.

Sumber gambar: Helena S Fronek, MD