Rabu, 07 Desember 2022 15:52 WIB

Akromegali

Responsive image
2862
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Akromegali berasal dari istilah Yunani yaitu akron (ekstremitas) dan megale (besar), yang didasarkan atas salah satu temuan klinis akromegali, yaitu pembesaran tangan dan kaki. Sebagian besar (98%) kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis. Gejala klinis yang dijumpai pada pasien akromegali disebabkan oleh massa tumor dan hipersekresi hormon pertumbuhan (growth hormone) yang terjadi setelah lempeng pertumbuhan tulang menutup. Seiring dengan kemajuan dalam bidang pencitraan dan evaluasi hormonal, makin banyak pasien akromegali ditemukan dan mendapatkan tata laksana di Indonesia. Akromegali berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembesaran” dan “ekstrimitas (lengan dan tungkai)”. Akromegali merupakan suatu penyakit yang sangat jarang terjadi karena kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone atau GH) yang berlebihan setelah penutupan tulang pertumbuhan pada orang dewasa. Biasanya, penyakit ini terjadi pada usia 40-45 tahun. Pada anak-anak (sebelum pubertas), kondisi seperti ini disebut gigantisme. Biasanya akromegali terkait dengan genetik, sehingga riwayat keluarga mengidap akromegali dapat menjadi faktor risiko.

Penyebab Akromegali

Akromegali terjadi akibat tingginya produksi hormon pertumbuhan (GH) dan merupakan salah satu gejala pada kondisi hiperpituitarisme. Pada usia dewasa, peningkatan hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh adanya tumor yang tumbuh.

Ada 2 (dua) jenis tumor yang dapat meningkatan produksi GH, yaitu :

1.      Tumor pituitari

Pada sebagian besar kasus, akromegali disebabkan oleh tumor di kelenjar hipofisis (pituitari). Kelenjar ini terletak di bagian bawah otak dan berfungsi menghasilkan berbagai hormon penting bagi tubuh, salah satunya adalah growth hormone.

GH memicu organ hati untuk memproduksi insulin-like growth factor I (IGF-I) yang berfungsi sebagai stimulan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh. Kadar GH yang berlebihan akan memengaruhi produksi IGF-I. Akibatnya, terjadi pertumbuhan yang abnormal pada organ serta jaringan otot dan tulang.

2.      Tumor non-pituitari

Tumor yang muncul di bagian tubuh lain, seperti paru, pankreas, dan otak, juga dapat meningkatkan produksi GH. Pada beberapa kasus lain, tumor tersebut juga dapat memproduksi Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH) atau hormon yang melepaskan hormon pertumbuhan sehingga produksi GH meningkat.

GH juga dapat meningkat ketika hipotalamus mengalami gangguan sehingga tidak dapat mengendalikan sel yang memproduksi GH. Hipotalamus adalah bagian otak yang juga menghasilkan beberapa hormon yang penting untuk tubuh.

Gejala dan Tanda Akromegali

Akromegali tidak selalu menunjukkan gejala pada penderitanya. Namun, gejala dan tanda akromegali akan terlihat lebih jelas seiring dengan pertambahan usia. Keluhan yang dialami setiap penderita juga bisa berbeda, antara lain :

Tanda Akromegali

1.      Kaki dan tangan membesar.

2.      Struktur wajah berubah.

3.      Ukuran lidah, hidung, dan bibir membesar.

4.      Gigi renggang

5.      Kulit berminyak dan kasar.

6.      Mendengkur kencang saat tidur.

7.      Rongga dada menjadi lebar (barrel chest).

8.      Suara serak dan berat (akibat pelebaran pita suara dan sinus).

9.      Jantung membesar

Gejala Akromegali

1.      Keringat berlebih, hingga bau badan.

2.      Sakit kepala

3.      Kelelahan dan tubuh terasa lemas.

4.      Otot melemah

5.      Nyeri sendi dan kemampuan gerak terbatas.

6.      Gangguan penglihatan

7.      Sulit tidur

8.      Gangguan siklus menstruasi pada wanita.

9.      Kehilangan gairah seks.

10.   Disfungsi ereksi pada pria.

Pemeriksaan Akromegali

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan di bawah ini akan dilakukan untuk memastikan diagnosis :

1.      Tes darah

Tes darah dilakukan dengan mengukur kadar GH dan IGF-I. Tujuannya adalah untuk mengetahui banyaknya hormon yang diproduksi.

2.      Pemindaian

CT scan dan MRI digunakan untuk mengetahui lokasi dan ukuran tumor pada kelenjar hipofisis atau organ tubuh yang membesar. Selain itu, dokter juga bisa melakukan foto Rontgen untuk memeriksa kepadatan dan ukuran tulang.

Penanganan Akromegali

Jenis pengobatan akromegali tergantung pada penyebabnya. Adapun tujuan dari pengobatan adalah untuk mengurangi tingkat keparahan gejala, mengatur kadar hormon pertumbuhan yang berlebih, dan mengatasi gangguan di kelenjar hipofisis.

Berikut ini adalah 3 (tiga) metode pengobatan yang dapat digunakan oleh dokter untuk mengatasi akromegali :

1.      Obat-obatan

Obat-obatan digunakan sebagai pengobatan pendukung setelah operasi, atau jika operasi tidak dapat dilakukan dengan tujuan :

a.      Menekan produksi GH dan IGH-I. Contoh obat ini adalah bromocriptine.

b.      Mengontrol produksi dan aliran hormon pertumbuhan, serta mengecilkan ukuran tumor.

c.      Memblokir efek hormon pertumbuhan pada jaringan tubuh.

2.      Operasi

Prosedur operasi umumnya disarankan untuk mengangkat tumor dari hipofisis yang menekan saraf dan memicu produksi GH berlebih. Operasi yang dilakukan bertujuan untuk mengangkat tumor dengan menggunakan teknik endoskopi.

3.      Radioterapi

Radioterapi direkomendasikan jika tumor tidak dapat terangkat sepenuhnya dengan prosedur operasi. Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan sel tumor yang masih tersisa dan menekan kadar hormon pertumbuhan secara perlahan.

 

Referensi :

Santi Syafril, dkk. 2017. Akromegali dan Gigantisme. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan.

Varlamov, E. et al. 2021. Clinical Features and Complications of Acromegaly at Diagnosis Are Not All the Same : Data from Two Large Referral Centers. Endocrine Connections, 10(7), pp. 731-41.

National Health Service UK. 2020. Health A to Z. Acromegaly.

National Institute of Health. 2021. MedlinePlus. Acromegaly.

National Institute of Health. 2020. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Acromegaly.

Jonhs Hopkins Medicine. 2022. Neurology and Neurosurgery. Acromegaly.

Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Acromegaly.

Healthline Editorial Team. Healthline. 2017. Acromegaly.

Charmichael, J. MSD Manual. 2021. Gigantism and Acromegaly.