Selasa, 06 Desember 2022 13:43 WIB

Gigi Tiruan untuk mengatasi Gangguan Fungsi Mengunyah Lansia

Responsive image
2536
drg. Djamilah Tohirah, Sp. Prosth., MPH - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Masalah kesehatan gigi dan mulut berhubungan erat dengan kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup yang dimaksud adalah respon individu terhadap kehidupannya sehari-hari terhadap fungsi fisik, psikis dan sosial mereka. Kesehatan gigi dan mulut berkaitan erat dengan kesehatan umum termasuk kekuatan fisik. Selain itu juga berkaitan dengan penurunan fisik dan kognitif.

Pada kelompok usia lanjut umumnya mempunyai masalah pada  gigi dan mulut  sejak dahulu kala. Tidak semua dari mereka yang perduli dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Sekelompok dari mereka ada yang menunda perawatan karena mahalnya biaya perawatan gigi dan keengganan untuk beberapa kali kunjungan ke dokter gigi. Beberapa kondisi kronis sperti gigi karies, ganggraen atau nekrosis dari saluran akar gigi serta penyakit periodontal dapat berakibat gigi geligi asli tidak bisa dipertahankan di dalam rongga mulut dan harus dilakukan extractie pada gigi geligi tersebut.

Kehilangan gigi geligi memerlukan pergantian dengan gigi tiruan segera agar dapat mengembalikan fungsi mastikasi (fungsi pengunyahan), fungsi estetika dan fungsi bicara. Jika kehilangan gigi geligi dibiarkan terlalu lama tanpa menggunakan gigi tiruan akan menyebabkan migrasi patologis gigi geligi yang tersisa, penurunan tulang alveolar pada daerah tidak bergigi (edentulous), penurunan fungsi pengunyahan hingga gangguan bicara dan dapat juga berpengaruh terhadap sendi temporo mandibula.

Menurut beberapa literatur, pada kelompok usia lanjut yang tidak menggunakan gigi tiruan sebagai gigi pengganti gigi geliginya yang hilang, selain menyebabkan perubahan anatomi rongga mulut juga akan mengganggu fungsi pengunyahan dan kesulitan untuk menelan makanan. Partikel makanan yang ditelan lebih besar dan akan menyebabkan masalah pada sistem pencernaan seperti perut terasa kembung dan sembelit. Pada kondisi terburuk partikel makanan dapat tersangkut pada kerongkongan yang menghambat jalan napas dan jika fatal dapat menyebabkan kematian.

Berbagai jenis gigi tiruan dapat menjadi pilihan untuk menggantikan gigi geligi yang hilang pada kelompok usia lanjut. Gigi tiruan lepas, gigi tiruan cekat atau dental implant dapat menjadi pilihan sesuai indikasi dan kemampuan pasien dalam hal biaya pembuatan gigi tiruannya. Yang paling utama adalah gigi tiruan yang dipilih diharapkan mampu mengembalikan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan fungsi estetika.

Gigi tiruan lepas (sebagian rahang atau seluruh rahang) umumnya menjadi pilihan utama pada kelompok usia lanjut. Keuntungan jenis gigi tiruan lepas antara lain mudah dibersihkan, melindungi kesehatan jaringan lunak rongga mulut, mencegah bergesernya gigi asli ke ruangan gigi yang hilang, dapat mengembalikan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan fungsi estetika. Namun gigi tiruan jenis ini pun mempunyai kelemahan pada kelompok usia lanjut, yaitu dapat menyebabkan resorbsi pada tulang alveolar sehingga gigi tiruan longgar dan fungsi pengunyahan tidak optimal.

Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan untuk mengganti 1 (satu) atau lebih gigi geligi yang hilang yang direkatkan dengan sementasi secara permanen pada 1 (satu) atau lebih gigi asli. Keuntungan dari gigi tiruan cekat adalah pasien tidak perlu melepaskan gigi tiruan jika ingin dibersihkan, lebih nyaman ketika mengunyah makanan dan estetika lebih baik dibanding gigi tiruan lepas. Kerugian dari gigi tiruan cekat adalah biaya relative lebih mahal dan mengorbankan gigi asli untuk gigi penyangga.

Dental Implan adalah suatu alat dari bahan titanium yang ditanam ke dalam tulang rahang untuk mengganti akar gigi yang hilang. Dental implant dapat menjadi alternativ pembuatan gigi tiruan pada kasus kehilangan gigi sebagian atau seluruh rahang dan jika pasien mengalami kegagalan dengan penggunaan gigi tiruan lepas. Pilihan penggunaan dental implant pada pasien usia lanjut perlu dipertimbangkan karena adanya penurunan fungsi organ pada sebagian besar kelompok usia lanjut yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasangan dental implan

Meskipun segala upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil gigi tiruan yang mampu berfungsi memperbaiki fungsi pengunyahan, namun tetap diperlukan kunjungan ke dokter gigi beberapa kali lagi untuk kontrol setelah pemasangan gigi tiruan. Hal penting yang perlu diingat adalah adaptasi dan menyesuaikan diri dengan gigi tiruan adalah sebuah proses. Dalam beberapa kasus diperlukan waktu beberapa minggu bahkan sampai 1 (satu) bulan, hingga pasien terbiasa dengan gigi tiruannya

Pemeliharaan dan perawatan paska insersi gigi tiruan mempunyai peranan penting pada pasien usia lanjut agar gigi tiruan tetap berfungsi dengan baik terutama fungsi pengunyahan. Edukasi tentang kebersihan dan perawatan gigi tiruan diberikan kepada pasien dan keluarganya, agar gigi tiruan tidak kotor akibat sisa makanan yang menempel pada plat gigi tiruan. Pasien  kelompok usia lanjut yang menggunakan gigi tiruan sangat dianjurkan untuk kontrol rutin ke dokter gigi minimal 6 (enam) bulan sekali untuk melihat apakah gigi tiruan masih adaptasi di dalam rongga mulut dengan baik dan untuk mendapatkan informasi dari pasien apakah fungsi mastikasi dengan gigi tiruan sudah optimal.

 

Referensi:

Blog Brunswick Dental Group Pty.Ltd, Sydney Road, Bruswick, VIC. 3056 - Australia

Fatimah Rini Dwiningrum., Kartika Indah Sari., Rasmi Rikmasari. “Functional tooth units and masticatory ability in elderly population”. Padjadjaran Journal of Dentistry 2021;33(3):234-242

Jong-Hwa Jang., Ji-Liang Kim., Jae-Hyun Kim. “Association between denture use, chewing ability and all-cause mortality in middle-aged and older adults who exercised regularly in Korea”. Scientific Reports (2021) 11:6061

Tim Friel., Sarah Waia. “Removable Partial Denture for Older Adults” 2020;9(3):34-39

Sato Y, Kitagawa N, Isobe A. Implant treatment in ultra-aged society. Jpn Dent Sci Rev. 2018 May;54(2):45-51