Senin, 05 Desember 2022 15:10 WIB

Cegah Faringitis dan Kenali Faktor Risikonya

Responsive image
10726
Dr. dr. Budi Santoso, M.Sc, Sp. THT-KL - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Faringitis atau yang kita kenal dengan radang tenggorokan adalah peradangan pada mukosa / selaput tenggorokan ditandai dengan tenggorokan nyeri, gatal, dan sakit saat menelan. Ada faringitis akut dan faringitis kronis, hal ini berdasarkan lama penyakitnya.

Faringitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi jamur, alergi, bahan iritan, dan lain sebagainya.

Apakah faringitis menular?

Virus dan bakteri penyebab faringitis sangat mudah menyebar lewat udara, misalnya lewat percikan air liur dari batuk penderita atau yg menempel pada lingkungan kemudian terhirup.

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami faringitis, antara lain yaitu :

1.      Sering terpapar asap rokok atau polusi.

2.      Memiliki riwayat alergi, seperti alergi dingin, alergi debu, atau bulu binatang.

3.      Memiliki riwayat sinusitis.

4.      Sering berada di ruangan yang kering, seperti kamar ber-AC.

5.      Memiliki riwayat kontak dengan penderita faringitis, misalnya tinggal bersama penderita radang tenggorokan atau bekerja di rumah sakit.

6.      Memiliki daya tahan tubuh lemah.

7.      Menderita GERD (Gastroesofageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.

8.      Sering melakukan aktivitas yang menyebabkan ketegangan pada otot tenggorokan, misalnya karena bicara atau berteriak terlalu keras.

Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis :

Pencegahan faringitis dilakukan dengan menghindari penyebab dan pemicunya. Hal tersebut dapat diupayakan dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat, seperti :

1.      Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah ke toilet, serta setelah batuk atau bersin.

2.      Hindari menyentuh area wajah dengan tangan yang tidak higienis.

3.      Selalu tutup mulut dan hidung dengan tangan atau tisu saat batuk.

4.      Jangan berbagi peralatan makan dan minum atau peralatan mandi dengan penderita faringitis.

5.      Hentikan kebiasaan merokok.

6.      Hindari paparan asap rokok dan polusi.

7.      Cuci mainan anak yang menderita faringitis dengan bersih, terutama pada mainan yang biasa anak masukkan ke mulut.

8.      Hindari bepergian ke sekolah atau kantor selama sakit untuk mencegah penularan.

Faringitis biasanya baru menimbulkan gejala sekitar 2-5 hari setelah penderita terkena infeksi. Beberapa gejala yang bisa timbul pada penderita faringitis antara lain :

1.      Nyeri atau sakit tenggorokan

2.      Gatal di tenggorokan

3.      Batuk

4.      Sulit menelan

5.      Suara parau

6.      Demam

7.      Sakit kepala

8.      Pegal linu

9.      Mual muntah

10.   Pembengkakan kelenjar di leher

11.   Pembengkakan tonsil / amandel

Bagaimana Pengobatan Faringitis?

Pengobatan faringitis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala, mengatasi infeksi penyebab faringitis, dan mencegah terjadinya komplikasi.

1.      Penanganan Mandiri

Langkah penanganan mandiri yang bisa dilakukan untuk mengatasi faringitis adalah :

a.      Beristirahat yang cukup hingga kondisi terasa lebih baik.

b.      Tidak terlalu banyak bicara, terutama bila suara sedang serak.

c.      Minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.

d.      Menggunakan pelembab udara (humidifier) jika udara dalam ruangan terasa kering.

e.      Mengonsumsi makanan yang nyaman di tenggorokan, seperti sup kaldu hangat.

f.       Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan.

g.      Menghindari paparan asap rokok dan polusi.

2.      Pengobatan Dokter Rawat Jalan

Meski faringitis umumnya adalah kondisi yang tidak berbahaya dan dapat sembuh dalam beberapa hari, pengobatan tetap perlu dilakukan untuk meredakan gejala yang timbul.

Periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala faringitis yang telah disebutkan di atas terutama bila tidak membaik dalam 7 hari atau disertai dengan gejala sulit menelan, sulit bernapas, ruam di kulit, hingga sulit membuka mulut.

Orang yang memiliki riwayat sinusitis, alergi, atau penyakit asam lambung, lebih berisiko mengalami faringitis. Oleh karena itu, bila Anda menderita salah satu dari penyakit tersebut, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan Anda dan mencegah faringitis.

Bila penanganan faringitis secara mandiri tidak membuat kondisi membaik dalam jangka waktu maksimal 7 hari, penderita perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat, antara lain seperti :

a.      Antibiotik

Antibiotik diberikan pada faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis antibiotik untuk radang tenggorokan yang dipilih biasanya adalah penisilin, amoxicillin, clarithromycin, atau erythromycin.

b.      Benzocaine

Benzocaine diberikan untuk mengatasi sakit tenggorokan dan kesulitan menelan yang sering terjadi pada faringitis. Bahan ini sering ada di obat kumur atau permen pelega tenggorokan (lozenges).

c.      Paracetamol atau Ibuprofen

Paracetamol dan ibuprofen merupakan anti demam dan antinyeri. Obat-obat diberikan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, yang bisa terjadi selama faringitis.

3.      Perawatan di Rumah Sakit

Pemberian cairan infus juga bisa menjadi pilihan penanganan faringitis bila pasien sangat sulit menelan sehingga berpotensi kekurangan nutrisi. Pemberian obat lewat selang infus juga lebih efektif bagi penderita yang kesulitan menelan obat.

Komplikasi Faringitis

Faringitis umumnya tidak menimbulkan komplikasi. Namun, bila kondisi ini terus dibiarkan tanpa penanganan, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti :

1.      Infeksi telinga.

2.      Peradangan pada sinus (sinusitis).

3.      Demam reumatik / radang sendi.

4.      Penumpukan nanah (abses) pada tenggorokan.

5.      Glomerulonephritis / radang ginjal.

 

Referensi :

https://p2ptm.kemkes.go.id//

https://www.siloamhospitals.com//