Selasa, 29 November 2022 15:27 WIB

Radang Divertikula (Divertikulitis)

Responsive image
4014
Dolvy Girawan, dr., SpPD-KGEH, M. Kes-dr., Firdaos - RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Radang diverticula/divertikulitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung-kantung yang terbentuk di sepanjang saluran percernaan, terutama di usus besar.

Divertikula bukanlah jaringan organ yang sudah ada dari lahir. Divertikula umumnya terbentuk pada orang berusia 40 tahun ke atas karena dinding ususnya sudah melemah, serta pada orang-orang yang jarang mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah.

Kondisi terbentuknya divertikula di dinding usus besar disebut dengan divertikulosis. Divertikulosis bukanlah kondisi yang berbahaya dan pada sebagian besar kasus tidak disertai dengan gejala.

Berbeda dengan divertikulosis, divertikulitis biasanya disertai dengan gejala berupa sakit perut yang parah, mual, demam, dan perubahan kebiasaan buang air besar (BAB).  

Penyebab Divertikulitis

Penyebab terbentuknya kantung divertikula belum diketahui dengan jelas. Tetapi, pola makan yang rendah serat, konstipasi, dan obesitas diduga berhubungan dengan terbentuknya divertikula dalam usus besar.

Tak hanya divertikula, penyebab divertikulitis juga belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat feses atau makanan yang tidak tercerna dengan baik terjebak di dalam divertikula dan menyumbat divertikula tersebut.

Penyumbatan membuat divertikula membengkak serta menyebabkan robekan-robekan kecil pada dinding usus besar yang memungkinkan bakteri dari usus besar masuk ke divertikula. Hal itulah yang kemudian diduga menjadi penyebab peradangan atau infeksi pada divertikula.   

Terlepas dari itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita divertikulitis, yaitu:

· Usia
Risiko terkena divertikulitis akan semakin tinggi seiring pertambahan usia.

· Faktor genetik

· Penggunaan obat-obatan tertentu
Penggunaan aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid secara rutin dapat meningkatkan risiko divertikulitis.

· Obesitas

· Diet rendah serat

· Merokok

· Kurang olahraga

Gejala Divertikulitis

· Nyeri pada perut yang bertambah parah sesaat setelah makan atau ketika bergerak

· Sembelit, diare, atau keduanya

· Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas

· Tinja mengandung darah

· Demam

· Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan

· Mual dan muntah

· Tinja mengandung darah dan lendir

· Perdarahan pada dubur

Gejala-gejala tersebut dapat timbul secara tiba-tiba atau bertahap dalam beberapa hari.  

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala divertikulitis.

Pengobatan Divertikulitis

Penanganan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat keparahan divertikulitis yang dialami pasien. Jika pasien mengalami gejala ringan dan tidak ada tanda komplikasi, maka pengobatan yang diberikan dapat berupa:

· Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol dan jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi.

· Diet tinggi cairan dan hindari makanan padat
Diet ini dilakukan sampai nyeri menghilang. Ketika nyeri sudah menghilang, perlahan-lahan tambahkan makanan padat ke dalam menu diet.

Jika gejala yang dirasakan semakin parah atau divertikulitis telah menimbulkan komplikasi, maka penderita perlu mendapatkan perawatan dokter di rumah sakit.

Komplikasi Divertikulitis

Divertikulitis dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan berpotensi mengancam nyawa. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, meliputi:

· Kumpulan nanah di divertikula

· Terbentuk saluran tidak normal antara usus besar dengan kandung kemih, vagina, atau usus kecil

· Penyempitan yang terjadi pada usus besar

· Infeksi di dalam rongga perut (peritonitis)

· Perdarahan pada dubur berkelanjutan.

Pencegahan Divertikulitis

Belum diketahui dengan pasti cara untuk mencegah diverkulitis sepenuhnya. Tetapi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini, yaitu:

· Konsumsi makanan tinggi serat

· Perbanyak minum air

· Lakukan olahraga secara rutin

· Jangan merokok.

 

Referensi:

Strate, L, Morris, A. Epidemiology, Pathophysiology, and Treatment of Diverticulitis. Gastroenterology. 2019;156(5):1282–98.

You, H., et al. The Management of Diverticulitis: A Review of the Guidelines. Med J Aust. 2019;211(9):421–7.

Young-Fadok T. Diverticulitis. NEJM. 2018;379(17):1635–42.