Kamis, 24 November 2022 11:01 WIB

Kenali Gejala Hiperglikemia

Responsive image
4561
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Apa itu Hiperglikemia? Mungkin masyarakat awam akan kesulitan menjawab pertanyaan itu, padahal hiperglikemia adalah salah satu masalah kesehatan yang memberikan dampak cukup serius, dimana pasien dapat mengalami gangguan penurunan kesadaran (ketoasidosis), mengalami infeksi yang berulang, hingga mengalami penurunan berat badan.

Hiperglikemia adalah kondisi dimana Diabetes Mellitus (DM) pada tubuh pasien tidak terkontrol, sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga mencapai >300 mg/dl. Melihat dampak yang ditimbulkan tersebut, penting bagi masyarakat untuk mulai memperhatikan konsumsi gula dan mengetahui gejala dari hiperglikemia.

Kondisi hiperglikemia jika tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi yang serius pada penderita diabetes mellitus. Hal tersebut dapat dicegah dengan meningkatkan salah satu pilar diabetes mellitus yaitu pengetahuan agar penderita dapat mengontrol kadar gula darah tetap normal.

Komplikasi kronis (dalam waktu lama) :

1.      Gangguan ginjal

2.      Gangguan mata / penglihatan.

3.      Gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada kaki.

4.      Penyakit jantung dan pembuluh darah.

Bagaimana tanda dan gejalanya?

Penderita diabetes mellitus yang mengalami peningkatan kadar gula darah, biasanya muncul gejala berupa sering buang air kecil, sering merasa haus, penglihatan kabur, kelelahan dan mengalami infeksi berulang (Davies et al., 2018). Penderita dengan hiperglikemia disarankan untuk menjalani terapi insulin, namun sebuah studi menunjukkan jika terapi insulin sering dikaitkan dengan risiko terjadinya komplikasi hipoglikemia (Mendez & Umpierrez, 2014).

Selain gejala di atas, ada beberapa tanda dan gejala lain seperti :

1.      Mulut dan kulit terasa kering.

2.      Sering merasa kehausan.

3.      Pusing

4.      Penglihatan menjadi buram / kabur.

5.      Buang air kecil meningkat.

6.      Nafas terengah-engah dan bau nafas tidak sedap.

Diharapkan masyarakat bisa lebih memperhatikan kesehatan tubuh dengan rutin melakukan cek gula darah ke fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini dilakukan agar proses penanganan dapat dilakukan sedini mungkin, sebelum menimbulkan efek yang lebih serius.

Selain itu, jangan lupa untuk terus disiplin dalam menerapkan perilaku hidup sehat dengan makan-makanan yang tinggi serat, vitamin dan mineral, rutin melakukan olahraga atau aktivitas fisik ringan minimal 30 menit perhari, dan mencukupi kebutuhan tidur harian agar tubuh tetap sehat dan sanggup menjalani aktivitas harian.

Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari komplikasi DM?

1.      Mengatur pola makan dengan energi seimbang, disebut dengan diet

DM.

2.      Mengonsumsi obat secara teratur sesuai petunjuk dokter.

3.      Mengikuti edukasi (penyuluhan dan konseling gizi) secara berkelanjutan.

4.      Mengecek kadar glukosa darah secara berkala bertujuan agar diabetesi mampu mandiri dalam mengontrol kadar glukosa darah.

 

Referensi :

Mutia Intan Prastiwi. 2021. Gambaran Pengetahuan Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada Penderita Diabetes Melitus di Puskesmas Karangpandan. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengedalian Penyakit. 2019. Buku Pintar Kader Posbindu PTM. Jakarta.

https://p2ptm.kemkes.go.id/