Rabu, 23 November 2022 09:37 WIB

Akupunktur dalam Bidang Geriatri

Responsive image
1242
dr. Stefanus Agung Budianto, Sp.Ak - RSUP Persahabatan Jakarta

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada 2021 adalah 29,3 juta. Angka ini setara dengan 10,82% dari total penduduk Indonesia. 1Pasien geriatri adalah pasien lansia yang memiliki karakteristik kondisi multi patologi mengakibatkan seorang usia lanjut mendapatkan berbagai jenis obat dalam jumlah banyak. Akupunktur merupakan modalitas non farmakologi dapat menjadi pilihan terapi untuk membantu tatalaksana pasien geriatri.2

Pasien geriatri sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut yang dapat diperberat dengan penurunan daya tahan tubuh. Kesehatan geriatri sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan ekonomi. Penyakit iatrogenik akibat banyaknya obat yang dikonsumsi atau poli farmasi menjadi kumpulan masalah yang disebut sindrom geriatri.3

Sindrom geriatri adalah serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan dikaitkan dengan kecacatan. Tampilan klinis yang tidak khas sering membuat sindrom geriatri tidak mudah terdiagnosis. Menurut Solomon dkk terdapat “13 i” dalam geriatri yaitu immobility, instability, intellectual impairment, incontinence, isolation, impotence, immuno-deficiency, infection, inanition, impaction, insomnia, iatrogenic disorder, impairment of hearing, vision and smell.4

Dalam tata laksana pasien geriatriada beberapa hal yang harus menjadi fokus tujuan utama yaitu mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya agar terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, serta memelihara kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan. Untuk mendukung tubuh yang sehat, diperlukan juga aktivitas mental yang mendukung. Saat ini penanganan pasien geriatri melibatkan petugas kesehatan interdisiplin dan sekarang telah bergabung dokter spesialis akupunktur medik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada usia lanjut.

Terapi akupunktur menunjukkan manfaat positif pada pasien geriatri, misalnya keluhan nyeri, gangguan tidur, cemas, depresi, gangguan postural, inkontinensiaurin, konstipasi, pemulihan pasien paska penyakit akut, dan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien lanjut usia.2 Tujuan utama dalam tata laksana geriatri adalah pemulihan cepat dan mencapai aktivitas normal. Dengan elemen kunci pengendalian nyeri, pemulihan fungsi saluran percernaan, tidur, nafsu makan dan kondisi yang baik keseluruhan, dan aktivitas fisik yang cukup.5

Pilihan modalitas terapi akupunktur antara lain, akupunktur manual menggunakan jarum yang dapat dikombinasikan dengan termal dan atau listrik, yang dikenal sebagai elektro akupunktur, sonopunktur, laserpunktur, akupunktur tanam benang, dan akuapunktur.2

Nyeri merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami populasi geriatri di dunia dan menimbulkan penurunan kualitas hidup, fungsionalitas, serta beban sosioekonomi yang besar, polifarmasi, tingginya angka kejadian demensia dan gangguan kognitiflain, serta meningkatnya sensitivitas terhadap obat analgesi menyebabkan rentannya populasi geriatri mendapatkan penanganan nyeri yang tidak adekuat. Terapi akupunktur dapat menurunkan skala nyeri pada pasien geriatri secara statistik maupun klinis.6 Nyeri muskuloskeletal merupakan nyeri kronis yang sering dialami oleh lansia. Nyeri ini timbul dari jaringan otot, tulang, persendian atau jaringan ikat. Nyeri yang paling sering dikeluhkan oleh lansia adalah nyeri miofasial, osteoartritis, nyeri punggung bawah sindroma fibromyalgia dan neuropati perifer.2

Insomnia menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko penyakit seperti sefalgia, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke bahkan asma. Kualitas tidur yang rendah dapat memicu timbulnya rasa cemas, depresi dan berkurangnya minat melakukan pekerjaan sehari-hariserta dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada lansia. Tata laksana insomnia dengan akupunktur memiliki efektifitas dan keamanan yang sangat baik. Akupunktur bekerja dengan meningkatkan pelepasan melatonin yang merupakan pengatur siklus tidur-bangun, dan dapat menimbulkan perasaan tenang dan relaks.2,7,8

Proses penuaan akan menyebabkan perubahan pada tubuh baik anatomis, fisiologis, maupunbiokimia. Perubahan ini dapat mengakibatkan menurunnya fungsi dalam tubuh, termasuk sistem gastrointestinal. Proses ini dapat disebabkan berkurangnya rasa haus sehingga asupan cairan berkurang dan akhirnya menyebabkan konstipasi.9 Akupunktur merupakan salah satu modalitas yang dapat membantu tata laksana pada konstipasi lansia yang sangat minim efek samping, dengan meningkatkan gerakan usus spontan, mengurangi gejala konstipasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien dengan konstipasi kronik.10 Akupunktur dapat meningkatkan frekuensi buang air besar, mempengaruhi tubuh secara biologis dan psikologis.10,11

Akupunktur dapat bersinergi dengan disiplin ilmu kedokteran lain untuk penanganan pasien geriatri. Keuntungan terapi akupunktur untuk menangani keluhan pasien lansia antara lain menimbulkan rasa nyaman, relaksasi, dan pasien dapat berperan aktif dalam pengobatan. Kelemahan terapi akupunktur antara lain memerlukan peran aktif dari pasien sangat penting karenaterapi akupunktur merupakan terapi kumulatif, diperlukan waktu untuk dapat memberikan efek jangka panjang. Sedangkan untuk efek samping yang mungkin terjadi adalah tromboflebitis vena, hematom, endokarditis, absesdan nyeridi daerahpenusukan jarum.12

 

Referensi:

1. Jayani DH, Mutia A. Lansia Paling Banyak dari Ekonomi Termiskin pada 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/23/lansia-paling-banyak-dari-ekonomi-termiskin-pada-2021. 1 Juli 2022.

2. Wahdini S. Peran Akupunktur dalam Penatalaksanaan Pasien Geriatri. eJournal Kedokteran Indonesia. 2014.2(2).

3. Dini AA. Sindromgeriatri (imobilitas, instabilitas, gangguanintelektual, inkontinensia, infeksi, malnutrisi, gangguanpendengaran). Medula. 2013;1(3):117-25.

4. Setiati S, Harimurti K, Roosheroe AG. Buku ajar ilmupenyakit dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat PenerbitanIlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. 2006.h.1335-40.

5. Barad A, Maimon Y, Miller E, Merdler S, Goldray D, Lerman Y, et al. Acupuncture Treatment in Geriatric Rehabilitation: A Retrospective Study. J Acupunct Meridian Stud 2008;1(1):54−57.

6. Harja KP. Peran Akupunktur Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Geriatri Dengan Nyeri Akut. Program Studi Akupunktur Medik: Jakarta. 2020.

7. Salehi A, Marzban M, Imaneih MH. The Evaluation of Curative Effect ofAcupuncture: A Review of Systematic and Meta-Analysis Studies. Journal of Evidence-BasedComplementary & Alternative Medicine. 2016; 21(3):202-14.

8.   Kwok T, Ping CL, Yun KW, Isaac, Wong B, Wai HD, et al. The Effectiveness of acupuncture on the sleep quality of elderly with dementia: a within-subjects trial. Clinical Interventions in Agung. 2013;8;923-9.

9. Pahria T, Fadhila AN, Sari CWM. Perilakupencegahankonstipasi pada lansia di pantisosialrehabilitasilanjutusia. Holistik Jurnal Kesehatan. 2019; 3;534-45.

10.   Zhou J, Liu Y, Zhou K, Liu B, Su T, Wang W, et al. Electroacupuncture for Women with Chronic Severe Functional Constipation: Subgroup Analysis of a Randomized Controlled Trial. Hindawi BioMed Research International. 2019.

11. Zheng H, Chen Q, Chen M, Wu X, She TW, Li J, et al. Nonpharmacological conservative treatments for chronic functional constipation: A systematic review and network meta?analysis. Neurogastroenterology& Motility. 2019;31:e13441.

12. Ernst E. Adverse effects of unconventional therapies in the elderly a systematic review of the recent literature. J Amer Aging Assoc. 2002; 25:11-20.