Jumat, 18 November 2022 16:15 WIB

Dispareunia

Responsive image
5403
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Dispareunia adalah keluhan yang timbul ketika seseorang melakukan hubungan intim. Keluhan ini berupa rasa nyeri yang timbul secara terus-menerus, atau sewaktu-waktu di daerah kemaluan. Rasa nyeri ini bisa terjadi saat sebelum, selama, atau sesudah berhubungan intim. Dispareunia atau painful intercourse bisa terjadi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kendati demikian dispareunia lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. Umumnya, nyeri pada dispareunia akan terasa tajam, panas, atau seperti kram menstruasi. Selain di vagina, nyeri juga dapat dirasakan pada kandung kemih, saluran lubang kencing, perut bagian bawah, dan panggul. Selain berdampak secara fisik, dispareunia juga dapat memberikan dampak emosional dan psikologis. Penderita dispareunia mungkin akan merasakan tegang saat berhubungan seks. Hal ini akan mengakibatkan hilangnya keintiman antara penderita dan pasangannya. Dispareunia sebaiknya ditangani dengan segera. Jika tidak, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hubungan seksual penderitanya.

Penyebab Dispareunia

Dispareunia dapat disebabkan oleh faktor fisik atau faktor emosional. Penyebab faktor fisik terbagi lagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu nyeri ketika penis masuk vagina dan nyeri ketika penis berada di dalam vagina.

1.      Nyeri ketika penis masuk vagina.

Nyeri saat penis memasuki vagina umumnya terjadi akibat kurangnya pelumasan pada vagina. Hal ini dapat terjadi akibat dari kurangnya pemanasan atau foreplay sebelum berhubungan seksual.

Beberapa faktor fisik lain yang dapat menyebabkan dispareunia jenis ini adalah :

a.      Atrofi vagina, yaitu kondisi vagina yang kehilangan kelembapan dan ketebalannya, sehingga menjadi kering, tipis, dan meradang.

b.      Penggunaan obat-obatan yang dapat mengurangi pelumasan vagina, seperti antidepresan, antihistamin, obat penenang, atau pil KB.

c.      Cedera, trauma, atau iritasi di vagina akibat kecelakaan, operasi panggul, atau pembesaran vagina ketika melahirkan.

d.      Peradangan atau infeksi di area kelamin atau saluran kemih.

e.      Gangguan pada kulit di area kelamin, seperti eksim.

f.       Vaginismus, yaitu kondisi ketika otot vagina dan otot panggul tegang dan sakit jika dimasuki sesuatu.

g.      Kelainan bawaan, seperti bentuk vagina yang tidak sempurna atau selaput dara menutupi seluruh lubang vagina (hymen imperforata).

h.      Hubungan seks yang dilakukan terlalu cepat setelah operasi atau melahirkan.

i.       Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), seperti Human Papillomavirus atau herpes.

j.       Infeksi vagina (vaginitis).

k.      Vulvodynia, yaitu kondisi yang menyebabkan nyeri berkepanjangan di bagian luar kelamin wanita (vulva).

2.      Nyeri ketika penis berada di dalam vagina.

Jenis nyeri ini terjadi ketika penis telah berada di dalam vagina. Nyeri ini dapat memburuk jika melakukan hubungan seks pada posisi tertentu. Penyebabnya meliputi :

a.      Endometriosis

b.      Penyakit radang panggul.

c.      Miom

d.      Kista indung telur.

e.      Dampak operasi atau pengobatan, seperti operasi pada rahim, radioterapi, atau kemoterapi.

Pada pria, dispareunia dapat disebabkan oleh luka pada kulit penis, infeksi menular seksual, penyakit Peyronie, atau Priapismus.

Selain faktor fisik, faktor emosional juga dapat memberikan pengaruh pada aktivitas seksual seseorang sehingga menimbulkan dispareunia. Faktor emosional tersebut dapat berupa :

a.      Masalah psikologis

Kecemasan, depresi, kekhawatiran tentang penampilan fisik, dan ketakutan terhadap hal-hal keintiman dapat menimbulkan dispareunia.

b.     Stres

Respons akibat stres yang dirasakan seseorang dapat membuat otot dasar panggul mengencang sehingga menimbulkan nyeri saat berhubungan seks.

c.      Riwayat pelecehan seksual

Seseorang yang mengalami riwayat pelecehan atau kekerasan seksual di masa lalu bisa mengalami trauma yang dapat mengakibatkan dispareunia.

Gejala Dispareunia

Dispareunia ditandai dengan nyeri secara terus-menerus atau berulang, yang dapat terjadi ketika hendak, sedang, atau setelah berhubungan seksual. Gejala yang mungkin terjadi dapat berupa :

1.      Nyeri tajam selama penetrasi.

2.      Nyeri selama atau setelah berhubungan seks.

3.      Nyeri disertai sensasi berdenyut yang berlangsung selama berjam-jam setelah berhubungan seks.

4.      Nyeri disertai sensasi terbakar atau gatal.

5.      Kram otot sekitar panggul.

Gejala nyeri akibat dispareunia dapat bervariasi tiap individu. Pada beberapa kasus, nyeri juga dapat dirasakan di luar waktu berhubungan seks, misalnya saat penderita menggunakan tampon.

Pemeriksaan Dispareunia

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan panggul, untuk mendeteksi kelainan di panggul, seperti infeksi atau luka. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan otot di kelamin dan panggul secara perlahan, sehingga lokasi timbulnya rasa sakit dapat diketahui. Selain pemeriksaan panggul, dokter juga dapat menjalankan pemeriksaan vagina dengan menggunakan spekulum atau cocor bebek. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan USG panggul.

Beberapa tes lain juga dapat digunakan untuk mendiagnosis dispareunia, yaitu :

1.      Pemindaian dengan CT scan atau rontgen.

2.      Pemeriksaan dubur

3.      Pap smear

4.      Tes kultur cairan vagina.

5.      Tes urine

6.      Tes alergi

Jika dokter menduga dispareunia disebabkan oleh faktor emosional, pasien akan dirujuk untuk konseling dengan psikiater.

 

Referensi :

Atun Wigati, dkk. 2021. Rentang Waktu Melakukan Coitus dengan Kejadian Dyspareunia. Jurnal Keperawatan dan Ilmu Kebidanan Stikes Muhammadiyah Kudus.

Manuaba, Ida. 2017. Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wahl, K. J., et al. 2020. Deep Dyspareunia, Superficial Dyspareunia, and Infertility Concerns among Women with Endometriosis : A Cross-sectional Study. Sexual Medicine, 8(2), pp. 274-81.

Ghaderi, F., et al. 2019. Pelvic Floor Rehabilitation in the Treatment of Women with Dyspareunia: A Randomized Controlled Clinical Trial. International Urogynecology Journal, 30(11), pp. 1849-55.

Cleveland Clinic. 2021. Diseases and Conditions. Dyspareunia (Painful Intercourse).

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Painful Intercourse (Dyspareunia).

Boskey, E. Verywell Health. 2021. Possible Causes of Pain during Sex.

Giorgi, A. Healthline. 2020. What You Need to Know About Dyspareunia (Painful Intercourse).

Gurevich, R. Verywell Family. 2021. Pain During Sex: Causes and How It Impact Fertility.