Selasa, 15 November 2022 11:28 WIB

Benarkah Kurang Tidur Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung?

Responsive image
203
dr. Aprilia Aqmarina Indah - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Beriringan dengan semakin berkembangnya era dan berbagai tuntutan profesi yang mengharuskan para pekerja bekerja lebih dari 8 jam hingga 24 jam sehari menyebabkan perhatian terhadap waktu dan kualitas tidur  berkurang.  Berdasarkan dari penelitian yang ditulis Nagai dkk pada tahun 2010 mengenai durasi tidur dan hubungannya dengan penyakit kardiovaskular mengatakan bahwa saat ini kurangnya waktu tidur merupakan hal yang seringkali ditemukan di negara maju. Negara barat dikatakan memiliki waktu tidur hanya 6.8 jam per malam dimana waktu tidur tersebut lebih sedikit dibandingkan 1 abad yang lalu.  Pada tahun 1980 saat terjadi peningkatan ekonomi secara mendadak di jepang, angka kematian meningkat diakibatkan karena tuntutan pekerjaan termasuk kematian akibat kejadian kardiovaskular. Hal ini menimbulkan bergbagai macam pertanyaan, apakah benar kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga menyebabkan kematian.

Berbagai hasil studi epidemiologis menggambarkan hubungan antara kurangnya tidur dan hipertensi, penyakit arteri koroner dan diabetes. Studi analisis yang dilakukan oleh Alameda County Study  menunjukkan angka kematian yang disebabkan ppenyakit jantung iskemik, kanker, dan stroke pada orang-orang yang memiliki jam tidur kurang dari 7 jam sehari. Selain itu pada penelitian tersebut didapatkan bahwa laki-laki yang tidur kurang dari 6 jam sehari dapat meningikatkan angka kematian 1.7 kali lebih besar dibandingkan laki-laki yang tidur 7-8 jam sehari.

Hubungan kurangnya waktu tidur dengan berbagai penyakit telah ditelaah oleh banyak peneliti. berikut adalah beberapa penyakit yang dapat timbul akibat kurangnya jam tidur:

1.       Hipertensi

2.       Penyakit jantung coroner

3.       Serangan jantung

Oleh karena itu, menjaga pola tidur merupakan hal yang sangat penting. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Referensi:

Nagai M. Hoshide S, Kario K. Sleep duration as a risk factor for cardiovascukar disease – a review of the recent literature. 2010 Feb; 6(1): 54–61. 

Sumber gambar: freepik.com