Selasa, 15 November 2022 11:27 WIB

ASI Pelindung Kejadian ISPA pada Balita

Responsive image
711
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Studi mengkonfirmasi bahwa ASI merupakan faktor pelindung terhadap kejadian ISPA telah dipelajari secara ekstensif, misalnya dalam penelitian Chandrawati PF dan Alhabsyi FN. (2014) menunjukkan bahwa ASI melindungi bayi dari berbagai penyakit, termasuk infeksi- Infeksi saluran pernapasan dan usus. Penelitian  oleh Damanik PEG. (2014).membuktikan bahwa ASI memiliki efek protektif terhadap terjadinya infeksi saluran pernapasan akut.

Bayi Menyusui lebih terlindungi dari penyakit menular, terutama infeksi saluran pernapasan akut, diare (Lawrence, 2015). ASI juga telah dilaporkan mengurangi risiko infeksi saluran udara atas dan bawah (Chandrawati PF dan Alhabsyi FN. (2014). Studi oleh Damanik PEG. (2014) mengatakan bahwa pemberian ASI sangat menguntungkan jika dilihat dari beberapa aspek, baik pada bayi, ibu, maupun soosial ekonomi.

Rekomendasi dari WHO bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat menurunkan angka insidensi infeksi yang sering terjadi pada bayi seperti ISPA, diare, otitis media, infeksi saluran kemih, diabetes mellitus, obesitas dan asma ASI mengandung zat kekebalan terhadap infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan lain-lain, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi pada bayi. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya protein, laktoferin, imunoglobin dan antibody.  

Pemberian ASI eksklusif memberikan protektif melalui antibodi Sig A yang dapat melindungi bayi dari kuman Haemophilus Influenza yang terdapat pada mulut dan hidung, serta menurunkan risiko terkena infeksi (Chandrawati PF dan Alhabsyi FN. (2014) ASI memberikan proteksi melawan penyakit enterik dan lainnya. Colostrum atau foremilk, dan ASI mengandung elemen yang memproteksi bayi dari penyakit saluran respirasi dan gatrointestinal ASI mengandung komponen yang mencegah penempelan salmonella pneumonia dan Haemophilus Influenza pada reseptor permukaan sel pejamu (Story et al, 2018).  

Penelitian Cushing et al (1998) menunjukkan bahwa insiden keseluruhan  penyakit pernapasan, termasuk saluran pernapasan atas dan bawah, bawah ini tidak terpengaruh secara signifikan  oleh ASI Sedangkan Owigley dkk. (2012) ditemukan bahwa 27920 infeksi saluran pernapasan bawah diobati. Rawat inap bulanan dapat dicegah  dengan menyusui eksklusif dan 2596 dengan menyusui parsial al. Sebuah studi oleh Talleyo et al (2011) sampai pada kesimpulan bahwa menyusui lengkap mengurangi risiko rawat inap sebagai  akibat dari penyakit menular pada tahun pertama kehidupan.  Abdullah (2013) melakukan studi korpus bersarang. kelompok kontrol di Kota Palu menunjukkan hubungan yang signifikan antara pemberian ASI pada kejadian infeksi saluran pernapasan akut dengan setelah kontrol.

 

Referensi:

Chandrawati PF dan Alhabsyi FN. (2014). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah Terhadap Frekuensi Kejadian ISPA pada Balita Usia 1-4 Tahun. Jurnal kesehatan. Vol 10 No. 1 Tahun 2014.

Dahlan MS. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Damanik PEG. (2014). Hubungan Status Gizi, Pemberian ASI Eksklusif, Status Imunisasi Dasar dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kota Medan.[Skripsi Ilmiah]. Sumatera Utara: FKM USU.

Departemen Kesehatan RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Endah PN, Daroham, dan Mutiatikum. (2019). Penyakit ISPA Hasil Riskesdas di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan Supplement 2019: 50-55.

Fibrila F. (2015). Hubungan Usia Anak, Jenis Kelamin dan Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian ISPA. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. Volume VIII No.2 Edisi Des 2015, ISSN: 19779-469X.

Sumber Gambar: inikartunmu.blogspot.com