Selasa, 15 November 2022 08:17 WIB

Kopi dan Kesehatan Kardiovaskular

Responsive image
323
dr. Patria Pradana - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Kopi, sebuah minuman yang tak hanya menjadi santapan sehari-hari. Kopi telah menjadi perlambang kebudayaan dan menjadi pewarna kehidupan sehari-hari. Sebagian orang di usia produktif sangat membutuhkan kopi untuk menunjang produktivitas sehari-hari. Tak hanya kopi menjadi teman kala sarapan, kopi juga sering menjadi motivasi seseorang untuk berbincang hingga timbul istilah “ngopi bareng” yang berkonotasi berbincang ringan dengan rekan bicara sambil menyeruput dan menghirup wanginya kopi. Kemudahan untuk mengonsumsi kopi juga semakin mudah dan aksesibel seiring berjalannya jaman. Kedai kopi mulai dari kafetaria berbiaya mahal sampai warung kopi keliling menggunakan sepeda (“starling” – “starbucks keliling”) menunjukkan betapa mudahnya kita memperoleh secangkir kopi. Untuk pembuatannya tentunya bervariasi. Mulai dari seni meracik kopi yang paling rumit hingga menyeduh kopi yang ‘just add water’ dengan menuang air panas ke kopi instan, tidak sulit bagi seseorang menginginkan secangkir kopi untuk menyeruput secangkir kopi.

Berbagai penelitian telah dilakukan dan ditemukan mengenai manfaat kopi terhadap kesehatan kardiovaskuler. Tapi belum banyak penelitian yang membahas mengenai jenis-jenis kopi dan apakah terdapat perbedaan dampak dan manfaat antara kopi yang digiling sendiri (ground coffee), dengan kopi instan yang sudah siap tinggal diseduh. Baru-baru ini, Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan Chieng et al yang membandingkan subtipe kopi dan apakah perbedaan subtipe kopi dapat berpengaruh terhadap insidens kardiovaskuler. Tidak hanya membandingkan antara ground coffee dengan kopi instan, studi ini juga membandingkan dengan dampak dan manfaat dari kopi de-kafeinasi (decaf). Penelitian ini juga membandingkan konsumsi setiap jenis kopi tiap harinya terhadap dampak kardiovaskular ditinjau dari kejadian aritmia (gangguan irama pada jantung), insidens stroke-jantung koroner, hingga angka kematian baik akibat kardiovaskular maupun tanpa penyebab spesifik. Penelitian ini menunjukkan kopi instan dan kopi giling keduanya sama-sama bermanfaat menurunkan risiko aritmia, sebuah efek yang tidak ditemukan pada kopi decaf. Di sisi lain, ditemukan juga pada penelitian ini, baik kopi giling, instan, maupun kopi decaf  menunjukkan manfaatnya dalam menurunkan angka mortalitas dan insidens terjadinya kasus kardiovaskuler dan stroke. Penelitian ini juga menjawab pertanyaan berapa banyak kopi harus kita konsumsi? Penelitian ini menyuguhkan data di mana manfaat timbul pada konsumsi kopi sebanyak 2-3 cangkir sehari.

Hasil studi tersebut tentunya menjadi kabar baik bagi penikmat kopi. Tidak hanya kita tahu manfaat kopi terhadap kesehatan kardiovaskuler kita, tetapi sekarang kita mengetahui bahwa konsumsi kopi yang kita suguhkan tidak menuntut biaya yang mahal atau cara menyeduhkan yang rumit. Dapat dikatakan bahwa kopi, terlepas dari apakah kopi ini secara manual diracik, diseduh dari kopi instan, bahkan dari jenis kopi yang terdekafeinasi, seluruhnya memberi manfaat terhadap kesehatan kardiovaskular kita. Tentunya studi ini harus kita tafsirkan dengan penuh kebijaksanaan. Harus selalu kita pahami bahwa kopi tidak jarang dihidangkan dengan penyerta lain seperti gula, krim dan susu. Seperti kita tahu bahwa konsumsi gula, walaupun nikmat, memiliki risiko kesehatan tersendiri apabila kita tidak hati-hati. Begitupun juga bahan lainnya yang memiliki pertimbangan sendiri dalam konsumsinya. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terkait bagaimana membuat kopi yang sebaiknya dilakukan khususnya apabila anda memiliki risiko kesehatan seperti stroke, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

 

Referensi:

Chieng, D., Canovas, R., Segan, L., Sugumar, H., Voskoboinik, A., Prabhu, S., Ling LH., Lee, G., Morton, JB., Kaye, DM., Kalman, JM., Kistler, PM.,(2022). The Impact of Coffee Subtypes on Incident Cardiovascular Diseas, Arrhythmias, and Mortality: long-term outcomes from the UK Biobank. European Journal of Preventive Cardiology, 00, 1-10. https://doi.org/10.1093/eurjpc/zwac189

Sumber gambar: freepik.com