Senin, 14 November 2022 14:52 WIB

Angin Duduk

Responsive image
2023
dr. Revan Satrio - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

“Eh jangan begadang nanti kena angin duduk”. Sepeti itulah kira-kira contoh sitilah angin duduk yang terkenal di masyarakat. Gejala angin duduk sendiri di deskripsikan dengan rasa nyeri di dada kiri ras seperti tertekan dengan penjalran ke lengan atau leher kadang disertai dengan rasa mual dan keringat dingin. Dengan deskripsi gejala seperti disebutkan sebelumnya, angin duduk dikaitakna dengan angina pektoris.

Angina pektoris adalah rasa nyeri di dada kiri terasa seerpeti tertekan dengan penjalaran ke leher dan lengan kiri serta gejala mual dan berkeringat dingin. Hal ini terjadi Karena ada nya sumbatan di pembuluh darah koroner jantung yang menyuplai darah ke jantung sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Saat terjadi sumbatan supali tersebut terhenti inilah yang disebut sindrom koroner akut. Angina juga bisa timbul saat tejadi kekakuan otot dari pembuluh darah koroner sehingga kebutuhan jantung tidak bisa terpenuhi.

Angina bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

            • Kolesterol tinggi

            • Diabetes

            • Tekanan darah tinggi (hipertensi)

            • Stres

            • Obesitas

            • Kebiasaan merokok

            • Kurang berolahraga

            • Riwayat angin duduk pada keluarga

            • Usia 45 tahun ke atas pada laki-laki atau 55 tahun ke atas pada perempuan

            • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan

Angina sering disalah artikan oleh penderitanya terutama pada pasien dengan Riwayat sakit maag sebelumnya. Pemeriksaan lebiih lanjut di IGD seperti Elektrokardiogram sangat membantu menyingkirkan kemungkinan nyeri disebabkan oleh hal lain.

Berikut hal-hal yang dapat mengurangi resiko terjadinya angaina:

 • Olah raga rutin

 • Konsumsi makanan sehat

 • Kurangi asupan garam

 • Menjaga berat badan ideal

 • Stop merokok

 

Referensi :

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Coronary Artery Disease.Centers for Disease

Sumber gambar: Lifepack.id