Selasa, 08 November 2022 16:09 WIB

Faktor Risiko dan Penyebab Asma pada Anak

Responsive image
7109
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Asma dapat timbul di segala umur, dimana 30% penderita bergejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun. Penyakit ini dapat menyerang semua usia tetapi paling sering terjadi pada anak. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, tetapi dapat bersifat menetap bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berbagai faktor menjadi pencetus timbulnya serangan asma, antara lain adalah olahraga, alergen, infeksi, perubahan suhu yang mendadak, atau pajanan terhadap iritan respiratorik seperti asap rokok, debu polusi, dan lain-lain. Selain itu, berbagai faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prevalensi asma suatu tempat, misalnya usia, jenis kelamin, ras, sosioekonomi, dan factor lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi prevalensi asma, derajat penyakit asma, terjadinya serangan asma, berat ringannya serangan, dan kematian akibat penyakit asma. Penyebab lain serangan asma adalah virus dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut.

Faktor risiko asma yang mempengaruhi perkembangan dan ekspresi asma terdiri dari faktor internal dan eksternal, dimana untuk faktor internal terdiri dari genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan ekspresi emosi yang kuat atau berlebihan. Sedangkan faktor eksternal meliputi occupational irritant, infeksi virus di saluran nafas, alergen, asap rokok, polusi udara, obat-obatan, dan perubahan suhu terkait perubahan musim atau kondisi geografis lainnya. Faktor eksternal menjadi berperan dominan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak penelitian telah membuktikan hal ini. Riset di Kanada menunjukkan bahwa infeksi virus, olahraga, asap rokok, debu, dan serbuk sari bunga menempati lima peringkat teratas sebagai penyebab asma terbanyak di semua golongan usia.

Asma banyak menyerang anak-anak karena pada usia kanak-kanak dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk dengan baik serta asupan gizi yang masuk digunakan tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan organ dan tulang sehingga persentase asupan nutrisi untuk pertumbuhan jaringan perifer kurang tercukupi. Status asupan gizi yang kurang membuat tingkat imunitas anak menjadi lebih rendah sehingga mudah terserang infeksi sehingga hal inilah yang menyebabkan frekuensi pasien rawat inap asma anak Rumah Sakit lebih tinggi pada kelompok usia kanak-kanak.

Asma juga menyerang anak-anak dengan obesitas, berdasarkan penelitian sebelumnya menerangkan bahwa obesitas dapat menyebabkan penurunan sistem pengembangan paru, volume paru. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan hiperaktivitas jalan napas, sehingga menyebabkan terjadinya asma.

Faktor risiko asma dapat dibagi menjadi 3 domain besar, yaitu:  alergen, iritan, dan hal-hal lain yang tidak tergolong dalam alergen maupun iritan.  Di lingkungan kerja, dimana asma meliputi asma kerja (occupational asthma) dan asma diperberat di tempat kerja (work-aggravated asthma), occupational irritant yang paling sering menginduksi asma tersebut adalah isosianat (dari cat semprot) sehingga disebut isocyanate-induced asthma. Selain itu, riset di London menunjukkan bahwa berjalan selama 2 jam di sepanjang jalan yang padat kendaraan bermesin diesel mempengaruhi efek fungsional dan reaksi inflamasi pada orang dewasa dengan asma. Selain itu, polusi udara terkait daerah pertambangan dan perubahan suhu terkait kondisi geografis wilayah yang ada di daerah dataran tinggi juga menjadi pemicu terjadinya asma.

 

Referensi:

Akib, A. A. (2016). Asma pada anak. Sari Pediatri, 4(2), 78. https://doi.org/10.14238/sp4.2.2002.78-82

Ariyani, Untari, E. K., & Rizkifani, S. (2019). Gambaran karakteristik pasien asma pada anak di instalasi rawat inap rumah sakit di kota Pontianak. Jurnal Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpurta, 12(1), 19–23. Retrieved from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/download/44359/75676588015

Imaniar, E. (2015). Asma bronkial pada anak. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2, 360–364. Retrieved from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/download/44359/75676588015

Nursalam, Hidayati, L., & Sari, N. P. W. P. (2018). Hubungan faktor risiko asma dan perilaku pencegahan. Jurnal Ners, 4(1), 9–18.

Sumber foto: https://infobuah.com/wp-content/uploads/2018/09/Sesak-Nafas.jpg