Selasa, 01 November 2022 14:54 WIB

Ulkus Dekubitus pada Pasien Tirah Baring

Responsive image
1721
 Emi mariani. AMK  - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pasien dengan gangguan persyarafan seringkali disertai dengan adanya penurunan kemampuan dalam mobilisasi (parese). Imobilisasi menjadi faktor yang   menyebabkan luka tekan. Sesuai dengan asal katanya, luka tekan adalah luka akibat adanya tekanan. Hal tersebut selanjutnya akan    mengakibatkan adanya gangguan pada  tractus kortikospinalis yang bertanggung jawab pada otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Sehingga               seseorang akan mengalami penurunan kemampuan dalam mobilisasi, dimana seseorang tidak dapat bergerak secara  aktif/ bebas karena kondisi yang mengganggu  pergerakan aktivitas.

Salah satu dampak imobilisasi adalah Ulkus dekubitus. Ulkus dekubitus adalah luka pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit setelah berbaring terus-menerus. Kondisi ini dikenal juga sebagai luka baring (bedsores) atau luka dekubitus. Luka baring biasanya dimiliki oleh pasien dengan suatu penyakit yang membatasi gerak tubuhnya. Penyakit tersebut membuat pasien duduk di kursi roda atau berbaring di tempat tidur dalam waktu lama sehingga ada bagian tubuh yang terus tertekan. Bagian tubuh yang paling sering mengalami luka dekubitus adalah area dekat tulang yang banyak mengalami tekanan saat berbaring, antara lain pinggul, tumit, pergelangan kaki, dan tulang ekor.

Adapun Gejala ulkus dekubitus bisa berbeda-beda, tergantung tahapan luka dan apakah Orang tersebut  telah mendapatkan penanganan yang tepat atau belum.  Orang yang mengalami keterbatasan sistem gerak berisiko mengalami sejumlah gangguan kesehatan, salah satunya luka baring atau ulkus dekubitus.

Berbagai faktor yang meningkatkan risiko terbentuknya ulkus dekubitus.

· Keterbatasan gerak akibat cedera tulang belakang atau kondisi lain.

· Kerusakan saraf yang membuat pasien tidak peka terhadap nyeri.

· Kulit menjadi rentan karena sering terkena urine atau feses.

· Kurangnya asupan gizi dan cairan.

· Adanya kondisi medis yang menghambat aliran darah seperti Diabetes Melitus Tipe 2.

Penilaian ulkus dekubitus tidak hanya derajat ulkusnya tetapi juga ukuran, letak ulkus, derajat infeksi, dengan nyeri atau tidak. Menurut NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel, luka dekubitus dibagi menjadi empat stadium, yaitu

1. Stadium  I

Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.

2. Stadium II

Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melepuh, atau membentuk lubang yang dangkal

3. Stadium III

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam. Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik.

4. Stadium IV

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pad otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran atau sinus. Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi

Tahap perawatan ulkus dekubitus.

1. Mengurangi tekanan

Anda dapat mengurangi tekanan berlebih pada kulit yang mengalami luka dekubitus dengan mengubah posisi tubuh secara berkala.

Anda mungkin juga perlu menggunakan kasur, matras, atau bantalan khusus untuk melindungi bagian kulit yang rentan mengalami luka.

2. Membersihkan dan menutup luka

Luka dekubitus perlu dibersihkan dengan air matang atau larutan Nacl ( larutan garam) Setelah itu, luka ditutup dengan perban, guna mencegah terjadinya infeksi.

3. Membuang jaringan yang rusak

Dokter kerap kali perlu membuang jaringan yang rusak, mati, atau terinfeksi. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan area sekitar ulkus dekubitus sehingga kulit bisa pulih lebih cepat.

4. Operasi

Ulkus berukuran besar yang tidak dapat pulih mungkin perlu ditangani dengan operasi. Operasi bertujuan untuk menutup jaringan luka dan memberikan bantalan pelindung bagi otot atau tulang yang terekspos. apabila Anda berisiko memiliki ulkus decubitus.

Berikut Beberapa tips yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya Ulkus Dekubitus :

· Menjaga kulit tetap bersih dan kering.

· Memeriksa kondisi kulit setiap hari untuk mengawasi tanda-tanda luka dekubitus.

· Mengubah posisi duduk atau berbaring sekitar satu jam sekali. Mintalah bantuan orang yang merawat Anda bila Anda tidak bisa melakukannya sendiri.

· Berolahraga di kursi roda bila memungkinkan, misalnya dengan mengangkat badan sambil                  bertumpu dengan tangan di atas kursi roda.

· Menggunakan bantalan, matras, atau kasur khusus untuk mengurangi tekanan pada kulit.

· Menggunakan kursi roda khusus yang bisa dimiringkan bila memungkinkan.

· Mengatur kemiringan ranjang agar tidak lebih dari 30 derajat. Dengan begitu, tubuh anda tidak akan merosot.

· Mengganti pakaian dan seprai secara berkala. Hindari bahan yang berpotensi mengiritasi kulit.

 

Referensi: 

Suriadi. 2004. Luka Tekan (Pressure Ulcer): Penyebab dan Pencegahan. Tinjauan Pustaka. Universitas Veteran

Husnaniyah, Dedeh,dkk. 2022Monografi massage Kulit dengan minyak zaitun untuk pencegahan decubitus pada pasien Tirah baring. Indramayu :Eureka media aksara

National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP). 2009. Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Clinical Practice Guideline. NPUAP. Washington DC

Sari, Y. (2007). Luka Tekan: Penyebab dan Pencegahan. Retrieved from www.ppni.com February 4, 2010

Smeltzer Bare. (2005). Medical Surgical Nursing. Philadelpia:Sounder.

https://www.alodokter.com/ulkus-dekubitus

https://www.rsuharapanibu.co.id/luka-akibat-tekanan-ulkus-decubitus/

file:///C:/Users/graha3rematologi/Downloads/5966-19683-1-PB%20(1).pdf

Sumber foto : Dokumentasi RSMH