Selasa, 25 Oktober 2022 15:18 WIB

Regulasi Suhu Bayi Prematur

Responsive image
3807
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bayi prematur ini rentan terhadap ketidakstabilan suhu. Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah; kehilangan panas yang sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan, penyekatan lemak subkutan yang insignificant, cadangan lemak coklat (sumber inward untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan typical) terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah (respon mengigil), aktivitas massa otot tidak adekuat (sehingga bayi prematur tidak dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler mudah rusak, dan pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2015; Johnston, Flood and Spinks, 2013; Merenstein and Gardner, 2012).

Rentang typical suhu tubuh neonatus berbeda antara bayi yang cukup bulan dan bayi prematur. Rentang ordinary suhu tubuh bayi cukup bulan berkisar 36,5ºC - 37ºC; sedangkan bayi prematur berkisar 36,3ºC - 36,9ºC. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar (25ºC) maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya per sepuluh dari jumlah kehilangan panas di atas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2ºC dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih bagi bayi prematur dan BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri (Merenstein and Gardner, 2002; Wong et al., 2017).

Suhu yang rendah mengakibatkan metabolisme jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya asidosis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat. Jika oksigen tidak tersedia maka akan terjadi hipoksia pada sel tubuh. Penyimpanan oksigen untuk fungsi essensial tubuh dilakukan dengan cara vasokonstriksi pembuluh darah. Jika expositions ini berlangsung lama, maka pembuluh darah pulmonar menjadi terancam dan perfusi pulmonar akan menurun. Tingkat PO2 akan menurun dan PCO2 akan meningkat. Peningkatan PO2 akan menyebabkan terbukanya fetal right-to-left shunt. Produksi surfaktan juga akan menurun, sehingga akan mempengaruhi fungsi paru (Pilliteri, 2013).

Suplai glukosa juga akan meningkat akibat peningkatan metabolisme. Bayi akan memenuhi kebutuhan glukosanya melalui expositions glikolisis anaerob, di mana zat asam akan masuk ke dalam aliran darah. Bayi akan menjadi asidosis dan dengan asidosis akan memperbesar risiko terjadinya kernikterus (masuknya bilirubin tidak terkonjugasi ke dalam sel otak). Selain itu hipotermi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. Usaha mengurangi kehilangan panas tersebut di atas dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, membungkus kepala bayi, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukkan sementara ke dalam inkubator (Pens and Novak, 2015)

 

Referensi:

Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998). Growth of infants and young children born small or large for gestational age. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 152(12), 1225–1231.  https://doi.org/10.1001/archpedi.152.12.1225.

Holmes, A. V. (2013). Establishing successful breastfeeding in the newborn period. 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C. (2012). Outcomes of extremely low birth weight infants with bronchopulmonary dysplasia: Impact of the physiologic definition. Early Human Development, 88(7), 509–515. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2011.12.013. 

Oliveira, M. G., Silveira, R. C., & Procianoy, R. S. (2008). Growth of very low birth weight infants at 12 months corrected age in Southern Brazil. Journal of Tropical Pediatrics, 54(1), 36–42. https://doi.org/10.1093/tropej/fmm103

Sumber Gambar: kartunkuhd.blogspot.com