Kamis, 20 Oktober 2022 15:05 WIB

Komplikasi Pada Bayi Prematur

Responsive image
1601
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bayi prematur sering mengalami masalah yang berhubungan dengan komplikasi. Komplikasi yang berhubungan dengan prematuritas yang diberikan intervensi klinik adalah Iron deficiency of rashness, Kernicterus, respiratory trouble condition (RDS), retinopaty of rashness (ROP), patent duktus arteriosus(PDA), intraventicular hemorthage (IVH), necrotizing Enterocolitis (NEC), dan apnea. Masalah jangka panjang meliputi bronchopulmonary Dysplasia (BPD), aspiratory interstitial emphysema (PIE), dan posthemorrhagic hydrocephalus, defek bicara, efek neurologi, dan defek audiotori (Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014); Borah, M., & Baruah, R. (2014); Gomella, T. L. (2017).

1. Anemia of rashness

Banyak sel darah bayi prematur berkembang normokromik sehingga mengalami iron deficiency normositik. Sel darah merah mungkin mengalami fragmentasi atau bentuknya tidak biasa. Jumlah retikulosit rendah karena sumsum tulang tidak meningkatkan produksinya sebelum usia gestasi 32 minggu. Bayi akan nampak pucat, kemungkinan letargi dan anoretik, dan biasanya gagal untuk tumbuh. Hal ini di pengaruhi oleh immaturitas sistem hematopoetik ditambah dengan adanya destruksi sel darah merah yang dapat menurunkan level vitamin E, yang normalnya bertugas untuk melindungi sel darah merah untuk mengalami oksidasi. Produksi sel darah merah dapat distimulasi dengan pemberian DNA recombinant erythropoietin dan mungkin juga memerlukan transfusi darah (Gomella, T. L. (2017).

2. Kernicterus

Kernicterus terjadi akibat invasi billirubin indirek. Invasi ini mengakibatkan destruksi otak. Invasi ini merupakan efek dari tingginya konsentrasi bilirubin indirek dalam darah akibat penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Bayi prematur juga memiliki serum egg whites yang rendah, serum ini digunakan untuk mengikat bilirubin indirek (Borah, M., & Baruah, R. 2014)

3. Respiratory misery disorder (RDS)

Bayi prematur memiliki perkembangan paru yang masih immatur. Immaturitas ini menyebabkan ganggauan paru. Gangguan paru ini dinamakan RDS, yang juga disebut sebagai hyaline layer desease (HMD). RDS terjadi jika paru bayi kekurangan surfaktan yang digunakan untuk respirasi. Surfaktan merupakan lipoprotein yang berada di permukaan paru yang membantu paru untuk ekspansi dan kontraksi dengan mudah selama respirasi melalui modifikasi tekanan permukaan paru. Surfaktan juga mencegah alveoli untuk kolaps (Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S, 2014).

4. Retinopaty of rashness (ROP)

ROP merupakan expositions penyakit pada pembuluh darah retina di mata. ROP terjadi pada neonatus terutama bayi prematur yang menerima oksigen dalam konsentrasi tinggi pada minggu atau bulan awal kehidupannya. Retina mata belum sepenuhnya berkembang pada usia gestasi 28 minggu. Pada usia gestasi 32 minggu, pembuluh darah di region transient perifer pada retina masih immatur. Region transient perifer pada pembuluh darah retina menjadi sangat peka dan berbahaya jika diberikan oksigen dalam konsentrasi tinggi. Oksigen yang tinggi menyebabkan arteriol pada retina menjadi konstriksi dan terbatas. Konstriksi ini menurunkan aliran volume darah ke retina mata. Jika konstriksi tidak teratasi maka pembuluh darah retina secara permanen dapat rusak (Gomella, T. L, 2017).

5. Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)

Komplikasi yang terjadi pada bayi prematur dapat disebabkan oleh perawatan yang diberikan misalnya ventilator. BPD merupakan kondisi kronik yang terjadi sekitar 30% dari bayi yang mendapatkan perawatan dengan ventilasi mekanik. Akan tetapi, BPD dapat terjadi pada bayi yang tidak menggunakan ventilator. BPD terjadi karena kombinasi beberapa faktor, termasuk oksigen, tekanan yang tinggi pada ventilasi pulmonar, inflamasi, infeksi, dan faktor nutrisi, yang mana berbahaya bagi alveoli dan traktus respiratory ((Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S, 2014)

6. Defek bicara efek jangka panjang yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah defek bicara.

Defek bicara yang withering sering di observasi meliputi keterlambatan perkembangan pada kemampuan menerima dan mengekspresikan. Defek bicara ini sering terjadi pada anak usia sekolah (Olds, London and Ladewig, 2000).

7. Defek neurologis

Komplikasi jangka panjang lain yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah defek neurologis. Defek neurologi yang withering umum terjadi adalah cerebral paralysis, hidrocephalus, seizure jumble, nilai level of intelligence rendah, dan ketidakmampuan belajar. Dukungan keluarga merupakan faktor yang withering penting dalam mempengaruhi penampilan sekolah terhadap ada atau tidaknya sebagian besar defek neurologi (Gomella, T. L, 2017).

 

Referensi:

Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998). Growth of infants and young children born small or large for gestational age. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 152(12), 1225–1231.  https://doi.org/10.1001/archpedi.152.12.1225.

Holmes, A. V. (2013). Establishing successful breastfeeding in the newborn period. 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C. (2012). Outcomes of extremely low birth weight infants with bronchopulmonary dysplasia: Impact of the physiologic definition. Early Human Development, 88(7), 509–515. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2011.12.013. 

Oliveira, M. G., Silveira, R. C., & Procianoy, R. S. (2008). Growth of very low birth weight infants at 12 months corrected age in Southern Brazil. Journal of Tropical Pediatrics, 54(1), 36–42. https://doi.org/10.1093/tropej/fmm103

Sumber Foto: www.pngdownload.id

( Doc, PROMKES, RSMH)