Kamis, 20 Oktober 2022 15:00 WIB

Adaptasi Fisiologis Suhu Bayi Prematur

Responsive image
813
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Suhu lingkungan manusia lebih dingin daripada tubuhnya. Manusia memiliki kompensasi tubuh berupa sistem panas secara inward yang berguna untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Mekanisme pengaturan temperatur tubuh ditentukan oleh laju pembentukan panas dan laju kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari laju kehilangan panas maka temperatur tubuh meningkat. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih kecil dari laju kehilangan panas maka temperatur akan menurun (Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S, 2014; Borah, M., & Baruah, R, 2014; Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C, 2012).

Laju produksi panas yang disebut juga laju metabolisme tubuh. Faktor yang menentukan laju tersebut adalah(Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S, 2014; Borah, M., & Baruah, R, 2014):

1) Laju metabolisme barasal dari semua sel tubuh.

2) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktivitas otot. Kontraksi otot akan meningkatkan suhu inti hingga (40°C).

3) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan hormon lain misalnya hormon pertumbuhan dan testosteron) terhadap sel. Hormon tiroksin ini diproduksi oleh glandula tiroid, di mana meningkatkan respirasi sel dan produksi panas. Mekanisme ini merupakan umpan balik dari hipothalamus dan gladula pituitari foremost. Jika laju metabolisme menurun maka glandula tiroid akan mensekresi tiroksin (T4). Toroksin ini akan meningkatkan respirasi sel.

4) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh efek epinefrin dan norepinefrin (disekresi oleh medula adrenal), dan perangsangan simpatis terhadap sel. Epinefrin akan meningkatkan respirasi sel terutama organ jantung, otot rangka, dan hati. Stimulasi simpatis juga akan meningkatkan aktivitas organ.

5) Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi di dalam sel sendiri (misalnya asupan makanan). Asupan makanan akan meningkatkan laju metabolisme dari traktus digestif.

Panas akan diproduksi oleh digestif sebagai akibat dari pembentukan ATP yang digunakan untuk peristaltik dan sintesis enzim.Panas yang berasal dari produksi panas dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam ke kulit. Panas ini akan hilang ke udara dan sekitarnya. Dua faktor yang mempengaruhi hilangnya panas adalah: (1) kecepatan konduksi panas dari tempat panas yang dihasilkan di inti tubuh ke kulit; (2) kecepatan penghantaran panas dari kulit ke sekitarnya (Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C, 2012).

Semua kehilangan panas dan peningkatan panas antara tubuh dan lingkungan eksternal terjadi diantara permukaan tubuh dan sekitarnya. Pengaturan pertukaran panas antara kulit dan lingkungan diatur oleh sistem saraf simpatis. Saraf simpatis akan mempengaruhi tingkat vasokonstriksi arteriol dan anastomosis arteriovenosa yang mensuplai darah ke pleksus venosus kulit. Vasokonstriksi ini dikontrol oleh sistem saraf simpatis dalam memberikan respon terhadap perubahan suhu tubuh inti dan suhu lingkungan. Tubuh menggunakan 4 mekanisme untuk mengatur pertukaran panas antara permukaan tubuh dan lingkungannya, yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Borah, M., & Baruah, R, 2014).

Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari suhu lingkungan intaruterin (37,7°C) ke suhu ruangan (21°C hingga 25°C). Panas ditransfer gradien inward dari suhu inti ke permukaan kulit, kemudian ke gradien eksternal dari permukaan tubuh ke lingkungan. Kecepatan kehilangan panas dari gradien inward ini tergantung pada aliran darah kapiler dan lemak subkutaneus yang dimiliki. Sekitar 2 - 7% berat badan bayi baru lahir berasal dari brown fat tissue (BAT). BAT terdapat di sekitar ginjal, mediastinum, lipatan leher, dan skapula, sepanjang kolumna spinal, dan sekitar pembuluh darah besar di leher. Sel BAT mulai diproliferasi pada usia 26 - 30 minggu gestasi dan berlanjut setelah 4 minggu kelahiran (Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S, 2014).

Adipocytes (sel lemak) BAT dibedakan dari Adipocytes typical oleh besarnya peningkatan expositions metabolik dan produksi panas. Sel ini mengandung vacula lemak kecil, beberapa mitokondria, jaringan yang menyuplai kapiler darah (memberikan warna coklat) dan nervus simpatis.Nervus simpatis akan mengaktivasi glandula adrenal untuk mensekresi katekolamin ketika stress dingin. Pengeluaran lokalnya berupa noreadrenalin (norepinefrin) yang menstimulasi glandula pituitari sehingga mengeluarkan thyroid-invigorating chemical (TSH). Hal ini akan menyebabkan peningkatan produksi tiroksin (T4). Adrenalin dan tiroksin akan meningkatkan metabolisme lemak coklat dan memproduksi panas (Borah, M., & Baruah, R, 2014).

 

Referensi:

Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C. (2012). Outcomes of extremely low birth weight infants with bronchopulmonary dysplasia: Impact of the physiologic definition. Early Human Development, 88(7), 509–515. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2011.12.013. 

Sumber Gambar: animasi-gambar-kartun-lucu.blogspot.com