Senin, 17 Oktober 2022 15:11 WIB

Adaptasi Bayi Prematur

Responsive image
1184
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Penyebab kematian bayi prematur dihubungkan dengan masalah yang terjadi akibat immaturitas organ yang menyebabkan komplikasi prematur. Penyebab terbanyak kematian bayi prematur adalah Respiratory Misery Disorder ( RDS). Penyebab lain kematian bayi prematur adalah asfiksia saat lahir, infeksi, malformasi kongenital, kernicterus akibat hipotermi atau konjugasi bilirubin (Pilliteri, 2003; Riskesdas, 2007).

Bayi prematur berisiko mengalami masalah kesehatan pada awal kehidupannya. Masalah yang sering terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan immaturitas organnya. Masalah yang sering terjadi pada bayi prematur adalah ketidakstabilan suhu (hipotermi), ketidakstabilan berat badan (kesulitan penambahan berat badan), sindroma aspirasi, hipoglikemi, hiperbilirubin dan lain (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005).

Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah kehilangan panas yang sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan, lemak subkutan yang insignificant, cadangan lemak coklat (sumber inside untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan typical) terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah (respon mengigil), aktivitas massa otot (sehingga bayi prematur tidak dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler mudah rusak, pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Bowden, 1998; Johnson, Flood and Spinks, 2003; Shennan and Milligan, 1980 dalam Payne and Isaacs, 1999).

Masalah lain yang sering terjadi pada bayi prematur adalah ketidakstabilan berat badan (kesulitan penambahan berat badan). Gangguan ini terjadi akibat berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau berat badan lahir rendah (BBLR), bayi tidak punya atau hanya memiliki store lemak subkutaneus yang sedikit, cadangan lemak coklat terbatas, refleks mengisap dan menelan bayi masih lemah. Bayi prematur dengan BBLR berisiko mengalami keterlambatan pertumbuhan, khususnya berat badan (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Bowden, 1998; Cooke and Hughes, 2003; Johnston, Flood and Spinks, 2003; Hockenberry and Wilson, 2007; Muennich, 2009; Trachtenbarg

& Golemon, 1998).

Kusharisupeni (1996) melakukan penelitian di Indonesia mengidentifikasi tentang peran berat lahir dan masa gestasi terhadap pertumbuhan straight bayi di Kecamatan Sliyeg dan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan mulai Mei 1995 hingga Juni 1996. Penelitian ini menggunakan rujukan pertumbuhan dari World Wellbeing Association (WHO). Hasil penelitian ini menunjukkan rata berat badan dan panjang badan bayi dengan berat lahir 2500 gram atau lebih berada pada half rujukan pertumbuhan WHO selama 6 bulan pertama kemudian menyimpang ke bawah dari rujukan tersebut. Rata berat badan dan panjang badan bayi berat lahir rendah berkisar 10% dari rujukan yang sama selama tahun pertama kehidupannya. Hindering dari keseluruhan bayi (115) sampai dengan umur 1 tahun mencapai 9,9%. Tingkat keparahan hindering pada bayi prematur lebih besar daripada kelompok ordinary dan kelompok intrauterine development hindrance (IUGR).

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang. Upaya yang dilakukan untuk membangun bangsa yang besar ini dilakukan dengan membangun manusia seutuhnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah upaya kesehatan anak karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Upaya kesehatan ini ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang ideal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Departemen Kesehatan, 2008).

 

Referensi:

Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev, R., Bauer, S., Litmanovizt, I., & Doflin, T. (2006). Live music is beneficial to preterm infants in the neonatal intensive care unit environment. Birth, 33 (2).131-136.  

Berk, A.E. (2001). Child development. (4th Ed). America: Allyn and Bacon.

Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen, M.D. (2005).Keperawatan maternitas. (Edisi 4). Jakarta: Penerbit EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.       (2008).      Profil kesehatan     Indonesia     2007.

Sumber gambar: Deretrumah.blogspot.com

( DOC,  PROMKES,RSMH)