Senin, 17 Oktober 2022 15:08 WIB

Adaptasi Fisiologis Gastrointestinal, Renal, Hepatik dan Hematologi pada Bayi Prematur

Responsive image
2592
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bayi prematur memiliki banyak masalah yang dihubungkan dengan tingkat maturasi sistem organnya. Tingkat immaturitas tergantung pada usia gestasi. Immaturitas dapat dilihat dengan jelas melalui perbedaan aktivitas fisik dan respon neurologi bayi. Pada periode masa gestasi yang pendek maka bayi akan menunjukkan aktivitas muskular yang lemah. Bayi prematur mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri secara kompleks yaitu beradaptasi dari kehidupan intrauterin berubah menjadi ekstrauterin sama seperti bayi cukup bulan (Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014).

Perubahan fisiologis gastrointestinal

Mekanisme mengisap dan menelan belum berkembang dengan baik pada bayi prematur. Mekanisme ini hanya dapat dikoordinasi oleh bayi, untuk memulai menyusu pada payudara sekitar 32-34 minggu gestasi dan menjadi sangat efektif pada usia gestasi 36-37 minggu. Kemampuan untuk mencerna makanan telah matur lebih awal dan hanya bayi yang berusia kurang dari 25 minggu gestasi yang memiliki enzim digestif yang tidak mencukupi (Borah, M., & Baruah, R. (2014).

Perubahan fisiologis renal

Bayi prematur memiliki sistem ginjal yang belum matur. Immaturitas ini menyebabkan kemampuan bayi prematur dalam mengsekresi zat metabolit dan obat-obatan secara adekuat. Bayi prematur juga memiliki keterbatasan kemampuan untuk mengkonsentrasikan urin. Masalah lain yang ditimbulkan dari immaturitas ginjal adalah ketidakmampuan bayi dalam Mempertahankan keseimbangan asam basa, cairan, dan elektrolit (Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998).

Perubahan fisiologis hepatik dan hematologi

Kelahiran prematur ini menyebabkan immaturitas hepar. Immaturitas hepar pada bayi prematur dapat menyebabkan beberapa masalah pada bayi yaitu (Olds, London and Ladewig, 2000; Johnston, Flood and Spinks, 2003):

1) Glikogen dikumpulkan di hati dan kemudian secara cepat digunakan untuk membentuk energi. Kemampuan bayi prematur mengumpulkan glikogen menurun pada saat lahir. Bayi prematur memiliki persediaan glikogen yang terbatas, sementara bayi lebih sering mengalami stress. Masalah ini mengakibatkan bayi prematur berisiko mengalami hipoglikemi dan komplikasinya.

2) Bayi prematur mengalami gangguan konjugasi bilirubin dihati. Tingkat bilirubin meningkat dengan cepat dan lebih tinggi dibandingkan bayi cukup bulan. Pengkajian dini jaundice dengan tingkat bilirubin non-toksik sulit dilakukan karena lemak subkutannya yang tipis.

3) Zat besi juga terkumpul ke hati, khususnya pada trimester ketiga. Bayi prematur yang baru lahir memiliki persediaan zat besi yang rendah. Jika bayi mengalami perdarahan, pertumbuhan cepat, dan pengambilan sampel darah, maka bayi prematur lebih sering menjadi kekurangan zat besi lebih cepat dibandingkan bayi cukup bulan.

 

Referensi:

Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998). Growth of infants and young children born small or large for gestational age. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 152(12), 1225–1231.  https://doi.org/10.1001/archpedi.152.12.1225.

Holmes, A. V. (2013). Establishing successful breastfeeding in the newborn period. 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Viridula, E. Y., Murti, B., & Suryani, N. (2016). Path analysis on the effect of biopsychosocial and economic factors during gestational period on the risk of stunting and development in children under five, in Nganjuk, East Java. Journal of Health Promotion and Behavior, 01(03), 180–189. https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.05.

Watchko, J. F., & Maisels, M. J. (2003). Jaundice in low birthweight infants: Pathobiology and outcome. Archives of Disease in Childhood: Fetal and Neonatal Edition, 88(6), 455–458. https://doi.org/10.1136/fn.88.6.f455. 

Sumber gambar: richagambar.blogspot.com

( DOC, PROMKES, RSMH)