Jumat, 14 Oktober 2022 15:07 WIB

Adaptasi Fisiologi Respirasi, Kardiovaskular dan Termoregulasi Bayi Prematur

Responsive image
2102
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Bayi prematur memiliki banyak masalah yang dihubungkan dengan tingkat maturasi sistem organnya. Tingkat immaturitas tergantung pada usia gestasi. Immaturitas dapat dilihat dengan jelas melalui perbedaan aktivitas fisik dan respon neurologi bayi. Pada periode masa gestasi yang pendek maka bayi akan menunjukkan aktivitas muskular yang lemah. Bayi prematur mempunyai tugas untuk menyesuaikan diri secara kompleks yaitu beradaptasi dari kehidupan intrauterin berubah menjadi ekstrauterin sama seperti bayi cukup bulan (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Johnston, Flood and Spinks, 2003; Olds, London and Ladewig, 2000).

Bayi prematur harus beradaptasi pada perubahan fisiologi sebagai berikut:

Perubahan fisiologis respirasi

Bayi prematur berisiko mengalami masalah respirasi. Masalah yang terjadi disebabkan karena paru belum sepenuhnya matang dan belum siap untuk expositions pertukaran oksigen dan karbondioksida sebelum usia gestasi 37 atau 38 minggu. Jalan napas hidung masih terbatas dan mudah mengalami obtruksi. Dinding toraks masih lembut, sehingga nampak retraksi hanya dengan tekanan negatif selama inspirasi. Jalur respirasi juga terbatas sehingga memberikan resistensi yang lebih besar pada aliran udara. Pernapasan bayi unpredictable dan menggunakan diafragma dibandingkan dada. Refleks batuk juga masih lemah (Johnston, Flood and Spinks, 2003; Olds, London and Ladewig, 2000).

Bayi prematur memiliki pertukaran gas yang tidak efisien. Hal ini disebabkan karena alveoli yang dilapisi oleh epitel kuboidal berbeda dengan sel yang ada pada paru yang matur dan dikelilingi oleh sedikit kapiler, di mana kapiler ini akan mulai bertambah secara signifikan pada usia kehamilan setelah 28 minggu. Produksi surfaktan pulmonar oleh sel alveolar masih insignificant sehingga menyebabkan kolapsnya alveoli secara progresif. Mekanisme yang mengatur kedalaman dan irama pernapasan melalui stimulasi pusat respirasi pada otak, belum sepenuhnya berkembang dan bayi dapat mengalami periode apnea (Johnston, Flood and Spinks, 2003; Olds, London and Ladewig, 2000).

Perubahan kardiovaskular

Bayi prematur memiliki adaptasi sirkulasi yang lebih lambat dan kurang sempurna dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur memiliki tension arteriol pulmonar yang tinggi, berkurang lebih lambat, dan labil. Tekanan darah pulmonar tinggi dan bervariasi, berbeda dengan tekanan darah sistemik yang relatif rendah. Duktus arteriosus tidak tertutup rapat dan kemungkinan terbuka lagi, ketika terjadi pertemuan darah antara sirkulasi sistemik dan pulmonar. Ketidakstabilan ini menyebabkan terjadinya variasi yang signifikan saturasi oksigen pada sirkulasi perifer (Johnston, Flood and Spinks, 2003; Olds, London and Ladewig, 2000).

Perubahan termoregulasi

Bayi prematur rentan terhadap ketidakstabilan suhu. Pusat regulasi suhu mulai matur saat usia gestasi 28 minggu, sedangkan lemak subkutan dan cadangan lemak serta kulit mulai matur pada usia gestasi 32 - 34 minggu. Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suhu adalah; kehilangan panas yang sangat besar akibat luas permukaan tubuh terhadap berat badan, lemak subkutan yang negligible, cadangan lemak coklat (sumber inside untuk menghasilkan panas, terdapat pada bayi cukup bulan typical) terbatas, kontrol refleks pada kapiler kulit tidak ada atau lemah (respon mengigil), aktivitas massa otot (sehingga bayi prematur tidak dapat menghasilkan panasnya sendiri), kapiler mudah rusak, dan pengaturan suhu di otak tidak matur (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Gorrie, Mckinney and Murray, 1998; Johnston, Flood and Spinks, 2003; Merenstein and Gardner, 2002).

 

Referensi:

Alexander, B. T., Henry, J., & Intapad, S. (2014). Effect of low birth weight on women’s health. Clinical Therapeutics, 36(12), 1913–1923. https://doi.org/10.1016/j.clinthera.2014.06.026

Borah, M., & Baruah, R. (2014). Physical growth of low birth weight babies in first six months of life: A longitudinal study in a rural block of assam. National Journal Of Community Medicine, 5(4), 4–7. 

Gomella, T. L. (2017). Neonatology?: Management, procedures, on call problems, diseases & drugs. In Mc graw hill education (Vol. 7). 

Hediger, M. L., Overpeck, M. D., Maurer, K. R., Kuczmarski, R. J., McGlynn, A., and Davis, W. W. (1998). Growth of infants and young children born small or large for gestational age. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 152(12), 1225–1231.  https://doi.org/10.1001/archpedi.152.12.1225.

Holmes, A. V. (2013). Establishing successful breastfeeding in the newborn period. 

Pediatric Clinics of North America, 60(1), 147–168. https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.09.013

Natarajan, G., Pappas, A., Shankaran, S., Kendrick, D. E., Das, A., Higgins, R. D., …Walsh, M. C. (2012). Outcomes of extremely low birth weight infants with bronchopulmonary dysplasia: Impact of the physiologic definition. Early Human Development, 88(7), 509–515. https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.2011.12.013. 

Oliveira, M. G., Silveira, R. C., & Procianoy, R. S. (2008). Growth of very low birth weight infants at 12 months corrected age in Southern Brazil. Journal of Tropical Pediatrics, 54(1), 36–42. https://doi.org/10.1093/tropej/fmm103

Patel, B. K., & Shah, J. S. (2012). Necrotizing Enterocolitis in very low birth weight infants: A systemic review. ISRN Gastroenterology, 2012(1), 1–7. https://doi.org/10.5402/2012/562594

Puspita, N. (2018). The effect of low birth weight on the incidence of neonatal jaundice in Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(2), 174.https://doi.org/10.20473/jbe.v6i22018.174-181

Quinn, J. M., Sparks, M., & Gephart, S. M. (2017). Discharge Criteria for the Late Preterm Infant: A Review of the Literature. Advances in Neonatal Care, 17(5), 362–371. https://doi.org/10.1097/ANC.0000000000000406. 

Roche, A. F. (1994). Executive summary of the low birth weight workshop. In Centers for Disease Control and Prevention National Center for Health Statistics. 

Rustina, Y. (2015). Bayi Prematur: Perspektif keperawatan (1st ed.). Jakarta: Sagung seto.

Setyawan, A. B. (2017). Hubungan antara berat bayi lahir rendah dengan tumbuh kembang anak usia dini. AWLADY?: Jurnal Pendidikan Anak, 3(2), 83. https://doi.org/10.24235/awlady.v3i2.1499

Singh, D., Devi, N., & Raman, T. S. R. (2009). Exclusive breast feeding in low birth weight babies. Medical Journal Armed Forces India, 65(3), 208–212. https://doi.org/10.1016/S0377-1237(09)80004-X. 

Thakur, S. K., Roy, S. K., Paul, K., Khanam, M., Khatun, W., & Sarker, D. (2012). Effect of nutrition education on exclusive breastfeeding for nutritional outcome of low birth weight babies. European Journal of Clinical Nutrition, 66(3), 376–381. https://doi.org/10.1038/ejcn.2011.182. 

Utomo, M. T. (2010). Neonatal sepsis in low birth weight infants in Dr. Soetomo General Hospital. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 1(2), 86. https://doi.org/10.20473/ijtid.v1i2.2172.

Viridula, E. Y., Murti, B., & Suryani, N. (2016). Path analysis on the effect of biopsychosocial and economic factors during gestational period on the risk of stunting and development in children under five, in Nganjuk, East Java. Journal of Health Promotion and Behavior, 01(03), 180–189. https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.05.

Watchko, J. F., & Maisels, M. J. (2003). Jaundice in low birthweight infants: Pathobiology and outcome. Archives of Disease in Childhood: Fetal and Neonatal Edition, 88(6), 455–458. https://doi.org/10.1136/fn.88.6.f455. 

Sumber gambar: www.aivatko.com