Selasa, 11 Oktober 2022 12:28 WIB

Memperingati World Hypertension Day 2022, Apa yang dapat Kita Lakukan sebagai Praktisi Kesehatan

Responsive image
2594
Oleh : Ida Bagus Aditya Nugraha Departemen/KSM Il - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Hari Hipertensi Sedunia atau World Hypertension Day diperingati setiap tanggal 17 Mei. Pada tahun 2022 ini peringatan hari Hipertensi mengambil tema : Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer”. Pada prinsipnya tujuan dari peingatan ini adalah selalu mengingatkan baik para penderita Hipertensi ataupun orang yang sehat untuk terus melakukan pemantauan tekanan darah secara benar, tepat, serta akurat.

Hipertensi selalu menjadi sumber masalah yang sifatnya global, merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit metabolik seperti jantung, stroke, gagal ginjal, diabetes, dan bila fatal akan mengakibatkan kematian. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hingga 2018 melaporkan bahwa 25,8-34,1% populasi usia dewasa di Indonesia memiliki TD tinggi. Semakin tinggi TD, semakin besar pula angka disabilitas, morbiditas, dan mortalitas yang diakibatkan oleh hipertensi. Metode skrining dengan cara yang benar diperkirakan mampu menjadi salah satu solusi untuk mencapai pencegahan primer yang efektif, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, serta menyediakan landasan yang tepat dalam penyusunan kebijakan publik.

Akurasi dalam pemeriksaan tekanan darah merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam diagnosis hipertensi, namun memang terdapat keterbatasan pada pemeriksaan sehari hari yang dilalukan baik dari faktor kekurangan tersedianya alat, atau faktor internal dari alat itu sendiri yang belum dilakukan kalibrasi.

Saat ini pengukuran TD di luar klinik yakni ABPM (Ambulatory Blood Pressure Monitoring) dan HBPM (Home Blood Pressure Monitoring) telah direkomendasikan dalam banyak panduan hipertensi untuk mengevaluasi dan mengukur TD yang tidak hanya terbatas pada satu waktu pengukuran. Beberapa alasan yang mendasari penggunaan dua metode ini adalah sebagai berikut: 1) memberikan informasi hasil yang lebih stabil dan tervalidasi pada pengukuran TD, 2) parameter yang diukur bermanfaat dalam menilai prognosis pada pasien, 3) pengukuran TD klinik memiliki variabilitas yang tinggi sehingga tidak selalu dapat menggambarkan profil TD basal dan risiko kardiovaskular pada pasien, 4) membantu membedakan diagnosis hipertensi jas putih (white coat hypertension) dan hipertensi terselubung (masked hypertension) sehingga klinisi dapat menentukan diagnosis hipertensi dengan lebih tepat dan berujung pada berkurangnya beban biaya layanan kesehatan pasien hipertensi.

Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat. Salam Sehat, Sehat Indonesia.

Referensi :

Kario K, Shin J, Chen CH, Buranakitjaroen P, Chia YC, Divinagracia R, et al. Expert panel consensus recommendations for ambulatory blood pressure monitoring in Asia: The HOPE Asia Network. J Clin Hypertens (Greenwich). 2019;21(9):1250- 83.

Turana Y, Widyantoro B, Situmorang TD, Delliana J, Roesli RMA, Danny SS, et al. May Measurement Month 2018: an analysis of blood pressure screening results from Indonesia. Eur Heart J Suppl. 2020;22(Suppl H):H66-H9.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.[cited 2022. Available from: https:// kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/ files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.

Myers MG, Godwin M, Dawes M, Kiss A, Tobe SW, Kaczorowski J. Measurement of blood pressure in the office: recognizing the problem and proposing the solution. Hypertension. 2010;55(2):195-200.

Indonesian Society Of Hypertension. Konsensus Panduan Pengukuran Tekanan Darah di Luar Klinik (Ambulatory Blood Pressure Monitoring). 2022. Available at : https://inash2022.id/assets/Konsensus.pdf