Senin, 10 Oktober 2022 15:41 WIB

Intervensi Keperawatan Bayi Prematur

Responsive image
1915
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Perawat proficient khususnya perawat spesialis anak mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi kepada setiap anak. Salah satu peran perawat anak sebagai care supplier (pemberi perawatan utama) yaitu perawat anak memberikan perawatan langsung kepada anak dan keluarganya pada waktu sakit, luka dan penyembuhan. Peran perawatan anak pada bayi prematur adalah memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan upaya mempertahankan dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan ordinary (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Hockenberry and Wilson, 2007; Potter and Perry, 2005).

Intervensi pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan toleransi pada setiap bayi. Intervensi ini difokuskan pada stimulasi pertumbuhan dan perkembangan secara ideal. Intervensi perawatan standar bayi prematur yang sering digunakan adalah menyimpan bayi ke dalam inkubator, memberikan susu sesuai kebutuhan bayi, memegang bayi seminimal mungkin dan membiarkan tumbuh kembang bayi berkembang dengan sendirinya (Berk, 2001; Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Wilkinson,2000).

Intervensi keperawatan bayi prematur untuk mencegah komplikasi dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan bayi adalah dengan memberikan terapi komplementer. Terapi komplementer merupakan suatu pendekatan perawatan yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan terapi medik secara konvensional. Terapi komplementer yang sering digunakan pada bayi prematur adalah terapi pijat dan terapi musik. Manfaat terapi komplementer pada bayi prematur ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian yang telah dilaksanakan (Bobak, Lowdermik and Jensen, 2005; Delaune and Ladner, 2002; Snyder and Lindquist, 2002).

Banyak studi yang menunjukkan manfaat jangka pendek musik yaitu mempercepat kenaikan berat badan, meningkatkan pola tidur, dan kewaspadaan yang lebih besar pada minggu setelah dilahirkan. Salah satu penelitian terapi musik dilakukan oleh penelitian Caine (1991) yang mengidentifikasi efek musik terhadap tingkah laku stress, berat badan, kalori, pemasukan recipe, dan lama hari rawat. Studi dilakukan pada 52 bayi prematur dan BBLR di neonatal emergency unit). Musik diberikan selama 60 menit. Penelitian ini menemukan bahwa musik bermanfaat untuk mengurangi kehilangan berat badan, meningkatkan berat badan harian, meningkatkan pemasukan recipe dan kalori, menurunkan lama hari rawat, menurunkan perilaku stress pada bayi.

Penelitian lain dilakukan oleh Vogtmann (2002) yang mengkaji tentang efek terapi musik pada bayi prematur. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek positif pemberian terapi musik dihubungkan dengan keadaan fisiologis dan tingkah laku bayi. Penelitian menggunakan musik dari Vogtmann yaitu the breath of another life. Musik ini ditempatkan di dalam inkubator dengan alat sound system khusus selama 43 menit. Hasil penelitian ini mengidentifikasi beberapa efek positif musik yaitu meningkatkan saturasi oksigen dalam darah, mengurangi penurunan saturasi (jumlah, kedalaman, dan durasi per menit), menurunkan basal heart recurrence per menit, meningkatkan suhu pusat dan perifer.

 

Referensi:

Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev, R., Bauer, S., Litmanovizt, I., & Doflin, T. (2006). Live music is beneficial to preterm infants in the neonatal intensive care unit environment. Birth, 33 (2).131-136.  

Berk, A.E. (2001). Child development. (4th Ed). America: Allyn and Bacon.

Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen, M.D. (2005).Keperawatan maternitas. (Edisi 4). Jakarta: Penerbit EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.       (2008).      Profil kesehatan     Indonesia     2007.

Sumber gambar: mommiesdaily.com