Selasa, 04 Oktober 2022 10:59 WIB

Efek Polusi Udara bagi Kardiovaskular

Responsive image
539
dr. Perdana Rezha Kusuma - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Polusi udara merupakan masalah kesehatan publik yang menjadi beban secara global.  Menurut WHO (World Health Organization) diduga terdapat 7 juta orang yang meninggal setiap tahunnya akibat adanya paparan dari partikel yang terdapat pada udara yang terpolusi. Berdasarkan data dari Amerika serikat menunjukan bahwa adanya 6 polutan yang dikenal menjadi kriteria polutan udara yaitu Ground level ozone (O3), Karbon monoksia (CO), Sulfur dioksida, nitrogen dioksida (NO3) dan particulate matter (PM). PM biasanya merupakan hasil dari reaksi kimiawi antar polutan lainnya di atmosfer. PM memiliki variasi ukuran dan biasanya dibagi antara PM yang memiliki diameter 2.5 micrometer dan lebih kecil (PM halus) dan diameter antara 2.5 dan  10 micrometer (PM kasar). Black Carbon (BC) merupakan komponen besar dalam PM yang sebar di udara dan mesin diesel, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan segala jenis bahan bakar fosil. Sudah di estimasikan sekitar 90 % dari  populasi dunia telah terpapar pada level polusi udara diatas WHO air quality guidelie (AQG) dalam skala polutan udara.

Dampak polusi udara terhadap resiko kardiovaskular telah bertambah dalam beberapa tahun belakangan. Mekanisme yang diduga sebagai penyebab adalah bertambahnya promosi faktor resiko CVD dan  bertambahnya inflamasi sistemik dan koagulasi. Sebagai contoh Bell et al melaporkan  bahwa terdapat penurunan sekitar  1.68 mg/dL dari HDL setiap adanya paparan selama 3 bulan dari BC (0.7x10-6 m-1) dan sekitar 0.64 umol/L penurunan HDL setiap 5ug/m3 paparan kumulatif dari PM2.5 dalam penelitan yang dilakukan pada 6 kota besar di Amerika Serikat.

Secara global level polusi udara biasanya terbagi secara tidak rata pada area perkotaan dan pedesaan. Dimana paparan akut terhadap PM2.5 (PM halus) dan PM10 (PM kasar) dapat menyebabkan peningkatan secara akut dari tekanan darah di daerah perkotaan. Hal ini juga di konfirmasi dengan penelitian yang dilakukan oleh Dvonch et al yang menyatakan bahwa baik tekanan darah sistolik dan diastolic akan meningkat ada paparan dari PM10 dibandingkan dengan udara yang terfiltrasi. Di Eropa sendiri paparan jangka panjang dari PM10 berasosiasi dengan kejadian atherosclerosis yang di ukuran menggunakan IMT karotis yang di ukur di RS daerah perkotaan. Sebagai penutup, secara epidemiologi beberapa studi menunjukan bahwa paparan jangka pendek dan panjang terhadap udara yang terpolusi menunjukan angka kenaikan kejadian CVD. Oleh karena itu segala bentuk usaha dalam mengurangi polusi udara saat ini sangat dibutuhkan untuk udara dilingkungan kita yang lebih baik dimasa yang akan datang.

 

Referensi:

Tibuakuu M, Michos ED, Navas-acien A. HHS Public Access. 2019;5(4):370–8.

Sumber gambar: freepik.com