Selasa, 04 Oktober 2022 10:46 WIB

Penyelaman dan Efek Kardiovaskular

Responsive image
509
dr Patria Pradana - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam berupa luas area laut yang melebihi luas daratannya. Dimana dengan rentang sekitar 62 % dari total seluruh wilayah negara Indonesia adalah laut atau sekitar 6.32 juta km2. Dengan luas laut yang sebanyak itu tentunya banyak penyelam-penyelam Indonesia yang sering melakukan olahraga tersebut baik sebagai mata pencaharian atau sekedar hobi.  Diving atau menyelam memiliki lingkungan yang masuk dalam kategori resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan fatal. Sebuah penelitian menunjukan efek jangka pendek dari paparan tekanan yang didapat penyelam pada jangka pendek bagi kesehatan kardiovaskular. Dimana penelitian ini membandingkan antara penyelam dan non-penyelam dengan jumlah sampel mencapai 768 orang.

Pada penelitian ini menunjukan pada orang-orang mantan penyelam (Former occupational divers/FO) memiliki prevalensi tekanan darah tinggi yang lebih banyak serta prevalensi sumbatan pembuluh darah di jantung atau angina pectoris yang lebih tinggi pada golongan FO yang memiliki jumlah penyelaman yang lebih banyak dibandingkan yang lebih sedikit. Sedangkan pada golongan FO yang memiliki paparan menyelam derajat rendah tidak memiliki perbedaan bermakna dengan non-penyelam dalam hal prevalensi angina pektoris, stroke atau perdarahan di otak. 

Pada fisiologis olahraga terdapat hipotesis mengenai Latihan olahraga endurance yang eksesif dapat memicu terjadinya kelainan kardiovaskular pada beberapa individu.  Studi lainnya menunjukan orang-orang yang menjalani kerja fisik yang eksesif memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Pada sekitar 30 % atlet akan mengalami dilatasi akut dari jantung kanan saat melakukan marathon namun hal ini biasanya akan kembali normal saat periode setelag perlombaan, namun terdapat hipotesis yang mengutarakan bahwa resiko kematian mendadak pada atlet dengan olahraga stress endurance berhubungan dengan peregangan yang berulang dari bilik jantung dan beberapa atlet mmeiliki resiko untuk mengalami perubahan structural kronik pada jantung. Hal ini berhubungan dengan penyelam dikarenakan para penyelam professional diduga mengalami peregangan berulang dari bilik jantung saat proses imersi saat penyelaman.

Namun dalam penelitian ini terdapat beberapa bias seperti pada golongan mantan penyelam FO yang mengikuti penelitian mungkin sudah berhenti dikarenakan mengidap penyakit tertentu atau tidak fit. Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian ini agar memberikan data yang lebih akurat untuk para penyelam Indonesia.

 

Referensi:

Asmul K, Irgens K, Gronning M, Mollerlokken A. Diving and Long-Term Cardiovascular Health. 2017. Occupational Medicine 2017;67:371–376

Sumber gambar: klikdokter.com