Jumat, 23 September 2022 09:12 WIB

Kegawatdaruratan dalam Diabetes dan Pengaruhnya pada Operasi

Responsive image
2771
Dr. Cynthia Dewi Sinardja, Sp.An, MARS, FIC ; dr. - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Penyakit diabetes jika tidak dikontrol dengan baik dapat menimbulkan kondisi gawat darurat bagi penderitanya. Beberapa kondisi gawat yang bisa timbul akibat penyakit diabetes, antara lain:

Hipoglikemia berat

Kondisi ini terjadi ketika gula darah turun berlebihan, biasanya dibawah 70 mg/dl. Hipoglikemia tergolong mudah untuk ditangani asalkan mengetahui gejala-gejalanya, namun jikalau tidak ditangani secara tepat dan cepat kondisi ini dapat mengancam jiwa penderita tersebut. Tanda-tanda awalnya adalah rasa kebingungan, pusing, mual, rasa lapar, rasa gugup, bergetar, keringat dingin, jantung berdetak cepat, jika tidak diatasi gula darah semakin drop dan gejala akan memberat hingga terjadi penurunan kesadaran.

Hiperglikemia

Meningkatnya gula darah yang tinggi juga dapat mengancam jiwa penderita diabetes. Tanda-tanda awalnya adalah kehausan (polidipsi), frekuensi buang air kecil yang meningkat (poliuria), rasa lapar yang berlebih (polifagia), penurunan berat badan, pusing, penglihatan kabur dan kelelahan. Jika dibiarkan kondisi ini akan berlanjut menjadi diabetik ketoasidosis (KAD) ataupun kondisi hiperglikemik hyperosmolar (HHS).

a.    Diabetik ketoasidosis

Kondisi ini terjadi jika tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang cukup untuk glukosa masuk kedalam sel sehingga tubuh mulai memecah lemak agar bisa mendapatkan energi. Disinilah terjadinya pembentukan keton yang bersifat asam sehingga meningkatkan keasaman darah atau yang disebut dengan asidosis. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan kesadaran bahkan berujung kematian.  

b.   Sindrom hiperglikemik hiperosmolar

Pada kasus ini tidak terjadi asidosis, namun gejala-gejala hiperglikemia juga menyebabkan gangguan elektrolit yang menghasilkan hilangnya air berlebih, rendahnya volume darah, dan dehidrasi berat. Pada kondisi inilah disebut dengan hiperosmolar. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, kasus ini paling banyak yang menyebabkan kematian pada penderita yang gula darahnya tidak stabil.

Selain kondisi yang bisa mengancam nyawa, penyakit diabetes juga merupakan salah satu kondisi yang diperhitungkan saat pasien akan dilakukan operasi. Respon stres tubuh yang normal terhadap proses pembedahan menyebabkan pelepasan senyawa-senyawa katekolamin, glukagon dan kortisol yang dikompensasi oleh insulin. Namun hal ini tidak bisa diharapkan pada pasien dengan defisiensi insulin atau diabetes, sehingga komplikasi seperti stroke, serangan jantung, resiko infeksi dan gangguan pada ginjal semakin mungkin terjadi. Kejadian komplikasi ini bisa dicegah jika dilakukan kontrol gula darah sebelum, semasa dan sesudah operasi. Pasien diabetes yang akan menjalani pembedahan elektif diharapkan memiliki target gula darah puasa antara 90-126 mg/dl atau gula darah acak <200 mg/dl.

 

Referensi:

[Guideline] American Diabetes Association. 15. Diabetes Care in the Hospital: Standards of Medical Care in Diabetes-2021. Diabetes Care. 2021 Jan. 44 (Suppl 1):S211-S220.

[Guideline] Jauch EC, Saver JL, Adams HP Jr, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: a guideline for healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke. 2013 Mar. 44 (3):870-947.