Jumat, 23 September 2022 09:06 WIB

Sebuah Keterkaitan yang Tidak Bisa terabaikan untuk kita

Responsive image
983
Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Hari Hipertensi Sedunia atau World Hypertension Day diperingati setiap tanggal 17 Mei. Pada tahun 2022 ini peringatan hari Hipertensi mengambil tema : Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer”. Pada prinsipnya tujuan dari peingatan ini adalah selalu mengingatkan baik para penderita Hipertensi ataupun orang yang sehat untuk terus melakukan pemantauan tekanan darah secara benar, tepat, serta akurat.

Salah satu point yang ditekankan pada peringatan hari hipertensi kali ini adalah “Control It”. Tulisan ini menekankan bahwa faktor-faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi ini harus diketahui dan ditapis/dideteksi sejak dini.

Dislipidemia merupakan salah satu contoh prediktor utama penyakit kardiovaskular yang umumnya diiringi dengan penurunan kadar HDL serta peningkatan kadar LDL, kolestrol total, serta trigliserida. Hiperkolesterolemia familial merupakan problematika kesehatan penduduk yang banyak dialami, dimana prevalensi dari insiden ini yakni 1/500 individu.  Dislipidemia dapat mengganggu fungsi endotel dan mengurangi sensitivitas baroreflex yang dapat memicu terjadinya hipertensi.  Sehingga dalam setiap kesempatan secara global, menjadi tugas kita semua seperti moto hari hipertensi tersebut, untuk melakukan pemeriksaan yang akurat, mengontrol secara tepat dengan menekankan pada pengontrolan faktor risiko, sehingga akan didapatkan angka harapan hidup yang lebih tinggi bagi para warga khususnya di Indonesia.

Penapisan faktor risiko termasuk profil lipid seperti di atas dianjurkan bagi pasien dengan: • Riwayat PJK prematur dalam keluarga • Diabetes Mellitus • Aterosklerosis di pembuluh darah manapun • Keadaan klinis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular prematur seperti hipertensi, obesitas (lingkar pinggang ≥90 cm bagi pria dan ≥80 cm bagi wanita), penyakit inflamasi kronik autoimun (SLE, arthritis rematoid, psoriasis), PGK dengan GFR ?60 mL/menit/1.73 m2 dan manifestasi klinis dislipidemia genetik (xanthelesma, xanthoma, arkus kornealis prematur). • Jika tidak terdapat keadaan di atas, maka pemeriksaan dipertimbangkan bagi semua pria ≥40 tahun dan wanita ≥50 tahun atau pascamenopause terutama jika ditemukan adanya faktor risiko lainnya.

Penapisan faktor risiko termasuk profil lipid seperti di atas dianjurkan bagi pasien dengan: • Riwayat PJK prematur dalam keluarga • Diabetes Mellitus • Aterosklerosis di pembuluh darah manapun • Keadaan klinis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular prematur seperti hipertensi, obesitas (lingkar pinggang ≥90 cm bagi pria dan ≥80 cm bagi wanita), penyakit inflamasi kronik autoimun (SLE, arthritis rematoid, psoriasis), PGK dengan GFR ?60 mL/menit/1.73 m2 dan manifestasi klinis dislipidemia genetik (xanthelesma, xanthoma, arkus kornealis prematur). • Jika tidak terdapat keadaan di atas, maka pemeriksaan dipertimbangkan bagi semua pria ≥40 tahun dan wanita ≥50 tahun atau pascamenopause terutama jika ditemukan adanya faktor risiko lainnya.

Penapisan faktor risiko termasuk profil lipid seperti di atas dianjurkan bagi pasien dengan: • Riwayat PJK prematur dalam keluarga • Diabetes Mellitus • Aterosklerosis di pembuluh darah manapun • Keadaan klinis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular prematur seperti hipertensi, obesitas (lingkar pinggang ≥90 cm bagi pria dan ≥80 cm bagi wanita), penyakit inflamasi kronik autoimun (SLE, arthritis rematoid, psoriasis), PGK dengan GFR ?60 mL/menit/1.73 m2 dan manifestasi klinis dislipidemia genetik (xanthelesma, xanthoma, arkus kornealis prematur). • Jika tidak terdapat keadaan di atas, maka pemeriksaan dipertimbangkan bagi semua pria ≥40 tahun dan wanita ≥50 tahun atau pascamenopause terutama jika ditemukan adanya faktor risiko lainnya.

Hipertensi selalu menjadi sumber masalah yang sifatnya global, merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit metabolik seperti jantung, stroke, gagal ginjal, diabetes, dan bila fatal akan mengakibatkan kematian. Beberapa permasalah hipertensi, akan dapat diatasi dengan metode pemberian edukasi seperti ini, sehingga masyarakat lebih awas terhadap gejala hipertensi dan klinisi dapat menentukan diagnosis hipertensi dengan lebih tepat dan berujung pada berkurangnya beban biaya layanan kesehatan pasien hipertensi.

Semoga informasi yang diberikan dapat bermanfaat. Salam Sehat, Sehat Indonesia.

Referensi :

Kario K, Shin J, Chen CH, Buranakitjaroen P, Chia YC, Divinagracia R, et al. Expert panel consensus recommendations for ambulatory blood pressure monitoring in Asia: The HOPE Asia Network. J Clin Hypertens (Greenwich). 2019;21(9):1250- 83.

Turana Y, Widyantoro B, Situmorang TD, Delliana J, Roesli RMA, Danny SS, et al. May Measurement Month 2018: an analysis of blood pressure screening results from Indonesia. Eur Heart J Suppl. 2020;22(Suppl H):H66-H9.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.[cited 2022. Available from: https:// kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/ files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.

Myers MG, Godwin M, Dawes M, Kiss A, Tobe SW, Kaczorowski J. Measurement of blood pressure in the office: recognizing the problem and proposing the solution. Hypertension. 2010;55(2):195-200.

Indonesian Society Of Hypertension. Konsensus Panduan Pengukuran Tekanan Darah di Luar Klinik (Ambulatory Blood Pressure Monitoring). 2022. Available at : https://inash2022.id/assets/Konsensus.pdf

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. PERKENI. 2021. Panduan Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Available at: https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2022/02/23-11-21-Website-Panduan-Dislipidemia-2021-Ebook.pdf. Accesed: 8th Mei 2022.