Kamis, 22 September 2022 10:29 WIB

Mesial Temporal Sclerosis (MTS)

Responsive image
1626
Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

MTS istilah yang digunakan untuk menggambarkan jaringan parut di bagian dalam lobus temporal otak. MTS adalah penyebab paling umum dari epilepsi struktural dan kejang fokal di lobus temporal.1 Epilepsi adalah sebuah kelainan kronis pada otak dengan ciri khas kejang spontan yang berulang. Kelainan ini cenderung disertai dengan gangguan fungsi neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial. Salah satu jenis epilepsi pada orang dewasa, tak terkecuali di Indonesia, yang sering ditemukan sulit diatasi dengan terapi obat-obatan anti epilepsi (intractable) adalah Mesial Temporal Lobe Epilepsy (MTLE).1,2 Kasus MTLE yang sulit diatasi ini umumnya disebabkan karena sklerosis (pengerasan jaringan) pada suatu area otak yang bernama hipokampus. Terapi berupa operasi pada bagian hipokampus yang mengalami sklerosis umumnya memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan ini tentunya memerlukan ketepatan dalam penentuan titik lokasi dan lateralisasi dari zona epileptogenik untuk memberikan hasil pasca operasi yang baik. Penentuan lateralisasi dari zona epileptogenik memiliki peran penting dalam diagnosis, pemilihan terapi, rencana operasi hingga prediksi keberhasilan dari terapi epilepsi untuk pasien. Titik tersebut dapat ditentukan dengan bantuan pencitraan pada otak yang biasa dilakukan dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Penggunaan MRI sebagai alat pencitraan non-invasif memiliki keunggulan berupa resolusi atomik yang baik dan sensitif dalam mengenali kelainan struktur yang kecil. Akan tetapi, sekitar 20-30% dari pasien epilepsi fokal dengan kasus yang sulit diatasi tidak dapat dideteksi oleh MRI yang standar.2,3 MTS mempengaruhi hippocampus yang merupakan wilayah otak yang terlibat dalam pembentukan dan pengambilan memori, dan amigdala yang terlibat dalam proses emosional.1  MTS menyebabkan epilepsi parsial (fokal), di mana kejang terbatas pada satu area otak. Kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti sensasi aneh, perubahan perilaku atau emosi, kejang otot, atau kejang-kejang. Kejang fokal dapat menyebar menjadi kejang umum, yang melibatkan seluruh otak dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau kesadaran secara tiba-tiba.2,3 Perubahan yang terkait dengan MTS biasanya dapat diidentifikasi pada pemindaian magnetic resonance imaging (MRI). Pemindaian ini menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk membentuk gambar struktur tubuh.Faktor resiko MTS adalah kerusakan otak akibat cedera traumatis, infeksi, tumor otak, stroke, atau kejang yang tidak terkontrol diduga menyebabkan terbentuknya jaringan parut, terutama di hipokampus. Wilayah ini mulai berhenti berkembang; neuron mati, dan lebih banyak jaringan parut terbentuk. Kerusakan ini dianggap sebagai penyebab signifikan epilepsi lobus temporal. Faktanya, 70 persen pasien epilepsi lobus temporal memiliki beberapa derajat MTS. Bila terdapat kejang tambahan dapat memperburuk MTS.2,3

Tatalaksana bedah untuk MTS adalah lobektomi temporal. Dalam prosedur ini, ahli bedah saraf mengangkat bagian otak yang diidentifikasi sebagai titik asal kejang. Pasien dengan MTS biasanya hanya pada satu sisi otak da memiliki hasil pembedahan yang lebih baik dibandingkan pasien dengan MTS bilateral. Hasil terbaik dicapai dengan penghapusan lengkap struktur sklerotik. Operasi tunggal ini yang paling umum untuk pasien dengan epilepsi yang tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan. Pembedahan Ini memiliki tingkat tinggi menghilangkan kejang dan dikaitkan dengan insiden rendah gangguan neurologis baru yang signifikan.4 Pilihan yang bedah lobektomi temporal lebih efektif dibandingkan terapi medikamentosa untuk menghilangkan kejang secara permanen.4

 

Referensi :

  1. Silva, G, Martins, C, Moreira da Silva, N Automated volumetry of hippocampus is useful to confirm unilateral mesial temporal sclerosis in patients with radiologically positive findings. Neuroradiol J 2017; 30: 318–323.
  2. Chassoux F, Artiges E, Semah F, Laurent A, Landré E, Turak B, et al. 18F-FDG-PET patterns of surgical success and failure in mesial temporal lobe epilepsy. Neurology. 2017 Mar 14. 88 (11):1045-1053. 
  3. Farooque P, Hirsch L, Levy S, Testa F, Mattson R, Spencer D. Surgical outcome in adolescents with mesial temporal sclerosis: Is it different?. Epilepsy Behav. 2017 Apr. 69:24-27.
  4. Ercan K,Gunbey HP,Bilir E,Zan E,Arslan H, Comparative Lateralizing Ability of Multimodality MRI in Temporal Lobe Epilepsy. Disease markers. 2016