Kamis, 22 September 2022 08:15 WIB

Urban Gardening, Solusi Meningkatkan Kesehatan Mental di Masa Pandemi

Responsive image
511
Citra Desyta Kurniawati, Amd.Kes - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Hai Healthies, dalam situasi yang serba tidak pasti seperti sekarang ini kita dituntut untuk kreatif dalam berbagai hal, salah satunya adalah menjaga imunitas dan mencukupi kebutuhan gizi. Penulis memberi tips bagaimana kedua aktifitas tersebut dapat berjalan beriringan dan memberi manfaat baik bagi imunitas maupun mencukupi kebutuhan pangan. Salah satu alternatifnya adalah melalui “Urban Gardening”. Dilansir dari Wikipedia Urban Gardening adalah praktik menanam, mengolah, dan mendistribusikan makanan di dalam atau di sekitar wilayah perkotaan.

Bagi anda yang memiliki kebun atau area yang luas tentu bukan masalah. Namun bagaimana yang tidak mempunyai lahan? Anda tetap bisa menanam melalui teknik urban gardening. Tidak perlu repot untuk membeli pot atau polybag, cukup cari barang-barang yang sudah tak terpakai, bisa kaleng bekas, tas plastik, bekas bungkus sabun cuci, snack makanan, semua dapat digunakan dengan sedikit kreatifitas.

Media tanam yang digunakan juga cukup tanah dan kompos, kompos bisa didapatkan dengan diproduksi secara mandiri dari sisa-sisa limbah organik rumah tangga ataupun daun-daunan kering sisa menyapu halaman. Anda bisa mencari cara atau teknik menanam tersebut di berbagai media : artikel internet, blog, facebook, instragram, youtube atau mesin pencari lain, semua sudah tersedia secara luas dan gratis.

Kebutuhan pangan sehari-hari memang tidak semuanya terpenuhi hanya dengan kita menanam sayur-sayuran di lahan dan jumlah yang terbatas. Kita masih harus membeli kebutuhan pangan lainnya. Namun setidaknya dengan kita menaman sendiri kita dapat berhemat dan memastikan sayur yang kita makan terbebas dari pestisida atau bahan kimia lainnya serta tetap dapat memperoleh gizi yang baik dari tanaman yang kita tanam sendiri

Banyak sekali manfaat dari urban gardening atau berkebun, tanaman yang kita rawat sendiri, sehingga kita tahu kualitas tanaman atau sayuran tersebut, berbeda dengan kita beli di pasar yang kita tidak tahu seberapa banyak pestisida dan pupuk-pupuk kimia yang terkandung di dalamnya. Manfaat lain dari berkebun ini sudah banyak diteliti, ternyata berkebun juga bisa digunakan sebagai sarana terapi pada lansia yang mengalami hipertensi, sebuah penelitian mengungkap pengaruh terapi berkebun pada tekanan darah, hasilnya adalah terapi berkebun atau urban gardening secara efektif dapat menstabilkan tekanan darah pada lansia dengan riwayat hipertensi, sehingga harapannya para lansia mengambil terapi berkebun sebagai salah satu alternatif terapi nonfarmakologi atau non obat yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama, yang tentunya terapi ini juga tanpa efek samping.

Selain kesehatan fisik kegiatan berkebun juga dapat meningkatkan kesehatan mental, penelitian yang dilakukan Silitonga, A. N., Satiadarma, M. P., & Risnawaty, W. (2018) menjawab bahwa berkebun dapat meningkatkan self-efficacy yang merupakan sifat atau karakter berupa keyakinan seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Orang dengan self-efficacy yang tinggi lebih siap menghadapi setiap masalah yang dihadapi daripada menghindari masalah tersebut. Mental dengan self-efficacy yang tinggi sangat kita perlukan di era krisis pandemi. Kita harus berani menghadapi masalah ini bukan malah berputus asa dengan keadaan.

Selain berberapa hal diatas khususnya dalam menghadapi pandemi saat ini berkebun juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengganti olahraga konvensional yang biasa kita lakukan. Pada dasarnya yang perlu kita garis bawahi adalah untuk mencapai derajat sehat bukanlah olahraga yang menjadi fokus utamanya akan tetapi aktifitas fisik atau biasa disebut physical activity.

Seperti yang dikatakan sebelumnya aktifitas fisik tidak hanya dikaitkan dalam olahraga saja, tapi WHO mengartikan aktifitas fisik bisa berbagai bentuk seperti aerobik, latihan kekuatan, kelenturan, keseimbangan. Bukankah dalam berkebun juga terdapat kegiatan-kegiatan tersebut, mengangkat tanah dan memindahkan tata letak posisi tanaman misalnya bukankah membutuhkan melatih kekuatan otot, dengan durasi tepat kegiatan berkebun juga akan berdampak pada tubuh yang akhirnya berkeringat.

Berkeringat menandakan bahwa anda telah berada pada kondisi beraktifitas fisik, setelah itu tinggal menyesuaikan saja durasi menit untuk mencapai level derajat sehat. Namun yang perlu diperhatikan juga bahwa aktifitas berkebun akan sangat banyak menghabiskan waktu di luar ruangan.

Kita juga perlu memperhatikan paparan sinar matahari, gunakan pelindung pakaian panjang ketika beraktifitas untuk menghindari paparan sinar matahari langsung. Karena kita berada pada wilayah tropis usahakan aktifitas berkebun ini diluar antara jam 10 pagi hingga jam 2 siang. Karena pada waktu tersebut paparan sinar matahari akan terlalu terik untuk beraktifitas.

Aktifitas berkebun dalam urban gardening memberi manfaat kesehatan baik kesehatan fisik dan mental, seperti yang dijelaskan pada berbagai penelitian sebelumnya. Dalam rangka mencapai derajat sehat kita perlu melakukan aktifitas fisik sesuai standar yang direkomendasikan dari WHO, urban gardening menjadi alternatif keluar dari keadaan olahraga konvensional yang mungkin kita sudah bosan melakukannya. Urban Gardening bisa dilakukan di berbagai tempat dan oleh semua kalangan usia, dengan sendiri atau bersama-sama seluruh anggota keluarga. Selamat mencoba urban gardening, semoga kita sehat selalu.

Referensi :

Susanto, M. (2020). Tetap Bugar Di Tengah Corona. Researchgate.Net, November. https://www.researchgate.net/profile/Susanto_Susan/publication/346440306_TETAP_BUGAR_DI_TENGAH_CORONA/links/5fc1f45692851c933f6a4be6/TETAP-BUGAR-DI-TENGAH-CORONA.pdf

Silitonga, A. N., Satiadarma, M. P., & Risnawaty, W. 2018. Penerapan Hortikultura Terapi Untuk Meningkatkan SelfEfficacy Pada Lansia. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 1(2), 399. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v1i2.928