Rabu, 21 September 2022 14:21 WIB

Mitos Keliru Seputar Stroke

Responsive image
1116
dr. Adika Mianoki, Sp.S - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Stroke masih merupakan penyebab kematian dan kecacatan di dunia, termasuk di negeri kita. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan dan ketidaktepatan dalam penanganan stroke. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang benar mengenai penyakit stroke.

Berikut ini di antara beberapa mitos keliru yang masih tersebar di masyarakat disertai penjelasan fakta yang sebenarnya. Diharapkan masyarakat bisa memahami beberapa mitos yang keliru seputar stroke sehingga bisa mengambil langkah cepat dan tepat ketika mengalami penyakit stroke. Di antara mitos tersebut adalah :

1.      Saat Terjadi Stroke, Lakukan Tusuk Jarum pada Telinga, Jari Tangan atau Jari Kaki.

Fakta : stroke terjadi karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya. Setidaknya ada dua potensi berbahaya akibat mitos ini :

a.      Respon nyeri akibat tusukan jarum dapat berpotensi meningkatkan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke itu sendiri.

b.      Proses penusukan menimbulkan luka dan dapat menyebabkan infeksi, apalagi jika jarumnya tidak steril.

Tindakan pertama yang harus dilakukan pada pasien yang dicurigai stroke adalah segera dibawa ke rumah sakit untuk memastikan jenis stroke sehingga secepatnya bisa mendapat penanganan yang tepat.

2.      Tidak Ada Obat yang Menyembuhkan Stroke

Fakta : apabila ditemukan gejala / tanda stroke lebih dini dan segera datang ke rumah sakit, dapat dilakukan penanganan dan pengobatan untuk kasus stroke, khususnya untuk jenis stroke sumbatan. Perkembangan tata laksana stroke saat ini memungkinkan untuk memberikan obat atau dilakukan trombektomi (pengambilan sumbatan di pembuluh darah otak) pada kasus stroke sumbatan yang langsung segera dibawa ke rumah sakit.

3.      Stroke Hanya Terjadi pada Penderita Jantung

Fakta : stroke adalah “brain attack”, kerusakan tiba-tiba pada pembuluh darah otak yang bisa terjadi pada siapa saja. Penderita jantung memang mempunyai risiko tinggi untuk mengalami stroke. Namun selain penyakit jantung, masih banyak faktor risiko stroke yang lain seperti : penyakit hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol yang tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi, stroke tidak terbatas hanya terjadi pada penderita penyakit jantung saja.

4.      Stroke Tidak Bisa Dicegah

Fakta : hampir 80% kejadian stroke bisa dicegah, yaitu dengan mengendalikan faktor risiko stroke. Cara pencegahan stroke bisa dilakukan dengan perilaku CERDIK dan PATUH, yaitu :

C = Cek Kesehatan secara teratur

E = Enyahkan asap rokok

R = Rajin aktifitas fisik

D = Diet sehat gizi seimbang

I   = Istirahat cukup

K = Kelola stres

 

P = Periksa kesehatan secara berkala

A = Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat

T = Tetap diet sehat dan gizi seimbang

U = Upayakan aktifitas fisik

H = Hindari merokok, miniman alkohol, dan zat karsinogenik

5.      Stroke Hanya Menyerang Orang Tua

Fakta : stroke bisa terjadi pada setiap orang di setiap saat. Faktanya kasus stroke bisa terjadi pada siapapun dan pada usia kapanpun saja. Bahkan kecenderungan saat ini usia pasien stroke cenderung relatif lebih muda. Hal ini dipengaruhi karena gaya hidup yang tidak sehat seperti tidak mengontrol makanan, tidak pernah olahraga, merokok, dan minum alkohol, dan lain-lain. Gaya hidup dan perilaku yang tidak sehat meningkatkan risiko stroke pada usia muda. Selain itu stroke juga bisa disebabkan karena kelainan anatomi pembuluh darah di otak seperti malvormasi arteri vena otak maupun aneurisma otak yang juga bisa menyebabkan stroke pada usia muda. 

6.      Pemulihan Stroke Cukup Singkat

Fakta : pemulihan stroke umumnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bila tidak dilakukan pengobatan dengan baik dan terartur bisa berakibat cacat permanen. Oleh karena itu, selain pemberian obat-obatan, tata laksana stroke juga memerlukan fisioterapi yang harus dilakukan secara rutin pasca serangan stroke untuk memperbaiki kecacatan yang terjadi akibat stroke. Pasien dan keluarga hendaknya secara sabar dan rutin melakukan berbagai fisioterapi yang diperlukan.

Demikian di antara berbagai mitos yang keliru dan fakta yang sebenarnya mengenai penyakit stroke. Mudah-mudahan memberi pengetahuan yang benar tentang penyakit stroke bagi kita semua sehingga bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencegah dan melakukan hal yang tepat apabila mendapati pasien stroke. Semoga bermanfaat…

 

Referensi        :

P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.