Rabu, 21 September 2022 14:06 WIB

Asites

Responsive image
19688
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Asites merupakan suatu kondisi tidak normal di mana rongga perut (abdomen) terisi oleh cairan yang berlebihan. Pada kondisi normal, seharusnya tidak ada cairan pada rongga perut atau setidaknya berjumlah 20 mililiter atau kurang pada wanita. Saat jumlah cairan melebihi 25 mililiter, maka seseorang dapat dikatakan mengalami asites dan pengidap akan tampak buncit dan bengkak pada wilayah perut. Kata asites sendiri berasal dari bahasa latin “Askos” yang berarti kantong atau karung. Penyebab paling sering dari asites adalah sirosis hati. Selain itu, asites juga dapat disebabkan oleh keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis, pankreatitis, gagal jantung, gagal ginjal, ataupun penyumbatan pembuluh vena hati. Selain sirosis hati, asites juga bisa disebabkan oleh kurangnya albumin. Albumin merupakan salah satu jenis protein yang berfungsi untuk mengikat cairan. Jika tubuh kekurangan albumin (hipoalbuminemia), cairan di dalam pembuluh darah akan bocor ke jaringan sekitar sehingga terjadi penumpukan.

Penyebab Asites

Asites terjadi ketika jumlah cairan di dalam rongga peritoneal ini lebih dari 25 ml. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh penyakit hati, atau penurunan jumlah dan produksi albumin. Penyakit hati bisa menyebabkan tekanan pembuluh darah vena di hati meningkat. Kondisi ini dapat menyebabkan bocornya cairan dari pembuluh darah ke jaringan sekitar, termasuk rongga peritoneal.

Di bawah ini adalah beberapa penyakit hati yang bisa memicu timbulnya asites :

1.      Sirosis

Sirosis adalah kemunculan jaringan parut di hati yang menyebabkan penurunan fungsi hati atau gagal hati.

2.      Gagal Hati Akut

Gagal hati akut merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan asites. Kondisi ini dapat terjadi akibat cedera di sel hati akibat efek samping obat atau penyalahgunaan narkoba.

3.      Budd-Chiari Syndrome

Sindrom ini disebabkan oleh sumbatan di pembuluh darah vena hati. Penyumbatan tersebut mengakibatkan tekanan pembuluh darah di hati meningkat (hipertensi portal).

4.      Kanker Hati

Selain beberapa penyakit hati di atas, ada beberapa kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asites, yaitu :

1.      Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan sehingga protein yang seharusnya tetap di dalam tubuh ikut keluar melalui urine. Kurangnya jumlah protein ini membuat tekanan yang menahan cairan tetap di dalam pembuluh darah (tekanan onkotik) menurun sehingga cairan keluar ke organ sekitar.

2.      Gagal Jantung

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak mampu memompa cairan dan darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat membuat cairan kembali ke paru atau organ lain dan bocor ke rongga peritoneal.

3.      Gangguan Pankreas

Gangguan pankreas yang bisa meningkatkan risiko terjadinya asites adalah pankreatitis akut dan pankreatitis kronis. Pankreatis kronis dapat menyebabkan malnutrisi, termasuk protein. Akibatnya, tekanan onkotik menurun dan menyebabkan cairan bocor ke jaringan sekitar, termasuk ke rongga peritoneal.

4.      Iritasi pada Peritoneum

Iritasi pada peritoneum akibat kanker atau infeksi dapat menyebabkan cairan bocor ke dalam rongga peritoneal.

5.      Penyakit pada Indung Telur (Ovarium)

Baik tumor ganas (kanker) maupun tumor jinak di ovarium, seperti Meigs syndrome, juga dapat menyebabkan kerusakan pada peritoneum sehingga cairan bocor ke rongga peritoneal.

6.      Hipotiroidisme

Meskipun jarang terjadi, asites juga dapat terjadi pada penderita hipotiroidisme yang belum diobati. Asites dapat teratasi ketika kadar tiroid kembali normal.

Gejala Asites

Gejala yang timbul saat seseorang mengalami asites bisa muncul secara bertahap atau tiba-tiba, tergantung pada penyebab asites itu sendiri. Beberapa keluhan yang biasanya muncul akibat asites adalah sebagai berikut :

1.      Perut yang tampak membesar dan membengkak seperti balon.

2.      Rasa kembung

3.      Mual atau muntah.

4.      Sakit perut

5.      Sesak napas, terutama saat berbaring.

6.      Gangguan pencernaan

7.      Sensasi rasa terbakar di dada (heartburn) akibat naiknya asam lambung.

8.      Berat badan meningkat.

Selain gejala yang telah disebutkan di atas, penderita asites juga bisa mengalami pembengkakan di tungkai dan pergelangan kaki, pembengkakan pembuluh darah vena di anus (wasir), demam, linglung, dan hilang nafsu makan.

Pemeriksaan Asites

Untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang menumpuk dan mencari tahu penyebab asites, dokter dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang, seperti :

1.      Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat keberadaan dan kadaar cairan, sekaligus mencari tahu penyebab asites.

2.      Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal, kadar elektrolit, dan kadar albumin di dalam darah.

3.      Paracentesis, yaitu pengambilan cairan asites dengan jarum suntik untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan putih, memeriksa kadar albumin, amilase, dan glukosa, serta mendeteksi sel kanker.

4.      Angiografi, untuk memeriksa aliran darah terutama di pembuluh vena hati.

5.      Laparoskopi, untuk memeriksa kondisi organ di dalam perut.

Pencegahan Asites

Asites sulit dicegah. Namun, Anda dapat menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan asites. Berikut ini adalah beberapa gaya hidup sehat yang Anda dapat terapkan untuk mencegah asites :

1.      Tidak minum alkohol atau menggunakan narkoba.

2.      Menjaga berat badan ideal.

3.      Berolahraga secara rutin.

4.      Menjalani vaksinasi hepatitis B dan vaksin HPV.

5.      Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi garam.

6.      Minum air putih yang cukup.

7.      Tidak berganti-ganti pasangan seksual.

8.      Menggunakan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual.

9.      Menggunakan obat-obatan sesuai resep dokter.

 

Referensi        :

Felizia Aliska Yusman, dkk. 2020. Faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Asites pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sebuah Studi Potong Lintang Jurnal Kesehatan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Garbuzenko, D., & Arefyev, N. 2019. Current Approaches to the Management of Patients with Cirrhotic Ascites. World Journal od Gastroenterology, 25 (28).

National Institutes of Health. 2022. National Library of Medicine. Ascites.

Johns Hopkins Medicine. 2022. Conditions and Diseases. Ascites.

Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Ascites.

Hoffman, M. WebMD. 2020. Annual Physical Examinations.

Jewell, T. Healthline. 2018. What is Hypoalbuminemia and How is It Treated?

Nabili, S. MedicineNet. 2022. Ascites : Fluid Retention.

Wedro, B. EmedicineHealth. 2021. Ascites Definition, Symptoms, Causes, Treatment, and Prognosis.

Wint, C. Healthline. 2021. Ascites Causes and Risk Factors.