Jumat, 16 September 2022 11:19 WIB

Uang Saku Anak Remaja Mempengaruhi Kebiasaan Makan Anak Remaja

Responsive image
1235
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Status gizi remaja dipengaruhi hal penting yang kadang dilupakan orang tua. Status gizi dipengaruhi oleh uang saku dan kebiasaan makan anak remaja. Usia remaja anak mulai dipercaya orang tua untuk mengelolah uang saku sendiri. Arisdanni & Buanasita. (2018) menyatakan bahwa remaja yang telah diberi kepercayaan untuk mengelola uang sakunya sendiri cenderung memiliki kebebasan untuk mengatur sendiri keuangannya dan cenderung lebih bebas untuk menentukan apa yang dimakan.

Rata-rata uang saku yang diterima dialokasikan untuk makanan sebesar 34,7% untuk bukan makanan, 60,7% untuk makanan dan sisanya 4,6 % buat lain-lain Astuti,W. (2018). Alokasi uang saku yang dikeluarkan bukan untuk makanan tetapi untuk transportasi, membeli hadiah, buku dan pakaian (Chusnah, A. (2020). Semakin besar uang saku yang diterima tidak mempengaruhi konsumsi energi dan zat gizi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Astuti,W. (2018) tentang alokasi uang saku pada siswa sekolah di kubu raya menyimpulkan bahwa semakin besar pendapatan keluarga maka semakin besar uang saku yang diterima oleh anak.

Peluang anak menjadi konsumen makanan sesungguhnya sangat ditentukan oleh daya beli orang tua anak, karena keputusan konsumsi untuk anak sangat dipengaruhi oleh daya beli (Chusnah, A. (2020). Faktor-faktor diet dan pola aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang dapat diubah (modifiable factors) yang melalui faktor-faktor tersebut banyak kekuatan luar yang memicu pertambahan berat badan itu bekerja. Lebih jelasnya, diet tinggi lemak dan tinggi kalori dan pola hidup kurang gerak (sedenary lifestyles) adalah dua karakteristik yang sangat berkaitan dengan peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia (WHO, 2000).

Pada umunya kebiasaan makan seseorang tidak dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan. Kebiasaan makanan berasal dari budaya kelompok yang diajarkan oleh anggota kelompok keluarga. Latar belakang budaya mempengaruhi pola frekuensi makan seseorang. Selain itu, pola/frekuensi makan juga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, keadaan ekonomi dan kepercayaan pribadi seseorang terhadap makanan (Arisdanni & Buanasita. (2018). Kecukupan intake gizi akan menentukan kondisi kesehatan seseorang yang dalam hal ini status gizinya. Kecukupan intake dipengaruhi oleh pola konsumsi yang diterapkan. Pola konsumsi yang kurang baik, bisa diartikan menjadi dua hal. Pertama kurang intake zat gizi yang nantinya mengakibatkan seseorang menjadi kurus. Sebaliknya, kelebihan intake gizi dalam tubuh akan disimpan sebagai lemak, kemudian simpanan tersebut mengakibatkan seseorang menjadi gemuk. Perubahan pola konsumsi dan cara makan di Indonesia saat ini, merupakan perubahan dalam kebudayaan masyarakat.

Untuk memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari banyak aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, agama, disamping aspek medik dari anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi,selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras  adalah sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kebiasaan makan biasanya akan berubah saat masa remaja. Pada puncak kecepatan pertumbuhan, remaja makan lebih sering dan lebih banyak dari biasanya. Namun kebiasaan ini akan berkurang seiring dengan terlewatinya growth spurt.

 

Referensi:

Arisdanni & Buanasita. (2018). Hubungan peran teman, peran orang tua, besaran uang saku dan persepsi terhadap  jajanan dengan kejadian gizi lebih pada anak sekolah. Amerta Nutriens. Vol 10(5)

Astuti,W. (2018). Hubungan sarapan, uang saku dengan jajanan di SD Kristen Immanuel II kubu raya. Jurnal Vokasi Kesehatan. Vol 9(3)

Chusnah, A. (2020). Pengaruh kondisi pandemi pada permintaan pasar fast food. UMY Press, Yogyakarta     

Sumber foto : vidio.com

 

( DOC, PROMKES, RSMH)