Kamis, 15 September 2022 07:44 WIB

Mengenal Interventional Pain Management sebagai Terapi Penanganan Nyeri

Responsive image
6463
dr. Putu Agus Surya Panji, Sp.An, KIC Departemen A - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Penanganan nyeri adalah hal yang kompleks, personal & tidak selaras bagi setiap pasien. Nyeri yang ditangani secara baik, terutama nyeri kronik, mampu menaikkan kualitas hidup pasien. Maka itu, pengelolaan nyeri perlu diperhatikan semenjak awal. Saat ini, sudah tersedia manajemen intervensi nyeri atau Interventional Pain Management (IPM) yang menunjang pengelolaan & penanganan nyeri secara lebih optimal untuk menangani kasus nyeri.

Prosedur IPM & Keunggulannya

Manajemen intervensi nyeri atau IPM merupakan suatu tindakan minimal invasif yang dilakukan menggunakan panduan alat bantu untuk mengobati nyeri akut & kronik secara jangka panjang atau permanen. Prosedur tindakan dilakukan menggunakan cara memasukkan obat, zat, atau alat eksklusif ke dalam struktur tubuh atau bagian tubuh yang menjadi asal nyeri. Tindakan ini sering dilakukan dengan menggunakan alat pemandu misalnya ultrasonografi, fluoroskopi, C-Arm & alat penunjang lainnya. Terapi ini cukup efektif dalam menangani sejumlah perkara nyeri lantaran memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya tindakan ini bersifat minimal invasif, memakai bius lokal sebagai sehingga risiko lebih kecil, obat ditargetkan menggunakan pedoman ultrasonografi & fluoroskopi, membantu pasien dalam mengurangi & menghentikan konsumsi obat nyeri, dan rehabilitasi atau pemulihan lebih cepat.

 

Teknik IPM

Terdapat 3 teknik yang akan dapat dilakukan untuk penerapan IPM. Pemilihan teknik yang sempurna tergantung dari jenis nyeri, kondisi kesehatan, dan derajat keparahan nyeri yang dimiliki pasien. Tiga teknik yang dimaksud diantaranya:

1. Penyuntikan obat pada lokasi penyebab nyeri

Penyuntikan bisa berupa steroid yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada asal nyeri secara sempurna. Selain steroid, bisa diberikan juga obat regeneratif (Platelet Rich Plasma & Proloterapi) yaitu obat yang memperbaiki struktur jaringan misalnya otot & tendon yang mengalami kerusakan & sebagai asal nyeri. Pemberian obat tadi wajib dilakukan menggunakan pedoman indera misalnya USG & C-Arm supaya tepat pada asal nyeri.

 2. Blok Saraf

Blok saraf akan menganggu sinyal saraf ke otak yang membantu menghilangkan rasa sakit. Blok saraf dilakukan menggunakan pedoman USG & C-Arm menuju saraf asal nyeri, sebagai akibatnya bisa mengurangi nyeri yang berlangsung beberapa minggu juga bulan. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa sebagai blok permanen, tergantung dalam teknik & obat yang dipakai.

 3. Radiofrekuensi Ablasi/Neuromodulasi

Gelombang radiofrekuensi dipakai untuk menonaktifkan/menenangkan jaringan saraf yang menghantarkan sinyal nyeri, sebagai akibatnya sinyal nyeri yang dipancarkan dari asal nyeri berkurang. Gelombang radiofrekuensi ini dihasilkan alat khusus & dihantarkan melalui jarum yang diarahkan menuju saraf asal nyeri dengan menggunakan pedoman USG & C-Arm.

 

Kondisi Nyeri yang Membutuhkan IPM

Interventional Pain Management sebagai pilihan penatalaksanaan nyeri lebih lanjut dapat dipertimbangkan pada pasien-pasien seperti berikut:

  1. Mengalami nyeri akut, kronik, & kanker, terutama bila pengobatan secara medikamentosa (obat-obatan penghilang rasa nyeri) tidak berhasil mengurangi nyeri yang ada.
  2. Pasien sudah memakai obat penghilang nyeri dalam waktu lama, sebagai akibatnya ada gangguan efek samping penggunaan obat, misalnya gangguan lambung & ginjal.
  3. Tidak mampu minum obat nyeri lantaran alergi, mempunyai penyakit gangguan ginjal, gangguan pencernaan, & lainnya.
  4. Pernah menjalani operasi, namun masih mengalami rasa sakit.
  5. Ingin menghindari operasi bila memungkinkan.

Referensi :

Treatment of Chronic Pain by Interventional Approaches : The American Academy of Pain Medicine. 2015

Philip Peng, Roderick Finlayson, Sang Hoon Lee, Anuj Bhatia. Ultrasound for Interventional Pain Management : An Illustrated Procedural Guide. 2020

Atlas of Ultrasound-Guided Procedures in Interventional Pain Management. 2018. Second Edition. 

Ricardo Plancarte & Carolina Hernandez Porras. Interventional pain management in cancer patient. 2020. Department of Anesthesiology, Instituto Nacional de Cancerología, San Fernando 22 Sección XVI Mexico. DOI: 10.1080/00325481.2020.1757953

Ching-Wei Chuang, Sheng-Kai Hung, Po-Ting Pan, Ming-Chang Kao. Diagnosis and interventional pain management options for sacroiliac joint pain. Department of Anesthesiology, Taipei Tzu Chi Hospital, Buddhist Tzu Chi Medical Foundation, New Taipei, Taiwan, School of Medicine, Tzu Chi University, Hualien, Taiwan. Tzu Chi Medical Journal 2019; 31(4): 207–210