Rabu, 14 September 2022 13:14 WIB

Dongeng Anak

Responsive image
385
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dongeng dan cerita adalah dua hal yang saling berkaitan. Dongeng termasuk  dalam bentuk kisah rakyat yang disampaikan dengan lisan. Dongeng sendiri dipahami sebagai cerita imajiner yang  tidak benar-benar terjadi, baik narator maupun pendengarnya. Dongeng tidak terikat oleh pengaturan aktor, waktu, dan tempat yang konvensional dan realistis. Penulis adalah makhluk imajiner dengan atau tanpa kecerdasan untuk menangani masalah manusia dengan berbagai cara. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, meskipun banyak juga dongeng yang menggambarkan kebenaran, mengandung ajaran moral, bahkan bersifat satir (Hasanah,2019). Hal ini sejalan dengan kondisi sebagian besar masyarakat Indonesia, dimana budaya lisan masih sangat kental  dibandingkan dengan budaya membaca atau menulis.

Jika definisi dongeng telah dijelaskan terlebih dahulu, sekarang kita akan membahas definisi dongeng. Mendongeng adalah seni  warisan leluhur tertua yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai  sarana untuk secara aktif mendukung kebaikan sosial yang luas. Jauh sebelum monumen dan buku tertulis muncul, orang-orang mengomunikasikan dan merekam peristiwa dalam hidup mereka dengan berbicara dari generasi ke generasi. Tradisi lisan telah menjadi prinsip dasar dan dukungan orang tua, terutama ibu dan nenek, dalam menidurkan anak atau cucunya (Maharani,2017).

Bercerita adalah keterampilan bahasa lisan yang efektif. Dengan demikian, mendongeng adalah bagian dari keterampilan berbicara. Bercerita sangat penting dalam mengembangkan keterampilan berbicara tidak hanya sebagai keterampilan komunikasi tetapi juga sebagai seni. Hal ini diduga karena mendongeng membutuhkan keterampilan berbicara  (Patimah,2015).  Sementara itu Maharani (2017) mendefinisikan storytelling sebagai  seni atau seni keterampilan bercerita dari cerita dalam bentuk puisi atau prosa, yang dibawakan atau disutradarai langsung oleh seseorang di depan khalayak. atau bernyanyi, dengan atau tanpa musik, gambar, atau dengan iringan lain yang  dapat dipelajari secara lisan,  melalui sumber-sumber yang dicetak atau direkam secara mekanis (Hasannah,2019).

Mendongeng juga dapat dianggap sebagai  seni mendongeng yang menggambarkan peristiwa nyata atau fiksi dan dapat disampaikan melalui gambar atau suara, sementara sumber lain mengklaim bahwa mendongeng adalah ekspresi kehidupan yang berbentuk ide atau keyakinan. , pengalaman pribadi, belajar tentang kehidupan  melalui sebuah cerita (Patimah,2015).  seni dongeng di Indonesia sebagai tradisi penuturan cerita sudah tumbuh sejak berabad-abad silam. Hidup para pendongeng ini bahkan dijamin oleh raja. Mereka pun mendapat gelar kehormatan dari kerajaan. Saat raja sedang berduka, pendongeng diundang ke istana sebagai pelipur lara. Maka tak heran pada masa itu juru dongeng juga mempunyai peranan penting sebagai juru hibur bagi kerabat kerjaan sedangkan di luar kehidupan istana, nenek moyang kita ternyata juga menceritakan pengalaman hidupnya. Mulai dari petualangan mereka berkelana dalam hutan rimba maupun petualangan mengarungi ganasnya samudara luas, mereka dongengkan dengan bangganya. Cerita itu pun kemudian diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi lisan ini kian memudar tergusur oleh persaingan budaya modern. Kegiatan mendongeng sedikit demi sedikit terkikis oleh hiruk pikuk kemajuan teknologi. Namun, kondisi ini tidak bertahan lama. Di sejumlah negara maju dan berkembang, kegiatan mendongeng mulai digemari lagi. Bahkan, sudah dikomputerisasikan dan di setiap perpustakaan diadakan ceramah tentang dongeng maupun kegiatan mendongeng. Dongeng mulai menggeliat kembali diruang-ruang kelas bahkan mampu menembus dunia internet, dengan munculnya situs-situs web yang menawarkan cerita-cerita dongeng.

Di Indonesia khususnya,  kegiatan mendongeng  mulai digalakkan kembali  bahkan  berkembang menjadi sejumlah perkumpulan dongeng. Perpustakaan, toko buku, dan taman bacaan secara teratur menyelenggarakan kegiatan mendongeng  sebagai bagian dari program mereka. Misalnya, Perpustakaan Umum Daerah (Perpumda) Jakarta Selatan menyelenggarakan kegiatan mendongeng bulanan dan Toko Buku Gramedia  juga memilih mendongeng sebagai kegiatan untuk meluncurkan kembali toko bukunya. Belum lagi  jenis taman bacaan yang menyelenggarakan kegiatan mendongeng sebagai alternatif  kegiatan untuk anak-anak. Dengan demikian, mendongeng memang diperlukan sebagai sarana hiburan sekaligus sarana mendidik anak.

 

Referensi:

Hasannah, Rani. (2019). Efektifitas metode mendongeng dalam meningkatkan kemampuan literasi dini anak prasekolah. Psikoborneo. 3:13

Maharani, Dina. (2017). Minat baca anak – anak di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review Pendidikan Dasar. 1: 320-328

Patimah. (2015). Efektifitas metode pembelajaran dongen dalam meningkatkan kemampuan literasi anak pada jenjang usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru. 2:2

Sumber foto : Pelitariau.com

( DOC, PROMKES, RSMH)