Rabu, 14 September 2022 10:25 WIB

Telemedicine : Masa Depan Konsultasi Kesehatan Jantung ?

Responsive image
559
dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Dewasa ini begitu banyak hal baru yang kita alami. Hal-hal baru yang muncul karena kemajuan teknologi, maupun hal-hal baru yang muncul karena tekanan untuk adanya perubahan karena sesuatu hal, misalnya saat pandemi Covid 19 kemarin yang sangat mengubah kebiasaan dan sistem yang biasanya dilakukan. Tak terkecuali dengan dunia kesehatan yang tentu saja sangat berimbas dengan adanya pandemi, baik dari bagaimana memberikan tatalaksana, membuat vaksin, dan terkadang yang dilupakan adalah bagaimana memantau kesehatan pasien yang selama masa pandemi ini mengalami keterbatasan ruang gerak dan akses untuk mengontrol kesehatannya.

Penggunaan telemedicine sebagai salah satu alternatif untuk konsultasi kesehatan utamanya dalam kesehatan kardiovaskular sangat menguntungkan baik dari sisi pasien, maupun dokter di masa pandemi ini. Telemedicine adalah penyediaan pelayanan, melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam situasi dimana profesional kesehatan dan pasien atau dua profesional kesehatan tidak berada di lokasi yang sama.1 Menurut WHO, telemedicine didefinisikan sebagai pemberian layanan kesehatan dimana jarak merupakan faktor penting yang menjadi penhalang, oleh semua profesional kesehatan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk  menegakkan diagnosis, evaluasi kondisi pasien,  evaluasi pengobatan dan pencegahan penyakit, penelitian, Pendidikan kesehatan, dimana semuanya bertujuan untuk memajukan kesehatan baik secara individu maupun komunitas.2 Penggunan telemedicine yang awalnya digunakan untuk mengawasi kesehatan masyarakat yang secara akses terasa sulit atau jauh dari fasilitas kesehatan, dipakai sebagai alternatif untuk konsultasi medis di masa pandemi covid 19 yang membatasi ruang gerak dan akses untuk kontak secara langsung.3

Penyakit jantung merupakan penyakit yang harus selalu dipantau secara ketat dan diobservasi secara berkala, karena sangat dinamis, dan sangat dapat dipengaruhi oleh pola hidup pasien. Dengan telemedicine, diharapkan pasien dapat selalu dipantau oleh dokternya, baik dari kondisi pasien secara umum, mengevaluasi keluhan pasien, penyesuaian dosis, deteksi dini tanda atau gejala perburukan  dan lain-lain. Namun disisi lain, dengan telemedicine, yang terasa cukup berbeda adalah bagaimana interaksi pasien dan dokter yang “tradisional”, dimana pasien dapat langsung bertatap muka, mendapat pemeriksaan langsung dari dokter tidak didapatkan dengan system ini. Selain itu dibutuhkan sarana-prasarana, yang mendukung seperti komputer, dan handphone, jaringan telekomunikasi yang baik serta  kelihaian pengguna untuk memakai teknologi ini.

Penggunaan telemedicine pada bidang kardiologi kedepannya dapat berkembang menjadi telekardiologi dimana dapat dibagi menjadi pre,saat dan paska RS. Saat pre RS dapat digunakan untuk deteksi dini serangan jantung melalui pemeriksaan EKG, saat di RS untuk hubungan antara RS perujuk dan RS tersier untuk penegakkan diagnosis. Dan paska RS digunakan untuk memantau kondisi pasien.1 Telekardiologi menjanjikan pelayanan yang cukup komprehensif dengan segala keterbatasan waktu dan ruang gerak.

Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang baik dalam pelaksanaan telemedicine dalam pemantauan pasien, terutama pasien kardiovaskular. Savard et al, pada tahun 2011 melaporkan bahwa telemedicine memberikan hasil yang baik berupa penurunan sebanyak 34% untuk semua penyebab kematian dan penurunan 30-56% hospitalisasi akibat gagal jantung. Studi yang dilakukan Riley et al pada tahun 2015 pun menunjukkan penurunan 42% hospitalisasi dalam jangka waktu 6 bulan.3 Pada tahun 2021, dilakukan juga suatu meta analisis di China oleh Han et al, dimana disimpulkan bahwa telemedicine memiliki potensi yang menjanjikan dan dapat berkembang sebagai alternatif pelayanan kesehatan,  baik di daerah dengan akses kesehatan yang sulit dan saat kondisi pandemik seperti saat ini.4

Pada akhirnya teknologi akan terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.. Banyak hal yang positif yang akan didapat melalui telemedicine, namun tentu diperlukan suatu adaptasi terhadap system pelayanan dan konsultasi kesehatan yang baru seperti ini, terutama di Indonesia.

 

Referensi :

Shidi L, Adik W, Anhari A. Telekardiologi dan aplikasinya?: pendekatan rumah sakit selama pandemi. Vol. 1, Sanus Medical Journal. 2021. p. 9–15.

Brunetti ND, Scalvini S, Molinari G. Innovations in telemedicine for cardiovascular care. Expert Rev Cardiovasc Ther. 2016;14(3):267–80.

Laksono S, Achadi A, Halomoan R. Systematic Review: Telemedicine dalam Manajemen Pasien Gagal Jantung semasa Pandemi. J Kesehat Vokasional. 2021;6(2):130.

Han X, Chen W, Gao Z, Lv X, Sun Y, Yang X, et al. Effectiveness of telemedicine for cardiovascular disease management: systematic review and meta-analysis. Ann Palliat Med. 2021;10(12):12831–44.

Sumber gambar: freepik.com