Rabu, 14 September 2022 08:07 WIB

Mau Operasi Kenapa Harus Puasa?

Responsive image
9308
Sri Rahmawati, S.Tr.Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Sebelum tindakan anestesi dan operasi biasanya pasien tidak diperbolehkan makan atau minum oleh dokter atau tenaga kesehatan lain dalam jangka waktu tertentu. Lama puasa dipertimbangkan berdasarkan jenis operasi, jenis pembiusan, usia dan jadwal pelaksanaan operasi. Menurut  American Society of Anesthesiologist puasa menjelang tidakan operasi pada pasien dewasa sebaiknya dilakukan sebagai berikut :

-       Cairan jernih tanpa partikel tidak termasuk minuman beralkohol dapat dikonsumsi hingga 2 jam sebelum waktu pembiusan. Contoh : air putih, teh, kopi, sari buah dll.

-       Makanan ringan dapat dikonsumsi hingga 6 jam sebelum pembiusan. Contoh : roti, snack, minuman dengan bulir, susu dll.

-       Makanan berat dapat dikonsumsi hingga 8 jam sebelum pembiusan. Contoh : daging, makanan berlemak, gorengan dll.

Sedangkan menurut European Society of Anaesthesiology and Intensive Care (ESAIC) panduan puasa bagi anak-anak dapat dilakukan sebagai berikut :

-       Cairan jernih tanpa partikel (air putih) dapat dikonsumsi 1-2 jam sebelum pembiusan

-       ASI dapat diberikan hingga 3 jam sebelum pembiusan

-       Susu formula dan produk susu lainnya dapat diberikan hingga 4 jam sebelum pembiusan

-       Makanan padat dapat dikonsumsi 6 jam sebelum pembiusan.

Lantas seberapa penting puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan? Tidak jarang pasien dan keluarga  belum paham betul pentingnya mematuhi persiapan puasa sebelum operasi. Bahkan beberapa mengabaikan imbauan yang diberikan sehingga harus dilakukan penundaan dan penjadwalan ulang. Berikut beberapa alasan pentingnya persiapan puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan :

1.    Mencegah mual muntah

Sebagian besar pasien dengan pembiusan akan mengalami mual muntah sebagai efek samping dari penggunaan obat dan agen anestesi. Pengosongan lambung menjadi faktor penting yang dapat mengurangi kejadian muntah dan komplikasi yang mungkin terjadi.

2.    Mencegah tersedak (aspirasi)

Ketika terjadi muntah pada pasien dalam pengaruh anestesi memungkinkan produksi muntahan masuk ke saluran nafas sehingga pasien tersedak dan mengalami kesulitan nafas. Puasa akan mengurangi jumlah materi dalam lambung sehingga ketika terjadi muntah risiko tersedak lebih kecil.

3.    Pengendalian risiko infeksi

Pada operasi yang melibatkan sistem pencernaan, mengonsumsi makanan sebelum operasi dapat menghalangi penglihatan ahli bedah sehingga mempersulit operasi. Selain itu, makanan yang belum sepenuhnya tercerna dapat memberikan kontaminasi pada daerah operasi sehingga meningkatkan risiko infeksi daerah operasi.

Berdasarkan uraian diatas persiapan puasa sebelum tindakan anestesi dan pembedahan terjadwal merupakan persiapan yang krusial dilakukan untuk kenyamanan pasien serta pencegahan komplikasi yang tidak diinginkan selama dan setelah tindakan operasi. Namun demikian pada kondisi-kondisi operasi darurat persiapan puasa sukar dilakukan sehingga pasien yang tidak cukup waktu puasa tetap dapat dilakukan pembedahan dengan pengawasan khusus. Peran lingkungan dan keluarga diperlukan untuk memotivasi pasien mematuhi instruksi puasa sebelum tindakan anestesi.

Referensi :

Frykholm, Peter et al. Pre-operative fasting in children:A guideline from the European Society of Anaesthesiology and Intensive Care. European Journal of Anaesthesiology. 2022; 39(1): 4-25.

Practice Guidelines for Preoperative Fasting and the Use of Pharmacologic Agents to Reduce the Risk of Pulmonary Aspiration: Application to Healthy Patients Undergoing Elective Procedures. Anesthesiology.2017; 126:376–93.

https://www.grayandwhitelaw.com/faqs/what-are-the-dangers-of-eating-and-drinking-before-surgery-.cfm

https://www.nhs.uk/common-health-questions/operations-tests-and-procedures/can-i-eat-or-drink-before-an-operation/#:~:text=Usually%2C%20before%20having%20a%20general,up%20food%20into%20your%20throat.