Selasa, 13 September 2022 15:05 WIB

Pentingnya Mengenal Tanda dan Gejala Sindrom Koroner Akut (SKA)

Responsive image
17679
Ns. Yulia Candra Lestari., S.Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Sindrom koroner akut atau acute coronary syndrome adalah kondisi di mana aliran darah menuju ke jantung berkurang secara tiba-tiba. Nyeri dada seperti tertindih benda berat merupakan bentuk gejala paling umum dari kondisi ini. Arteri koroner adalah pembuluh darah jantung yang memasok darah kaya akan oksigen ke otot jantung. Jika arteri ini menyempit atau tersumbat, fungsi jantung akan terganggu dan bisa menyebabkan angina atau serangan jantung. Arteri koroner (pembuluh darah jantung) memasok darah yang kaya akan oksigen ke otot jantung. Jika arteri ini menyempit atau tersumbat, mereka mempengaruhi fungsi jantung yang dapat menyebabkan angina atau serangan jantung.

Sindrom Koroner Akut (SKA) ternasuk salah satu kasus kegawatan yang membutuhkan penanganan dengan waktu dan tindakan yang tepat. SKA juga merupakan diagnosis penyakit  jantung  dengan prevalensi tertinggi yang membutuhkan pelayanan baik darurat maupun  rawat inap di seluruh dunia. Pasien dengan diagnosis SKA pada subkelompok  infark miokard akut (IMA) adalah pasien dengan tingkat kematian dan morbiditas tertinggi jika tidak ditangani dengan tindakan dan waktu yang tepat. Kemampuan untuk mengenali sedini mungkin kasus sindrom koroner akut sangat penting untuk mencapai penangan dan waktu yang tepat guna menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Cardiac Care Network, 2013)

Kondisi kesehatan ini umum terjadi terlebih pada orang yang berusia di atas 45 tahun, perokok, dan memiliki riwayat penyakit jantung. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. Sindrom koroner akut memiliki angka kematian 30% dengan setengah dari kematian yang terjadi sebelum sampai ke rumah sakit (Cardiac Care Network, 2013). Penderita penyakit jantung di indonesia berdasarkan diagnosis dokter mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, prevalensi tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447. angka kejadian penyakit jantung di Jawa Timur berdasarkan diagnosis dokter 0,5 diperkirakan sekitar 144.279 jiwa dan berdasarkan diagnosis gejala 1,3% atau sekitar 375.127 jiwa (Kemenkes RI, 2014).

Berikut adalah beberapa tnda dan gejala Sindrom coroner Akut yang perlu diwaspadai ;

1.    sesak napas,

2.    detak jantung tidak teratur,

3.    merasa seperti ingin jatuh,

4.    kelelahan yang parah,

5.    otot melemah,

6.    mual atau muntah, dan

7.    keluar keringat dingin.

SKA dengan hasil pemeriksaan kelainan EKG yang tidak khas atau nondiagnostik dan batas jantung normal hanya perlu observasi di ruang gawat-darurat secara berkelanjutan. SKA yang definitif dengan gambaran kelainan EKG yang khas harus dilakukan perawatan dalam ruang intensive cardiovascular care (ICVCU/ICCU) (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (2015) prinsip penatalaksanaan pada pasien dengan diagnosis kemungkinan SKA berdasarkan keluhan nyeri dada di IGD  diantaranya adalah.

1.    Bed rest

2.    Segera berikan oksigen jika saturasi < 92%

3.    Berikan oksigen 6 jam pertama pada pasien SKA

4.    Berikan aspirin 160-320 mg aspirin tidak bersalut penyerapannya lebih cepat melalui sub lingual  

Referensi:

Aprinda Puji. Sindrom Koroner Akut. Sindrom Koroner Akut: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan (hellosehat.com). Sep 27, 2021

Cardiac Care Network. (2013). Management of acute myocardial infarction, (September), 1–39. https://doi.org/10.1136/bmj.1.5171.497

Kemenkes RI. (2014). Infodatin?: Situasi kesehatan jantung. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1–8. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2015). Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Centra Communications. ttps://doi.org/10.1093/eurheartj/ehn416