Selasa, 13 September 2022 15:00 WIB

Kekerasan Verbal pada Anak di Lingkungan Kerja

Responsive image
1121
Febria Savitry Arum Melati, S.Kep., Ns - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua, yakni faktor prenatal atau lingkungan yang mempengaruhi anak ketika masih didalam kandungan, serta faktor postnatal atau faktor yang mempengaruhi anak ketika sudah lahir. Faktor postnatal meliputi empat kategori, yaitu lingkungan biologis, faktor fisik, faktor keluarga dan adat istiadat, serta faktor psikososial. Faktor psikososial merupakan pemberian stimulus yang tepat terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang mendapatkan stimulasi yang baik, maka akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terarah dan lebih cepat dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi.

Verbal abuse atau biasa disebut dengan emotional child abuse adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Verbal abuse pada anak biasanya diawali dengan munculnya perilaku yang buruk pada anak yang menyebabkan orangtua melakukannya. Verbal abuse terjadi ketika orangtua memberikan hukuman pada anak yang tidak wajar, hal tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang selalu mendapatkan hukuman yang tidak wajar akan mengalami stress, menarik diri dari lingkungan, rendah diri, tidak percaya diri, terlambat bicara, napsu makan menurun, dan lain sebagainya. Hukuman yang kadang tidak disadari oleh orangtua adalah dengan menyalahkan anak menggunakan kalimat yang menyakiti hati dan perasaan anak. Salah satu kalimatnya adalah dengan menyebutkan kekurangan anak. Kondisi tersebut yang menjadi awal terjadinya kekerasan verbal pada anak. Ketika anak mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang termasuk kekerasan verbal tersebut, maka itu semua akan tersimpan dalam ingatannya dan akan membentuk karakter anak sehingga bisa menghambat perkembangan anak.

Sebagian besar orangtua kadang lupa mengaitkan perilaku yang muncul dengan kondisi jiwa anak. Anak hanyalah manusia biasa yang masih membutuhkan banyak bimbingan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Berikut faktor yang menjadi penyebab kekerasan verbal pada anak:

1.    Terkadang perilaku yang ditimbulkan anak disebabkan atas dasar rasa ingin tahu yang tinggi, namun tidak mendapatkan respon positif dari lingkungannya

2.    Perilaku buruk yang ditimbulkan karena ingin menarik perhatian dari orang disekitarnya. Namun, anak tersebut tidak mendapat perhatian dan/atau penghargaan dari orang sekitarnya, melainkan mendapat kalimat buruk berupa celaan

3.    Pada saat anak tidak mampu menyelesaikan tugasnya, orangtua memberikan kalimat yang tidak menyenangkan terkait dengan kemampuannya. Seharusnya orangtua memberikan dukungan positif saat anak tidak mampu menyelesaikan kemampuannya dan memberikan pujian karena anak sudah mau berusaha untuk mencoba

4.    Karakter orangtua yang keras memiliki potensi besar untuk melakukan kekerasan verbal pada anak

5.    Kondisi rumah yang menyedihkan dan hubungan orangtua dan anak sekedar hubungan biologis saja. Sejatinya wujud penerimaan terhadap anak adalah dengan memberikan kasih sayang, pujian ketika anak berhasil melakukan sebuah kebaikan, dan memberikan semangat untuk terus belajar menjadi lebih baik ketika anak mengalami kegagalan

Upaya pencegahan terjadinya kekerasan verbal terhadap anak dilakukan untuk meminimalisir dampak buruk terhadap psikologis anak. Upaya pencegahan diharapkan dilakukan sejak dini, dan dimulai dari lingkungan:

1.    Memperbaiki cara komunikasi antara ibu dan anak. Pada saat berkomunikasi dengan anak, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah dengan mengendalikan emosi, khususnya pada kondisi yang kurang menyenangkan. Saat anak melakukan sebuah kesalahan, maka jangan terburu-buru untuk memarahi anak. Tanyakan terlebih dahulu kepada anak alasannya melakukan tindakan tersebut

2.    Memahami bahwa setiap anak adalah bintang dibidangnya masing-masing. Ketika anak menunjukkan ketidakmampuannya pada suatu bidang, orangtua sebaiknya tidak langsung mencela atas hal tersebut. Anak mungkin gagal terhadap suatu bidang, tetapi mampu menyelesaikan tugas pada bidang lain

Kekerasan verbal yang dilakukan orangtua terhadap anak secara terus menerus akan mengakibatkan anak mengalami gangguan emosi, anak tidak memiliki konsep diri yang baik, dan mampu membuat anak lebih agresif. Sehingga, apabila orangtua merasa telah melakukan kekerasan verbal pada anak, maka hendaknya meminta maaf. Karena ketika orangtua melukai perasaan anak dengan cara kekerasa verbal, maka mengakibatkan luka pada anak yang nantinya akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.

Referensi:

Mahmud, B. (2020). Kekerasan verbal pada anak. AN-NISA: Jurnal Studi Gender Dan Anak, 12(2), 689-694.

Putri, A. M., & Santoso, A. (2012). Persepsi orang tua tentang kekerasan verbal pada anak. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1), 22-29