Senin, 12 September 2022 14:39 WIB

Penggunaan Rokok Elektrik dan Implikasinya Bagi Kesehatan Jantung

Responsive image
714
dr. Arvin Pramudita - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Merokok adalah salah satu perilaku yang berisiko tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular. Akhir-akhir ini, tren baru berupa penggunaan rokok elektrik (e-cigarettes) muncul dan menjadi sebuah perilaku merokok yang baru, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Data di Amerika Serikat pada tahun 2019 bahkan menunjukan hampir 30% remaja SMA pernah menggunakan rokok elektrik, atau dalam bahasa gaul dikenal sebagai vaping. Beberapa hal menjadi alasan mengapa hal baru ini digandrungi anak muda, antara lain kepercayaan bahwa rokok elektrik kurang berbahaya dibandingkan rokok biasa serta sensasi merokok yang ‘baru’ dengan adanya berbagai formulasi perasa (buah-buahan, menthol, dan lain-lain) yang menarik.

 

Hal yang perlu digarisbawahi adalah rokok elektrik sebenarnya memiliki kandungan zat aktif yang sama seperti rokok biasa, yaitu nikotin. Senyawa ini bersifat adiktif, dapat menimbulkan kecanduan, dan memiliki efek samping pada kesehatan jantung, baik secara akut maupun kronis. Hal yang sering menjadi pembelaan utama terkait rokok elektrik adalah penggunaan nikotin yang tidak dibakar memiliki efek samping pada tubuh yang lebih minimal. Hal tersebut tidak salah, tetapi perlu dicatat ialah bahwa bahaya tetap ada dan justru menjadi lebih sulit terkontrol secara jumlah dan dosis penggunaannya pada rokok elektrik.

Hasil berbagai studi klinis menunjukan bahwa vaping dengan rokok elektrik tetap memberi dampak negatif bagi tubuh, termasuk kesehatan kardiovaskular. Efek samping akut berupa peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi. Di sisi lain, dampak jangka panjang yang ditimbulkan antara lain penumpukan plak aterosklerosis yang lebih cepat, peningkatan kadar radikal bebas dalam darah, hingga kerusakan dinding pembuluh darah. Secara kolektif, efek samping jangka panjang ini tetap menyebabkan kesehatan jantung menurun dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan gangguan irama jantung.

Dengan demikian, vaping bukanlah sebuah perilaku yang sehat. Penggunaan rokok elektrik tetap sama-sama berisiko seperti rokok biasa pada umumnya. Sifatnya yang mudah digandrungi anak muda justru dapat memberikan jalan pintas dan pembenaran untuk mengonsumsi zat-zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh.

 

Referensi:

Middlekauff HR. Cardiovascular effects of electronic cigarettes. Nat Rev Cardiol. 2020;17:379-381

Sumber gambar:  halodoc.com