Senin, 12 September 2022 13:53 WIB

INTERVENSI DBC (DATA BASED CARE) PADA LOW BACK PAIN MECHANICAL

Responsive image
1340
Prihantoro Larasati Mustiko, SST.FT, Ftr - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

1.      PENDAHULUAN

Muskuloskletal disorder disebabkan karena aktivitas menetap dengan durasi yang lama, faktor penyebab lain aktifitas yang memerlukan kekuatan yang tinggi, gerakan mengulang, hal yang terkait dengan body postur dan body mechanic, adanya vibrasi atau getaran yang mempengaruhi otot, saraf, tendon, sendi, tulang baik pada ektermitas atas maupaun ekstermitas bawah (Oswald et al., 2017)

Prevalansi kasus MSDS menurut Global Burder of Disease tahun 2017, 16% kejadian MSDS dengan keluhan Low Back Pain pada pengrajin dan pekerja konstruksi. Frekuensi MSDS pada pekerja dengan keluhan di ekstermitas atas 61,3% dan ektermitas bawah 35,6%. Keluhan LBP pada pekerja konstruksi bangunan khususnya pada pekerja dengan durasi duduk lama serta adanya vibrasi atau getaran yang tinggi mencapai 61,3%, pada bidang tekhnisi konstruksi 47,8% dan bagian finishing konstruksi 40% (Vitharana & Chinda, 2019)

Low Back Pain adalah merupakan keluhan yang timbul karena beberapa faktor penyebabnya  diantaranya  karena terjadi permasalahan pada diskus, otot dan cidera jaringan lunak lainnya serta adanya   spondylolisthesis  (Rik et al., 2000). Selain itu, nyeri pinggang dapat juga  terjadi akibat dari proses degeneratif pada tulang, pada penelitan yang lain secara epidemiologis mengungkapkan nyeri pinggang bawah ini muncul akibat adanya faktor ergonomis yang buruk baik pada para pekerja maupuan tempat kerja yang kurang sesuai  (Ghadyani et al., 2016)

Faktor ergonomis yang buruk dapat menyebabkan pembebanan dan peningkatkan ketegangan pada area tulang belakang, misalnya dengan posisi mengangkat, memutar, adanya vibrasi, manual handling yang buruk akan menyebabkan besarnya gaya yang dibutuhkan oleh otot punggung  untuk menjaga stabilitas posterior dalam mengimbangi apabila terjadi torsi dan rotasi sehingga menyebabkan kerja yang berlebih pada otot paraspinalis dan secara tidak langsung apabila otot paraspinalis tidak dapat menjadi stabilisasator yang baik  maka akan berpengaruh pada ligamentum flavum dan ligamentum longitudinal posterior (Adeyemi et al., 2015).

2.      TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mechanical Low Back Pain

 Low Back Pain Mechanic adalah suatu kondisi yang timbul secara intrinsik dari tulang belakang, diskus intervertebralis, atau dapat juga karena permasalahan jaringan lunak di sekitarnya, sehingga menimbulkan ketegangan pada otot area  lumbosakral, diskus, lumbar spondylosis, spondylolisthesis, fraktur kompresi pada vertebra, dan dapat juga disebabkan  karena cedera traumatis akut atau kronis. Trauma berulang dan penggunaan yang berlebihan dapat juga mengakibatkan Low Back Pain mechanic  (Will et al., 2018). Aktifitas yang terjadi terus menerus dan berlebihan pada punggung bagian bawah dapat menyebabkan trauma, overuse, serta pergeseran tulang vertebra,  bahkan degenerasi pada tulang belakang juga akan mengakibatkan perubahan bentuk postur tubuh dan perubahan bentuk  tulang belakang menjadi kifosis, hiperlordosis atau skoliosis karena otot bagian perut memendek dan otot pada bagian punggung bekerja ganda menggantikan peran otot perut untuk mempertahankan postur sehingga punggung bagian bawah mengalami spasme otot.

2.2.  Metode dan Tehnik Intervensi DBC

DBC (Documentation Based Care) adalah sistem latihan yang dirancang khusus untuk mengobati nyeri punggung, leher, dan bahu dengan latihan aktif dari pasien, menggunakan peralatan yang dirancang secara ilmiah dan khusus oleh para ahli tulang belakang  (R.J. Gatchel et al., 1995).

Pendekatan treatment nyeri pinggang  dengan menggunakan Documentation Base Care ( DBC) dalam study menunjukkan bahwa managemen strategi dan perubahan yan mendasar dari sebuah konsep pengobatan yang diarahkan kepada suatu program rehabilitasi aktif secara dini untuk kembali bekerja, hal ini berdasar dari kondisi fisik, dan psikis pasien yang tidak dapat dilepaskan yang berkaiatn puladengan kebutuhan pasien.

Mayoritas pasien dengan Mechanical Low Back Pain akan membaik dengan modalitas terapi latihan (Vazirian et al., 2016). Studi terbaru menjelaskan bahwa nyeri pinggang bawah (LBP) diberikan  treatment DBC memberikan hasil yang lebih baik .

2.3 Pemeriksaan dan pengukuran

 2.3.1 Quesionare

Mengisi quesionare yang berisi tentang data pribadi, sosiodemografi, intensitas dan rasa nyeri yang dirasakan dalam 1 tahun, nyeri yang dirasakan saat beraktifitas, intensitas nyeri, sifat nyeri, pencegahan dan tindakan apabila rasa nyeri timbul, gangguan aatau ketidak mampuan yang dialami saat ini, ketakuatan akan rasa nyeri yag mempengaruhi kejiwaannya,, menghindari rasa cemas dan takut akan masa depannya, serta harapan dan keyakinannya akan pemulihan atau kesembuhannya.

2.3.2 Pemeriksaan Mobilitas

Pemeriksaan  mobilitas trunk dengan mengggunakan perangkat DBC. Gerakan trunk yang diperiksa adalah gerakan rotasi kanan dan kiri, side fleksi kanan dan kiri, gerakan fleksi dan ekstensi. Amplitudo gerakan dan fiksasi yang digunakan bertujuan untuk focus pada gerakan yang spesifik pada bagian tulang belakang tertentu.

2.3.2 Endurance

Endurance test dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari otot-otot paraspinal dengan pembebanan dengan menggunakan peralatan DBC LTE, dengan  cara subjek melakukan gerakan ekstensi dengan pembebanan dan melakukan gerakan fleksi 25 derajat sampai ekstensi 5 derajat, gerakan dilakukan selama 90 detik  dan dilakukan gerakan 30kali per menit.Selama test endurance , EMG selalu terpasang selama dilakukan  test endurance, hasil EMG untuk mengetahui secara obyektif indeks tingkat kelelahan ototnya perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah latihan.

2.3.3 Active treatment

Program rebilitasi DBC Active ditentukan dari hasil pemeriksaan keparahan tingkat nyeri dan kondisi pasien.  Program dilakukan minimal 6 minggu dengan 12 kali kunjungan. Tetapi pengobatan dapat juga dilakukan dengan  12  minggu dengan 24 kunjungan. Adapun treatment yang akan diberikan adalah latihan koordinasi, mobilitas, lattihan daya tahan dengan menggunakan peraltan DBC. Sebelum dilakukan dengan peralatan DBC akan diberikan pemanasan terlebih dahulu dengan leg pres selama 6 menit, static cycle 6 menit dan stretching  otot punggung, tungkai dan lengan sebagai persiapan. Selanjutnya baru dilakukan treatment DBC active Rotasi, Fleksi, Ekstensi dan lateral fleksi.  Kemudian latihan diakhiri dengan sesi leg press 6 menit, static cycle 6 menit dan stretching lagi untuk pendinginan. Setiap sesi akan dipandu oleh fisioterapis. Capaian luas gerak yang dilakukan tidak menimbukan rasa sakit dan  pembebanan yang tepat pada lumbal. Pembebanan dimulai dari beban yang rendah di minggu awal dan peningkatan secara bertahap apabila pasien sudah dapat mengontrol dengan tepat.

2.3.4 DBC Devices

 Perangkat yang digunakan untuk treatment adalah sudah dirancang dengan khusus sesuai dengan perkembangan  terbaru dalam biomekanik dan gangguan gerak fungsional dari tulang belakang lumbal dan servikal. Perangkat terdiri dari  Ekstensi Toraks Lumbar, Rotasi Toraks Lumbar, Fleksi Toraks Lumbar, Fleksi Lateral Toraks Lumbar, Leg Press yang dilengkapi dengan perangkat computer untuk pencatatan dan mengelola data pasien.

1.1.Penatalaksanaan Intervensi

Tujuan utama dari intervensi yang dilakukan adalah mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dengan tahapan pertama melakukan streching baik pada upper dan lower extermity, kemudian meningkat kekuatan otot, endurance dan flexibilitas otot dengan berbagai modifikasi latihan pada back muscle dan gluteus serta otot yang lainnya (Rifa’i, 2013).

konsep exercise menggunakan mc-kenzie yaitu meningkatkan gerakan ekstensi lumbal dan mempertahankan kurva lordosis pada lumbal (Afrian et al., 2021). Dosis yang digunakan dalam setiap gerakan adalah 3 set dengan 2-3 kali repetisi.

Tahapan kedua dilakukan latihan dengan tujuan untuk meningkatkan endurance dengan konsep aerobic exercise pada pasien menggunakan stationary bycle dan leg press dengan durasi waktu 6 menit dan istirahat 1 menit.  Strenghthening sekaligus endurance  exercise dilakukan dengan DBC back and neck treatment (Active Spine Care) selama 12 kali pertemuan.

Streching dengan kombinasi beberapa gerakan dari tekhnik william-flexion dan mc-kenzie exercise dan  William flexion exercise bertujuan untuk meningkatkan flexi lumbal dan memperkuat dari otot gluteus dan abdonimal muscle, sedangkan pada konsep exercise menggunakan mc-kenzie yaitu meningkatgerakan ekstensi lumbal dan mempertahankan kurva lordosis pada lumbal (Afrian et al., 2021). Dosis yang digunakan dalam setiap gerakan adalah 3 set dengan 2-3 kali repetisi.

Tahapan kedua dilakukan latihan dengan tujuan untuk meningkatkan endurance dengan konsep aerobic exercise pada pasien menggunakan stationary bycle dan leg press dengan durasi waktu 6 menit dan istirahat 1 menit.  Strenghthening sekaligus endurance  exercise dilakukan dengan DBC back and neck treatment (Active Spine Care) selama 12 kali pertemuan.

Dari hasi evaluasi saat pre dan post exercise yang diberikan  terdapat perubahan yang signifikan dari tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien serta meningkatnya ROM baik pada Flexi maupun ekstensi trunk. keluhan utama yang dirasakan pasien bukan hanya pada nyeri pinggang saja, akan tetapi pada kondisi nyeri pinggang ini timbul keluhan lain seperti kelemahan pada otot adduktor, gluteus, menurunnya flexibilitas pada hamstring yang disebabkan karena posisi statis dengan durasi duduk lebih dari 8 jam perhari.

Postur yang tidak ergonomis pada pekerja dengan adanya pergerakan posterior tilting, yang menyebabkan menurunnya kurva lordosis pada lumbal (Vazirian et al., 2016), terjadi peningkatan kerja otot paraspinalis untuk menjaga stabilitas  trunk pada posisi anterior disertai dengan meningkatnya kerja dari flexor hip dan knee pada posisi duduk secara terus menerus dapat menimbulkan keluhan Low Back Pain dan kelemahan pada gluteus maupun otot adduktor dan lainnya (Buckland et al., 2020) Menurunnya flexibilitas, endurance dan power pada pasien oleh karena keluhan nyeri pinggang yang muncul sangat berpengaruh terhadap performa pada saat bekerja.

4.1.  Pembahasan

1.      DBC (Documentation  Based Care) Program

DBC adalah suatu bentuk latihan aktif dengan memanfaatkan alat yang bernama Documentation Based care (DBC) sebagai sarana latihan yang berfungsi sebagai penguatan otot-otot punggung dan perut (core strengthening exercise) (Medical Background 1, 2009). Latihan ini juga berfungsi untuk meningkatkan kelenturan otot panggul, mengurangi beban yang berlebih pada punggung dan konsep terapi pada DBC treatment khusunya keluhan area tulang belakang atau back pain yaitu  exercise dengan stretching atau relaxasi yang dikombinasikan dengan latihan koordinasi, mobility dan endurance muscle (Medical DBC Back and Neck Treatment, 2009).

Mekanisme exercise menggunakan alat DBC dengan tujuan meningkatkan kontrol trunk, mucsle endurance, strength dan peningkatan lingkup gerak. Exercise. spesifikasi pada gerakan lumbal/thoracic spine extension, flexion, rotation and lateral flexion. Lumbal Thoracic Extension (LTE) berfungsi sebagai latihan stabilisasi otot intervertebral, spinal multifidus dan erector spine serta secara efektif mengembalikan endurance pada otot ekstensor yang menurun  karena nyeri. Lumbal Thoracic Flexion (LTF) sebagai exercise pada otot rectus abdominal dan secara efektif meningkatkan stabilisasi pada otot spine. Lumbal Thoracic Rotation (LTR) berfungsi secara spesifik mengaktifkan otot abdominal oblique dan tranversus abdominal, otot rotator spinal, multifidus, dan otot semispinalis serta efektif meningkatkan gerakan rotasi, range of motion dan postural. Lumbal Thoracic Lateral Flexion (LTL) spesifik latihan oada otot quadratus lumborum, intertransversal dan otot iliocostalis.

2.      Stretching

Stretching dilakukan sebagai tahap awal memulai dari latihan dengan kombinasi gerakan william flexion excerise dan Mc-kenzie execise. Menggabungkan kedua exercise ini merupakan jenis back exercise yang meningkatkan Range of Movement, menurunkan intensitas LBP, dan menurunkan disabilitas.  McKenzie Exercise merupakan latihan yang bertujuan untuk menguatkan otot punggung dan merelaksasikan otot abdomen. Latihan ini dapat digunakan untuk mengurangi nyeri LBP dikarenakan dapat mengurangi tekanan intradiskal sehingga mengurangi penekanan pada serabut saraf (Kurniawan et al., 2019).

William’s Flexion Exercise merupakan latihan yang bertujuan untuk menyeimbangkan otot-otot fleksor postural dan otot-otot ekstensor postural sehingga mengurangi tekanan akibat beban tubuh pada sendi facet, meregangkan otot dan fascia (meningkatkan ekstensibilitas jaringan lunak) di daerah dorsolumbal, membuka foramen intervertebralis, serta bermanfaat untuk mengoreksi postur tubuh yang salah (Yulitania, 2015; Kumar & Tripathi, 2014; Kurniawan et al., 2019). 

3.      Leg press

Static bicycle dan Leg press, tujuan dari latihan menggunakan alat ini untuk menjaga dari stabilisasi pelvic dengan mekanisme “hip loc mechanism” dimana meninimalisir dari rotasi sagital dari pelvic sehingga meningkatkan kerja dari gluteus dan hamstring (Medical DBC Back and Neck Treatment, 2009).

1.      Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

 Keluhan nyeri  pinggang  (Low back pain) mechanical pada pekerja dengan durasii bekerja dalam posisi duduk lebih dari 8 jam setiap hari untuk menyiapkan return to work  perlu persiapan untuk memperkuat serta mempunyai daya tahan yng baik pada otot-otot pinggang membutuhkan daya tahan, flexibilitas dan endurance supaya dapat bekerja kembali dengan optimal. . Kombinasi latihan dengan DBC back and neck treatment (Active spine care) efektif dalam mengurangi keluhan nyeri pada  pasien secara signifikan.

Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut yang berdampak signifikan terhadap keluhan yang dirasakan pasien serta sebagai intervensi lebih lanjut terkait program rehabilitasi pada pasien khususnya yang berkaitan dengan ergonomi di tempat kerja.

Referensi:

Adeyemi, H. ., Adejuyigbe, S. ., & S.O, I. (2015). Low back pain assessment application for construction workers. Journal of Engineering, Design and Technology, 34(1), 1–5. https://doi.org/10.1108/JEDT-02-2013-0008

Afrian, M., Pratama, W., Bustamam, N., Zulfa, F., Universitas, K., Nasional, P., Jakarta, V., & Exercise, M. (2021). MC Kenzie Exercise dan William’s Flexion Exercise, 45-52

Buckland, A. J., Abotsi, E. J., Vasquez-Montes, D., Ayres, E. W., Varlotta, C. G., & Vigdorchik, J. M. (2020). Lumbar Spine Degeneration and Flatback Deformity Alter Sitting-Standing Spinopelvic Mechanics—Implications for Total Hip Arthroplasty. Journal of Arthroplasty, 35(4), 1036–1041. https://doi.org/10.1016/j.arth.2019.11.020

Ghadyani, L., Tavafian, S. S., Kazemnejad, A., & Wagner, J. (2016). Work-related low back pain treatment: A randomized controlled trial from Tehran, Iran, comparing multidisciplinary educational program versus physiotherapy education. Asian Spine Journal, 10(4), 690–696. https://doi.org/10.4184/asj.2016.10.4.690

Medical Background 1. (2009). 1–52.

Medical DBC Back and Neck Treatment. (2009).

Oswald, W., Hutting, N., Engels, J. A., Bart Staal, J., Nijhuis-Van Der Sanden, M. W. G., & Heerkens, Y. F. (2017). Work participation of patients with musculoskeletal disorders: Is this addressed in physical therapy practice? Journal of Occupational Medicine and Toxicology, 12(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12995-017-0174-5

R.J. Gatchel, Polatin, P. B., & Mayer, T. G. (1995). 00007632-199512150-00011.Pdf.

Rik, L., De Beeck, O., & Hermans, V. (2000). Research on work-related low back disorders.European Agency for Safety and Health at Work.

Vazirian, M., Van Dillen, L., & Bazrgari, B. (2016). Lumbopelvic rhythm during trunk motion in the sagittal plane: A review of the kinematic measurement methods and characterization approaches. Physical Therapy and Rehabilitation, 3(1), 5. https://doi.org/10.7243/2055-2386-3-5

Vitharana, V. H. P., & Chinda, T. (2019). Development of a lower back pain prevention index for heavy equipment operators in the construction industry: system dynamics modelling. International Journal of Construction Management, 0(0), 1–17. https://doi.org/10.1080/15623599.2019.1579969

Will, J. S., Bury, D. C., & Miller, J. A. (2018). Mechanical low back pain. American Family Physician, 98(7), 421–428. https://doi.org/10.1007/978-3-642-28753-4_101227

Foto : Dokumentasi Humas-RSO