Jumat, 09 September 2022 15:41 WIB

Prolaktinoma

Responsive image
2547
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Prolaktinoma adalah munculnya tumor jinak di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis, kelenjar seukuran kacang di otak yang menghasilkan hormon prolaktin. Hormon ini memberi sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Memiliki terlalu banyak prolaktin dalam darah, suatu kondisi yang disebut hiperprolaktinemia, dapat menyebabkan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria dan estrogen pada wanita) berkurang. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu mikroprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm), dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm). Pada beberapa kasus, prolaktinoma tidak memiliki tanda atau gejala. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah atau tekanan pada jaringan yang disebabkan akibat pembesaran tumor dapat menimbulkan beberapa gejala. Karena peningkatan prolaktin dapat mengganggu sistem reproduksi serta terdapat beberapa tanda dan gejala prolaktinoma spesifik untuk wanita atau pria. Penyebab Prolaktinoma hingga kini penyebab yang mendasarinya penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam banyak kasus, penyakit prolaktinoma adalah kondisi yang dapat diobati dengan bantuan obat-obatan.

Penyebab Prolaktinoma

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan prolaktinoma. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini muncul secara spontan tanpa ada kondisi tertentu yang mendasarinya.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko prolaktinoma, yaitu :

1.      Berjenis kelamin wanita.

2.      Berusia 20-34 tahun.

3.      Menderita kondisi genetik yang diturunkan, yaitu Multiple Endocrine Neoplasia tipe 1 (MEN 1).

Penyebab Peningkatan Hormon Prolaktin

Selain prolaktinoma, ada beberapa kondisi lain yang juga bisa membuat produksi hormon prolaktin menjadi berlebihan, yaitu :

1.      Efek samping obat, seperti obat antipsikotik, obat tekanan darah tinggi, obat pereda nyeri, serta obat mual dan muntah.

2.      Iritasi dan cedera di bagian dada.

3.      Herpes zoster di daerah dada.

4.      Kehamilan dan menyusui.

5.      Kemunculan tumor di kelenjar hipofisis sehingga menyebabkan hiperpituitarisme.

6.      Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme).

7.      Penyakit ginjal

Gejala Prolaktinoma

Prolactinoma dapat terjadi tanpa disertai gejala. Gejala baru muncul jika kadar hormon prolaktin di dalam darah berlebihan atau terjadi tekanan pada jaringan di sekitar tumor. Gejala yang umum terjadi meliputi :

1.      Sakit kepala

2.      Mual dan muntah.

3.      Kelelahan

4.      Nyeri atau tekanan di daerah wajah.

5.      Gangguan penglihatan

6.      Penciuman terganggu

7.      Tulang menjadi rapuh.

8.      Penurunan gairah seksual.

9.      Masalah kesuburan

Selain gejala umum di atas, terdapat juga gejala prolaktinoma yang spesifik dirasakan oleh pria atau wanita. Gejala prolaktinoma pada wanita antara lain :

1.      Sakit saat berhubungan intim akibat vagina kering.

2.      Menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak haid (amenorrhea).

3.      Produksi ASI saat tidak sedang menyusui.

4.      Timbul jerawat dan hirsutisme.

Tanda-tanda prolaktinoma cenderung lebih cepat diketahui pada wanita, misalnya saat terjadi perubahan pada pola menstruasi. Oleh sebab itu, prolaktinoma pada wanita lebih bisa terdeteksi saat ukurannya masih kecil.

Berbeda dengan wanita, pria sering kali baru menyadari kemunculan prolaktinoma saat tumor sudah membesar. Beberapa gejala prolaktinoma pada pria adalah :

1.      Gangguan ereksi

2.      Pertumbuhan rambut tubuh dan wajah berkurang.

3.      Pembesaran payudara (ginekomastia).

Kapan Harus ke Dokter

Prolaktinoma dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, oleh sebab itu lakukan pemeriksaan kehamilan rutin guna memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan, serta mencegah terjadinya komplikasi.

Berikut adalah jadwal pemeriksaan kehamilan yang disarankan :

1.      Satu bulan sekali sebelum minggu ke-28.

2.      Dua minggu sekali pada minggu ke 28-35.

3.      Satu minggu sekali pada minggu ke-36 dan hingga melahirkan.

Pemeriksaan lebih rutin perlu dilakukan jika menderita kondisi kesehatan khusus atau pernah mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya.

Pemeriksaan Prolaktinoma

Dalam mendiagnosis prolaktinoma, dokter akan menelusuri gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yang meliputi :

1.      Pemeriksaan mata, untuk mengetahui apakah tumor yang tumbuh di kelenjar hipofisis menyebabkan gangguan penglihatan atau tidak.

2.      Pemindaian otak, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi otak, serta ukuran dan lokasi tumor di kelenjar hipofisis.

3.      Tes darah, untuk mengukur kadar prolaktin dan hormon lain yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis.

 

Referensi :

Artur HP. Mawuntu. 2018. Terapi Bromocriptine pada Prolaktinoma yang Telah Meluas ke Ektrasela. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.

Varlamov, E., Hinojosa-Amaya, J., & Fleseriu, M. 2020. Magnetic Resonance Imaging in the Management of Prolactinomas; A review of the Evidence. Pituitary.

Zamanipoor Najafabadi, A. et al. 2020. Surgery as a Viable Alternative First-line Treatment for Prolactinoma Patients : a Systematic Review and Meta-analysis. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 105(3), pp. e32-e41.

American Cancer Society. 2017. Cancer A-Z. Can Pituitary Tumors Be Prevented?

National Institute of Health. 2021. National Library of Medicine. Prolactinoma.

National Institute of Health. 2019. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Prolactinoma.

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Prolactinoma.