Kamis, 08 September 2022 14:31 WIB

Periode Pembentukan Kemandirian Anak

Responsive image
857
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Kemandirian tidak dapat diselesaikan pada setiap tahap kehidupan, tetapi berkembang lebih lanjut pada setiap tahap perkembangan individu. Menurut Ericsson Theory of Psychosocial Development (Hurlock, 2015), kemandirian mulai tampak pada anak usia 18 bulan sampai 3 tahun (bayi). Pada titik ini,  anak mulai mengembangkan kontrol diri atas kontrol eksternal (misalnya, orang tua). Dia mulai melakukan apa yang ingin dia lakukan dan mengatakan tidak pada apa yang tidak ingin dia lakukan. Kemandirian  menjadi perhatian utama  remaja ketika terjadi perubahan sosial, fisik, dan kognitif pada masa remaja (Hurlock, 2014). Otonomi remaja sudah melibatkan kognisi yang lebih besar ketika otonomi anak menekankan aspek perilaku pada masa bayi. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan masalah sosial, moral dan etika.

Teori  perkembangan kognitif Piaget, remaja berada pada tahap perilaku formal dan mapan antara usia 15 dan 20  (Conger,J.J, 2011). Kemampuan berpikir remaja menjadi lebih abstrak, ideal dan logis. Ia dapat membedakan dan mendiskusikan hal-hal abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebebasan (Dacey & Travers, 2012). Ketika kemampuan Anda untuk berpikir abstrak meningkat, Anda dapat melihat perspektif orang lain, membuat kesimpulan yang lebih baik, melihat hasil dari kebijakan perilaku alternatif, dan lebih efektif menimbang pendapat dan saran orang lain. Anda dapat membuat keputusan  sendiri (Hurlock, 2015).  

Remaja mengembangkan identitas diri yang memiliki kekuatan untuk membentuk kehidupan mereka dan merasa perlu untuk mendefinisikan diri mereka sendiri dan tujuan mereka (Dacey & Travers, 2012). Namun keinginan tersebut tidak dapat terjadi secara konsisten dalam semua aspek kehidupannya. Hurlock (2014) menyatakan bahwa banyak remaja menginginkan kemandirian, tetapi mereka juga menginginkan dan membutuhkan rasa aman yang berasal dari ketergantungan emosional mereka pada orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja masih membutuhkan bimbingan dan dukungan orang tua dalam mengambil keputusan tentang rencana masa depan dan hal-hal penting dalam hidup. Orang-orang muda biasanya menerima dukungan keuangan dari orang tua mereka. Hal-hal ini menghalangi remaja untuk benar-benar bebas  dari orang tuanya. Dia juga berkewajiban untuk mematuhi aturan dan persyaratan orang tuanya. Keinginan remaja untuk mengatur hidup mereka bertentangan dengan rasa tanggung jawab orang tua mereka untuk  perkembangan anak mereka (Conger,J.J, 2011). Konflik yang terjadi sering terjadi dalam kehidupan  remaja. Dalam waktu dekat, kemandirian akan kembali menjadi perhatian di masa dewasa muda (Dacey & Travers, 2012). Pada titik ini, kebanyakan orang meninggalkan rumah dan menghadapi dunia luar dengan caranya sendiri. Mereka juga memiliki peran dan aktivitas yang lebih banyak dari sebelumnya (Hurlock, 2014).

 Belajar di tingkat yang lebih tinggi, belajar di luar kota, bekerja,  membangun kehidupan keluarga. Peran dan aktivitas ini mau tidak mau berasumsi bahwa dia akan menjadi orang yang dapat bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilainya, orang yang mandiri. Di masa dewasa muda, individu berusaha untuk membangun diri mereka sendiri di dunia orang dewasa. Ia berusaha menciptakan struktur kehidupan yang stabil, tetap terbuka untuk sebanyak mungkin kemungkinan. Keinginan hidupnya mulai terbentuk dan ia mulai membangun mimpi. Dia membentuk identitas kerja dan belajar untuk berhubungan dengan lawan jenis sebagai teman, pasangan, dan pasangan intim (Hurlock, 2015). Kemandirian yang diperoleh pada masa remaja  memudahkan  dewasa muda  menghadapi tuntutan kemandirian pada masa ini. Dengan kata lain, individu yang  mandiri sepenuhnya pada masa remaja dapat diharapkan cukup mandiri pada masa remaja dan dewasanya. Shaffer (2012) menyatakan bahwa begitu tugas diselesaikan pada setiap tahap perkembangan, tugas itu menjadi siap dan dapat beradaptasi. Tugas pengembangan selanjutnya lebih sulit. Hal ini dikarenakan perkembangan psikologis pada setiap tahap perkembangan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tahap-tahap perkembangan selanjutnya (Hurlock, 2015)

 

Referensi:

Conger,J.J. (2011). Adolescent and youth:Psychology development in a charging world. New York: Harper Collins Publishers

Dacey & Travers (2012). Adolescent development and behaviour. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Hurlock (2014). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga

Hurlock (2015). Perkembangan anak jilid 2. Jakarta: Erlangga

Shaffer.(2012).Child development.New York: Allyn&Bacon

Sumber gambar: matematicasievg.files.wordpress.com